Dapur merupakan tempat yang sangat penting dalam rumah saya. Karena disanalah semua berawal. Saya memulai memproduksi makanan yang akan memberi nutrisi yang menghasilkan tenaga untuk kami sekeluarga beraktivitas mengisi hari-hari kami.
Rumah kami di kampung sejuk yang terletak di kabupaten Jombang. Masyarakatnya masih banyak yang menggunakan dapur tradisional alias masih memakai tungku kayu. Iya, karena masih banyak kebun yang menghasilkan kayu-kayu kering di sekitar kami. Termasuk saya juga masih memanfaatkan alat masak jadul itu, namun hanya untuk memasak air saja. Air di kampung kami masih jernih dan segar, sehingga saya memutuskan untuk tidak mengkonsumsi air galon mineral, yah sekaligus penghematan lah hehe...
Ini penampakan dapur tradisional alias tungku saya di rumah, foto koleksi pribadi. |
Butuh keahlian khusus untuk menyalakan api di dalam tungku seperti di gambar atas, meskipun sudah menyalakan korek api diatas kayu kering kalau tidak berbakat di.bidang itu terkadang susah menyala dengan suhu yang teratur dan kontinyu. Dan, ssst... sebenarnya saya amat tidak berbakat dengan hal itu, tapi alhamdulillah suami saya yang malah sangat berbakat bahkan hobi menyalakan tungku dan memasakkan air untuk kami sekeluarga (senangnyaa..). Menyenangkan sekali lho kalau cuaca dingin duduk-duduk berdua di depan tungku sambil berhayal sedang di depan perapian di dalam rumah ala eropa hehe. Serasa dunia cuma milik berdua dan semua orang cuman ngontrak hehe...
Untuk memasak nasi saya sudah menggunakan ricecooker. Sedangkan untuk memasak selain air (lauk pauk, kue, cemilan dan semacamnya) dulunya saya menggunakan kompor minyak tanah. Kemudian karena ada program pemerintah mengalihkan minyak tanah ke gas elpiji, saya mendapatkan 2 buah kompor gas pengganti. 1 keluarga sebenarnya diberikan 1 buah, namun kebijaksanaan lain dari desa kami adalah yang punya usaha/pekerjaan yang berhubungan dengan api akan diberikan 1 buah lagi sebagai penunjang profesi. Kebetulan dulu suami masih beternak ayam potong yang ketika ayam masih kecil harus diopen memakai kompor gas untuk menghangatkan ruangan dan suhu badan mereka. Jadi kami dapet 2 deh, suami saya mengutak atiknya sehingga bisa menggunakan 2 kompor dengan satu selang yang menyambung pada 1 tabung gas sehingga untuk tabung gasnya bisa dipakai bergantian. Dan 2 kompor itu masih terpakai sampai sekarang meski sudah berhenti memelihara ayam.
Untuk memasak nasi saya sudah menggunakan ricecooker. Sedangkan untuk memasak selain air (lauk pauk, kue, cemilan dan semacamnya) dulunya saya menggunakan kompor minyak tanah. Kemudian karena ada program pemerintah mengalihkan minyak tanah ke gas elpiji, saya mendapatkan 2 buah kompor gas pengganti. 1 keluarga sebenarnya diberikan 1 buah, namun kebijaksanaan lain dari desa kami adalah yang punya usaha/pekerjaan yang berhubungan dengan api akan diberikan 1 buah lagi sebagai penunjang profesi. Kebetulan dulu suami masih beternak ayam potong yang ketika ayam masih kecil harus diopen memakai kompor gas untuk menghangatkan ruangan dan suhu badan mereka. Jadi kami dapet 2 deh, suami saya mengutak atiknya sehingga bisa menggunakan 2 kompor dengan satu selang yang menyambung pada 1 tabung gas sehingga untuk tabung gasnya bisa dipakai bergantian. Dan 2 kompor itu masih terpakai sampai sekarang meski sudah berhenti memelihara ayam.
Kompor gratisan dari pemerintah, udah agak berkarat tapi masih selalu dipake hehe... gambar koleksi pribadi juga. |
Terkadang saya miris melihat penampakan kompor saya itu. Meskipun saya rajin membersihkannya tapi namanya dimakan usia tetap saja akan menuju kodratnya barang gratisan. Barang gratisan mana mungkin berkualitas super, pasti ya asal bisa dipake saja. Barang tidak berkualitas ya pastinya tidak awet alias cepat rusak. Makanya ingin sekali saya membeli kompor baru buat jaga-jaga kalau kedua kompor itu tiba-tiba harus 'wafat' kehilangan nyawa alias daya gunanya.
