Resensi buku pengantin-pengantin
Al-Quds.
Judul buku : Pengantin-pengantin Al-Quds.
Penerbit : Pro-u Media
Penulis : Akhi Dirman Al-Amin DKK
Genre : Kumpulan cerpen tentang palestina.
Lukisan
rasa apa saat kita dihadapkan pada sebuah nama palestina ? negeri sengketa,
tanah suci Al-Aqsha dan pijakan yang pernah di huni ribuan Nabi.
Sebuah
luka yang menganga. Yang pada faktanya sangat terlihat dalam kamera dunia. Tentang
kemanusiaan yang di injak-injak dengan tawa. Tentang mata api bocah-bocah yang
tanpa ampun juga menjadi tumbal berbagai agresi militer tentara-tentara
berseragam dan bersenjata lengkap.
Isyarat
gencatan senjata dan berbagai perjanjian yang akhirnya dilanggar dengan mudah. Menyisakan
semangat yang terkadang membuat alam bawah sadar kita berdecak takjub. Syahid
selalu saja menjadi impian para pemuda, orang tua, bahkan anak-anak yang
memaksa diri menjadi dewasa karena melihat kecamuk perang dan sekian warna
penindasan.
Iya,
sekali lagi jika di tanyakan apa lukisan rasa hati saat dihadapkan sebuah nama
negeri -palestina-? Nasib-nasib yang tragis, dramatis, miris dan entah
apalagi...
Terlalu
sering tanya dan kenyataan itu di perdengarkan. Saat kotak-kotak amal menyapa
serta banyak buku dan acara-acara TV membahasnya. Hingga kadang semua itu
terasa ‘biasa’. Ah... tidak usah lah mengelak. Terkadang jika sedang booming
berita agresi israel dan perjuangan pedih penduduk palestina, lahir tanggapan
bernada bosan dan jengah.. “Ah biasa, maklumlah palestina.. ya ceritanya selalu
begitu...”
Saat
ungkapan fakta itu tak lagi mengetuk jiwa. Belum lagi taburan fiksi-fiksi
dengan tajuk palestina, kisah memilukan yang memeras air mata. Kisah perjuangan
yang meledakkan getir-getir di dada.
Tahukah
anda? sesungguhnya kisah mereka lebih getir daripada sekedar fiksi. Perjuangan
mereka lebih kuat dari pada goresan puisi. Sementara racikan fiksi dan puisi yang
mengangkat kisah mereka adalah wujud peduli para perangkai pena untuk saudara
di Palestina. Sebuah usaha agar hati siapa saja yang membacanya mampu merasa
iri, iri pada penghuni negri Nabi yang lebih dekat pada aroma bunga syurga dan
berlomba memetiknya.
Kisah
itu akan terus bergulir. Tentang anak-anak yang dadanya tertembus peluru,
tercabik bubuk mesiu dan penduduk yang berlarian menghindari serangan membabi
buta para serdadu. Zionis dan yahudi tetap menganggap darah mereka paling suci
dan selainnya tak lebih hina daripada seekor kuda, mereka tetap menganggap diri
mereka ‘mengambil’ tanah yang dijanjikan dengan cara apapun yang mereka anggap
‘benar’. Dunia merekam, mewartakan dan disaksikan berjuta saudara yang lumpuh
dan diam.
Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : hari qiyamat tidak akan
terjadi sehingga kaum muslimin memerangi kaum yahudi lalu kaum muslimin
membunuh mereka. Sehingga orang-orang yahudi bersembunyi di balik batu dan
pohon. Maka batu dan pohon itu berkata: “ Wahai muslim, wahai hamba Allah.. ini
ada Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah bunuhlah dia!.. kecuali pohon
gharqad, karena pohon tersebut diantara pohon-pohon(yang ditanam) orang yahudi”
(HR Muslim).
Pengantin-pengantin
Al-Quds adalah sehimpun cerita-cerita pendek tentang palestina.
Menjemput
rindu mengisahkan tentang anak-anak yang merindukan syurga, ribuan anak-anak
yang Hafidz Qur’an, sepenggal kisah dalam jeda perjuangan mereka.
Mahar
Al-quds menceritakan sisi lain tak terduga dari sebuah ritme perjuangan.
tentang penghianatan dan impian kebebasan yang masih terkunci dalam lelap.
Hantu
bersayap, penjarah raga, mahar dari Al-Quds, roti berlapis air mata hingga
pekik para bisu adalah deretan judul-judul yang mewarnai buku bersampul putih
itu.
Dan dengan
epilog sebuah puisi tentang cemburu :
...................
Aku
cemburu padamu Palestina
Di
negrimu, bocah-bocah kecil menjelma tentara
Yang
tak gentar melontarkan batu-batu
Pada
pasukan israel beramunisi dan bermesiu
“Jadi
aku tak akan merasa iba pada mereka”
Sementara
di negriku, para bocah masih sibuk merajuk
Aku
cemburu padamu Palestina
Di
bumimu, setiap wanita merindu dengan gelisah
Pada
janin yang akan lahir dari rahim mereka
Karena
kelak ia yang akan jadi pembela
“Jadi
aku tak cemas mereka akan kekurangan kasih sayang”
Sementara
di negeriku, janin-janin dicerabut tanpa dosa karena hadir diluar nikah.
............
Jangan
pernah bosan berpikir dan berbuat untuk Palestina. Lewat fiksi, buku ini
berusaha mengajak kita kembali mengetuk nurani, mengajak cemburu pada mereka
yang dekat dengan wangi syurga.
***
Allahu'akbar ...
BalasHapus