Jemari kecil itu,
Dulu suka menggigil ketika tak kupakaikan sarung mungilnya.
Gelambir kulit tipis itu,
Juga akan kedinginan jika tak kubebatkan kain bedongnya.
Kaki-kaki kecil rapuh itu,
Perlu kulatih berbulan-bulan..
Agar kelak bisa menapak,
Kemudian menggambar jejak dengan sempurna.
Kini, saat langkahnya sudah secepat rusa.
Celotehnya mengalahkan kicauan totohua[1].
Saat kulitnya sudah kebal dengan belaian udara senja.
Saat jemarinya sudah bisa memegang dan menarikan sebatang pena...
Tiba-tiba menyelusup rasa..
Ah betapa cepatnya ia bertambah tinggi...
Betapa sebentar lagi ia akan mempunyai lembaran tersendiri...
Mau tak mau dia akan meninggalkanku disini.
Untuk mewarnai kertasnya sendiri.
Oh tidak,
Aku tak boleh lengah...
Sebelum masa itu tiba,
Aku akan mengajaknya memilih warna.
Memberi tahu mana-mana warna yang indah dan berguna untuk karyanya.
Memberi tahu bahwa karyanya kelak akan dinilai oleh sang Pemilik kertas sebenarnya.
Memberi tahu bahwa kertasnya hanya satu, jangan membuat coretan yang tak perlu.
Setelah itu...?
Jikapun nanti dalam kisah kita kelak.
Mau tak mau harus ada jarak...
Antara lembaranku dan lembaranmu.
Jangan lupakan aku, Nak.
Harapanku agar kau selalu berdo'a..
'Semoga Bunda disayang Allah'
***
Footnote :
[1] Totohua adalah nama lain dari burung murai batu dari daerah nias, ia merupakan salah satu burung yang pandai menirukan suara yang ada di sekitarnya ^^ (baru saja dapat setelah baca-baca DISINI).
Tulisan ini diikutkan dalam even persaudaraan blogger nusantara oleh mbak Mubarika Damayanti. Info lengkapnya silahkan klik :
Dulu suka menggigil ketika tak kupakaikan sarung mungilnya.
Gelambir kulit tipis itu,
Juga akan kedinginan jika tak kubebatkan kain bedongnya.
Kaki-kaki kecil rapuh itu,
Perlu kulatih berbulan-bulan..
Agar kelak bisa menapak,
Kemudian menggambar jejak dengan sempurna.
Kini, saat langkahnya sudah secepat rusa.
Celotehnya mengalahkan kicauan totohua[1].
Saat kulitnya sudah kebal dengan belaian udara senja.
Saat jemarinya sudah bisa memegang dan menarikan sebatang pena...
Tiba-tiba menyelusup rasa..
Ah betapa cepatnya ia bertambah tinggi...
Betapa sebentar lagi ia akan mempunyai lembaran tersendiri...
Mau tak mau dia akan meninggalkanku disini.
Untuk mewarnai kertasnya sendiri.
Oh tidak,
Aku tak boleh lengah...
Sebelum masa itu tiba,
Aku akan mengajaknya memilih warna.
Memberi tahu mana-mana warna yang indah dan berguna untuk karyanya.
Memberi tahu bahwa karyanya kelak akan dinilai oleh sang Pemilik kertas sebenarnya.
Memberi tahu bahwa kertasnya hanya satu, jangan membuat coretan yang tak perlu.
Setelah itu...?
Jikapun nanti dalam kisah kita kelak.
Mau tak mau harus ada jarak...
Antara lembaranku dan lembaranmu.
Jangan lupakan aku, Nak.
Harapanku agar kau selalu berdo'a..
'Semoga Bunda disayang Allah'
***
Footnote :
[1] Totohua adalah nama lain dari burung murai batu dari daerah nias, ia merupakan salah satu burung yang pandai menirukan suara yang ada di sekitarnya ^^ (baru saja dapat setelah baca-baca DISINI).
aih2 lucunya.... fotogenic pula
BalasHapusbagus euy puisinya...
BalasHapusmakasiih yg sudah mampir :)
BalasHapus