Jadi sembari menabung mengumpulkan dana membeli pengganti kompor saya mencari info di internet, tentang kompor yang awet dan berkualitas. Biar bisa menjadi pathner yang setia menemani saya memasak. Karena sejak menikah dan melahirkan anak, saya punya sebuah keinginan untuk mengubah kebiasaan makan 'serba beli' menjadi 'serba bikin sendiri'. Jadi mau tak mau saya harus rajin memasak dan berkreasi supaya memikat selera makan suami dan anak-anak. Maka tentu saja cara paling awal adalah saya harus mencintai dapur. Kata orang setiap pekerjaan jika sudah dicintai makan akan menjadi terasa mudah dan menyenangkan.
Hmm.. biarpun saya tinggal di kampung, tapi nggak pengen lah seperti katak dalam tempurung. Karena tekhnologi yang seolah sudah menyebar keseluruh penjuru negeri termasuk pelosok-pelosok, saya sekarang sudah bisa menikmati fasilitas internet sehingga bisa melek informasi tentang apapun. Dengan netbook mini hadiah dari suami, dan juga modem yang tak pernah telat ia mengisinya (matur suwun ya kangmas^^) saya bisa mempunyai akun facebook, kompasiana dan juga mempunyai blog. Saya lumayan sering memanfaatkan jejaring maya itu untuk berbagi pengalaman dengan menuliskannya di note atau postingan blog dan kompasiana.
Kebetulan kemarin saya mendapat info tentang lomba menulis tentang MODENA dari sebuah grup menulis khusus ibu ibu di IIDN. Jujur saja saya masih asing mendengar nama produk modena, maklum kampung hehe.. namun setelah saya telusuri lewat google ternyata produk MODENA INDONESIA itu sudah hadir sejak tahun 1081, untuk menunjang gaya hidup masyarakat modern indonesia. Memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para penggunanya, menerapkan tekhnologi terkini dan ramah lingkungan sehingga menciptakan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Dan ternyata produk itu sudah sering saya lihat di layar kaca ketika acara masak, master chef atau ala chefnya mbak yu Farah Quinn.. *tepok jidat* WOW, ternyata emang modena indonesia lah yang menjadi sponsor utama ajang lomba memasak master chef yang mengubah paradigma banyak orang tentang memasak. Dulu banyak yang menganggap memasak itu kucel dan tidak menyenangkan, setelah ada acara master chef seolah tercipta pandangan bahwa bisa memasak itu super keren.
Saya berlanjut bilang WOW saat menemukan fakta semua produk modena dirancang dan disesuaikan dengan keadaan lingkungan indonesia misalnya terhadap fluktuasi tegangan listrik, karat, gangguan tikus dan lain sebagainya.
Saya melihat kompor tanam Modena seri Built-in hob yang diluncurkan tahun 2010.
Gambar berasal dari SINI. |
Lagi-lagi nggak tahan buat bilang WOW. Produk seri itu menjawab kebutuhan dapur yang serba praktis tapi terlihat gaya. Sudah gitu yang terpenting adalam jaminan keamanannya. Ada child lock gas untuk mencegah anak-anak menghidupkan gas sembarangan. Kemudian ada pula pengaman untuk mencegah kebocoran gas, dimana jika terdeteksi kebocoran gas maka kompor akan mati dengan sendirinya. Pas sekali dengan angan-angan saya, soalnya anak-anak saya si Fahri dan Zahra mulai suka ikut berkecimpung di dapur. Mereka ingin terjun memasak sendiri layaknya koki cilik.
Lihat tuh...
Ga mau dibantu deh kalau sudah begini.. |
Ada lagi plano series dengan desain 'flush'. Nggak tahu ya apaan itu desain 'flush'? hehe.. (sok pinter saya nih ^^V)... itu lho desain kompor tanam yang mana penampang tungku tidak menonjol ke atas alias sama dengan ketinggian meja dapur. Jadi keunggulannya kalau masakan matang enggak usah mindah pake ngangkat cukup mindah geser, ngurangin tenaga gitu lah. Keunggulan yang lain dari seri tersebut adalah tiga lingkaran nyala api berfungsi memaksimalkan kerja kompor. Jadi kalau masak lebih cepet matengnya daripada kompor biasa. Tatakan tungkunya juga terbuat dari besi baja cor sesuai standar kompor juru masak profesional, jadi akan jauh banget bedanya sama kompor gratisan dari kelurahan yang saya saya punya tadi. Kompor ini dilengkapi dengan gas safety device yang dilengkapi thermocouple. Alat tersebut berfungsi sebagai sensor pengaman yang secara otomatis akan menghentikan suplai gas seketika setelah api padam secara tidak disengaja. Materi stainless steel di seluruh permukaan platnya juga menjadikannya tahan karat.
