Postingan juga bisa dibaca disini : http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/717/Aris%20sayyidatul%20ilmi.html
Catatan : menulis ini selain untuk ikut even juga sebagai pengingat diri sendiri ditengah kehidupan yang semakin banyak godaan produk-produk menarik dan kemudahan belanja. Mari berusaha mempraktekkan teori hidup sederhana dan penuh syukur...
Info lombanya silahkan klik DISINI.
Tindakan KKN terkadang bukan karena niat jahat si pelaku. Namun
bisa jadi orang yang asalnya jujur dan bersih ikut tercebur dalam jerat
iming-iming hasil korupsi. Kata mereka itu semua karena tuntutan biaya hidup.
Duuh, padahal jika dicermati dengan lebih seksama yang dimaksud dengan ‘biaya
hidup’ itu tidak lain cuma tentang gaya hidup. Dengan gaji asli yang sebenarnya
cukup namun istri dan anak yang ingin meningkat taraf sosial sedikit demi sedikit
menuju tangga sosialita, produk-produk branded yang menjadi tuntutan pemenuhan
kebutuhan, ya mana pernah cukup?
Hmm, berarti jika kebanyakan sebab awal dari tindak KKN adalah
karena tuntutan gaya hidup. Alangkah baiknya digalakkan slogan hidup qona’ah
pada setiap keluarga, kata orang jawa yaitu nriman ing pandum. Yang menjadi
orang tua hendaknya membiasakan anak-anak untuk hidup sederhana. Misalnya saja membeli
sepatu atau, jika 2 atau 3 sudah cukup maka tahan diri, jangan membeli lagi meski berderetan
sepatu-sepatu lucu menarik hati untuk sekedar dikoleksi. Kemudian jika barang
yang harganya standar sudah layak dan berkwalitas, janganlah memaksakan diri
memburu barang branded yang harganya ‘tidak masuk akal’. (setidaknya menurut
opini saya, tas seharga lebih dari angka jutaan itu tidak masuk akal)
Nriman ing pandum itu adalah sikap menerima apa yang
telah sah dan legal menjadi kepunyaannya. Berusaha menikmati dan bahagia dengan
apa yang jelas-jelas menjadi miliknya. Tanpa memaksakan diri berjuang lebih keras, menerjang batas-batas hitam dan putih yang telah digariskan hukum Tuhan
maupun pemerintah.
Ough, seandainya saya menjadi ketua KPK, rasanya memang tidak
mudah. Namun apa salahnya berusaha memulai dari yang paling sederhana, dari diri sendiri. Selain berusaha
menjaga diri untuk hidup bersih dari KKN dan berusaha mempraktekkan teori
tentang sikap qona’ah, juga mengajak keluarga, kerabat teman sahabat dan
sebanyak mungkin ummat. Lewat tulisan dan lewat ucapan dan apa saja.
Maka hasil dari semua itu bisa jadi adalah : jika posisi menjadi
istri atau anak, maka tidak akan merongrong suami memenuhi kemauannya sehingga
membuat ia gelap mata menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dana cepat
memenuhi tuntutan keluarga. Jika posisi menjadi suami atau ayah, maka akan
mengajak, menasehati, dan membimbing keluarga untuk hidup penuh syukur dan
menikmati apa sudah dimiliki. Bukan tidak mungkin bahwa cara tersebut akan
mengurangi praktek-praktek KKN yang sudah semakin menggurita di negeri ini.
***
Catatan : menulis ini selain untuk ikut even juga sebagai pengingat diri sendiri ditengah kehidupan yang semakin banyak godaan produk-produk menarik dan kemudahan belanja. Mari berusaha mempraktekkan teori hidup sederhana dan penuh syukur...
Info lombanya silahkan klik DISINI.
sukses bwt kontesnya....
BalasHapuskunjungan perdana n slm kenal yaa bund :)"
makasih kunjungannya ya :), jangan kapok maen2 dimari lagi hehe
Hapus