Sabtu, 17 November 2012

Negeri dengan seribu cerita lirih,



Resensi buku pengantin-pengantin Al-Quds.


  
Judul buku : Pengantin-pengantin Al-Quds.
Penerbit      : Pro-u Media 
Penulis        : Akhi Dirman Al-Amin DKK
Genre          : Kumpulan cerpen tentang palestina.


Lukisan rasa apa saat kita dihadapkan pada sebuah nama palestina ? negeri sengketa, tanah suci Al-Aqsha dan pijakan yang pernah di huni ribuan Nabi.

Sebuah luka yang menganga. Yang pada faktanya sangat terlihat dalam kamera dunia. Tentang kemanusiaan yang di injak-injak dengan tawa. Tentang mata api bocah-bocah yang tanpa ampun juga menjadi tumbal berbagai agresi militer tentara-tentara berseragam dan bersenjata lengkap.

Isyarat gencatan senjata dan berbagai perjanjian yang akhirnya dilanggar dengan mudah. Menyisakan semangat yang terkadang membuat alam bawah sadar kita berdecak takjub. Syahid selalu saja menjadi impian para pemuda, orang tua, bahkan anak-anak yang memaksa diri menjadi dewasa karena melihat kecamuk perang dan sekian warna penindasan.

Iya, sekali lagi jika di tanyakan apa lukisan rasa hati saat dihadapkan sebuah nama negeri -palestina-? Nasib-nasib yang tragis, dramatis, miris dan entah apalagi...



Terlalu sering tanya dan kenyataan itu di perdengarkan. Saat kotak-kotak amal menyapa serta banyak buku dan acara-acara TV membahasnya. Hingga kadang semua itu terasa ‘biasa’. Ah... tidak usah lah mengelak. Terkadang jika sedang booming berita agresi israel dan perjuangan pedih penduduk palestina, lahir tanggapan bernada bosan dan jengah.. “Ah biasa, maklumlah palestina.. ya ceritanya selalu begitu...”
Saat ungkapan fakta itu tak lagi mengetuk jiwa. Belum lagi taburan fiksi-fiksi dengan tajuk palestina, kisah memilukan yang memeras air mata. Kisah perjuangan yang meledakkan getir-getir di dada.

Tahukah anda? sesungguhnya kisah mereka lebih getir daripada sekedar fiksi. Perjuangan mereka lebih kuat dari pada goresan puisi. Sementara racikan fiksi dan puisi yang mengangkat kisah mereka adalah wujud peduli para perangkai pena untuk saudara di Palestina. Sebuah usaha agar hati siapa saja yang membacanya mampu merasa iri, iri pada penghuni negri Nabi yang lebih dekat pada aroma bunga syurga dan berlomba memetiknya.

Kisah itu akan terus bergulir. Tentang anak-anak yang dadanya tertembus peluru, tercabik bubuk mesiu dan penduduk yang berlarian menghindari serangan membabi buta para serdadu. Zionis dan yahudi tetap menganggap darah mereka paling suci dan selainnya tak lebih hina daripada seekor kuda, mereka tetap menganggap diri mereka ‘mengambil’ tanah yang dijanjikan dengan cara apapun yang mereka anggap ‘benar’. Dunia merekam, mewartakan dan disaksikan berjuta saudara yang lumpuh dan diam.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : hari qiyamat tidak akan terjadi sehingga kaum muslimin memerangi kaum yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka. Sehingga orang-orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka batu dan pohon itu berkata: “ Wahai muslim, wahai hamba Allah.. ini ada Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah bunuhlah dia!.. kecuali pohon gharqad, karena pohon tersebut diantara pohon-pohon(yang ditanam) orang yahudi” (HR Muslim).

Pengantin-pengantin Al-Quds adalah sehimpun cerita-cerita pendek tentang palestina.
Menjemput rindu mengisahkan tentang anak-anak yang merindukan syurga, ribuan anak-anak yang Hafidz Qur’an, sepenggal kisah dalam jeda perjuangan mereka.
Mahar Al-quds menceritakan sisi lain tak terduga dari sebuah ritme perjuangan. tentang penghianatan dan impian kebebasan yang masih terkunci dalam lelap.
Hantu bersayap, penjarah raga, mahar dari Al-Quds, roti berlapis air mata hingga pekik para bisu adalah deretan judul-judul yang mewarnai buku bersampul putih itu.
Dan dengan epilog sebuah puisi tentang cemburu :
...................
Aku cemburu padamu Palestina
Di negrimu, bocah-bocah kecil menjelma tentara
Yang tak gentar melontarkan batu-batu
Pada pasukan israel beramunisi dan bermesiu
“Jadi aku tak akan merasa iba pada mereka”

Sementara di negriku, para bocah masih sibuk merajuk

Aku cemburu padamu Palestina
Di bumimu, setiap wanita merindu dengan gelisah
Pada janin yang akan lahir dari rahim mereka
Karena kelak ia yang akan jadi pembela
“Jadi aku tak cemas mereka akan kekurangan kasih sayang”

Sementara di negeriku, janin-janin dicerabut tanpa dosa karena hadir diluar nikah.
............
Jangan pernah bosan berpikir dan berbuat untuk Palestina. Lewat fiksi, buku ini berusaha mengajak kita kembali mengetuk nurani, mengajak cemburu pada mereka yang dekat dengan wangi syurga.
 *** 

1 komentar:

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...