Rabu, 14 November 2012

Andai jadi ketua KPK. Hmm....

Postingan juga bisa dibaca disini : http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/717/Aris%20sayyidatul%20ilmi.html

Tindakan KKN terkadang bukan karena niat jahat si pelaku. Namun bisa jadi orang yang asalnya jujur dan bersih ikut tercebur dalam jerat iming-iming hasil korupsi. Kata mereka itu semua karena tuntutan biaya hidup. Duuh, padahal jika dicermati dengan lebih seksama yang dimaksud dengan ‘biaya hidup’ itu tidak lain cuma tentang gaya hidup. Dengan gaji asli yang sebenarnya cukup namun istri dan anak yang ingin meningkat taraf sosial sedikit demi sedikit menuju tangga sosialita, produk-produk branded yang menjadi tuntutan pemenuhan kebutuhan, ya mana pernah cukup?

Hmm, berarti jika kebanyakan sebab awal dari tindak KKN adalah karena tuntutan gaya hidup. Alangkah baiknya digalakkan slogan hidup qona’ah pada setiap keluarga, kata orang jawa yaitu nriman ing pandum. Yang menjadi orang tua hendaknya membiasakan anak-anak untuk hidup sederhana. Misalnya saja membeli sepatu atau, jika 2 atau 3 sudah cukup maka tahan diri, jangan membeli lagi meski berderetan sepatu-sepatu lucu menarik hati untuk sekedar dikoleksi. Kemudian jika barang yang harganya standar sudah layak dan berkwalitas, janganlah memaksakan diri memburu barang branded yang harganya ‘tidak masuk akal’. (setidaknya menurut opini saya, tas seharga lebih dari angka jutaan itu tidak masuk akal)

Nriman ing pandum itu adalah sikap menerima apa yang telah sah dan legal menjadi kepunyaannya. Berusaha menikmati dan bahagia dengan apa yang jelas-jelas menjadi miliknya. Tanpa memaksakan diri berjuang lebih keras, menerjang batas-batas hitam dan putih yang telah digariskan hukum Tuhan maupun pemerintah.

Ough, seandainya saya menjadi ketua KPK, rasanya memang tidak mudah. Namun apa salahnya berusaha memulai dari yang paling sederhana, dari diri sendiri. Selain berusaha menjaga diri untuk hidup bersih dari KKN dan berusaha mempraktekkan teori tentang sikap qona’ah, juga mengajak keluarga, kerabat teman sahabat dan sebanyak mungkin ummat. Lewat tulisan dan lewat ucapan dan apa saja.
Maka hasil dari semua itu bisa jadi adalah : jika posisi menjadi istri atau anak, maka tidak akan merongrong suami memenuhi kemauannya sehingga membuat ia gelap mata menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dana cepat memenuhi tuntutan keluarga. Jika posisi menjadi suami atau ayah, maka akan mengajak, menasehati, dan membimbing keluarga untuk hidup penuh syukur dan menikmati apa sudah dimiliki. Bukan tidak mungkin bahwa cara tersebut akan mengurangi praktek-praktek KKN yang sudah semakin menggurita di negeri ini.
*** 


Catatan : menulis ini selain untuk ikut even juga sebagai pengingat diri sendiri ditengah kehidupan yang semakin banyak godaan produk-produk menarik dan kemudahan belanja. Mari berusaha mempraktekkan teori hidup sederhana dan penuh syukur...

Info lombanya silahkan klik DISINI.


2 komentar:

  1. sukses bwt kontesnya....

    kunjungan perdana n slm kenal yaa bund :)"

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih kunjungannya ya :), jangan kapok maen2 dimari lagi hehe

      Hapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...