Gambar mengambil dari SINI. Ini lho yang dinamakan desain flush, tampak permukaan kompor sama rata dengan meja dapurnya. |
Valido WP 600, mesin cuci piring nih... Gambar berasal dari SINI. |
Jadi boleh dong saya berangan-angan, menyusun rencana buat mengubah dapur saya dari yang seperti ini...
Menjadi seperti ini....
Gambar berasal dari SINI... kitchen setnya lengkap, menawan dan bikin jatuh hati bangeeet... |
Bukankah bermimpi itu enggak harus bayar? Yang penting terus menabung dan faham betul kualitas barang yang diincar, saya dan suami sepakat untuk membeli sesuatu lebih baik sekalian yang awet dan tahan lama, soal harga yang bisa dibilang enggak murah, kami yakin pasti sesuai dengan kualitas yang dijanjikan. Pepatah jawa bilang 'ono rego ono rupo' artinya ada harga pasti ada kwalitas. Jadi tetap menguntungkan membeli barang yang awet dan bisa dipakai dalam waktu yang lama (yang kemarin kan gratisan hehe..). Maka, saya yakin suatu hari saya akan berjodoh dengan pathner dapur yang sudah pasti akan membuat saya jatuh cinta dan betah bersamanya berlama-lama.
Info dari teman blogger yang juga bermanfaat buat saya adalah, ternyata modena juga punya klub memasak. Yang mana disana adalah tempat ngumpul orang-orang yang suka masak dan ilmu baru dalam resep masakan yang dibagi gratis. Nama fanspagenya adalah Modena cooking club. Bakal sering-sering mampir kesana deh buat nyari inspirasi memasak buat keluarga. Secara saya sudah suka memasak namun terkadang suka bingung saat mulai bosan dengan menu yang berputar itu-itu saja. Saya selalu membutuhkan penyegaran resep-resep kreatif terbaru untuk variasi.
Oh iya, tadi saya sudah cerita bukan, kalau saya sering menulis di note FB dan memosting di blog. Share pengalaman itu termasuk tentang memasak lho. Saya menamai dengan lebel koki rumahan (resep2 murah meriah). Terkadang resep hasil improvisasi saya sendiri saat di dapur, mencoba resep yang saya lihat di TV, atau di internet namun mengganti beberapa bahannya dengan bahan yang mudah dicari di sekitar saya namakan sebagai improvisasai memasak yang kemudian menciptakan kreasi terbaru ala saya. Terkadang saya juga memosting resep tradisional dari kampung saya, kadang suka dianggap unik oleh teman-teman blogger yang berkunjung. Yang jadul kan biasanya jadi langka dan kembali dicari, jadi enggak heran postingan resep saya lebih ramai dikunjungi daripada postingan yang lain. Jadi kalau nanti impian saya punya modena sudah tercapai kan jadi enak aplod foto-foto proses memasaknya, enggak malu-maluin lagi gitu loh. Kan kompornya kereeeen kayak di tipi tipi hehe. Bisa-bisa entar yang baca berkomen begini : 'ini blognya mbak Binta apa Farah Quenn ya?" wkwkwkw Ngigau sebentar.
Ups sepertinya sudah sangat panjang saya nulisnya nih. Ditutup aja ya, semakin panjang semakin gak jelas sih hehe... Inti dari semuanya adalah, saya punya mimpi dan sedang dalam tahap merambat mewujudkannya. Doakan yaaa..
***
Refrensi :
1) http://food.detik.com/read/2010/04/29/162611/1347980/294/peluncuran-seri-built-in-hob-yang-elegan
2) http://food.detik.com/read/2012/01/12/161420/1813985/296/modena-hadirkan-kompor-tanam-flush-pertama-di-indonesia
3) https://www.facebook.com/MODENACookingClub
4) https://www.facebook.com/ModenaIndonesia?fref=ts
Waaaah..sukaaaa bacanya mbak binta. Tulisannya jujur dan apa adanya, itu yang bikin aku suka. Semoga tulisan mbak binta menang deh. Aamiin...
BalasHapusEhhh ada kak eqy..... Sayah jugah sukak
HapusSemoga mimpinya segera terwujud ya mbak :) di rumah mertua di Madiun juga masih ada pawon tungku ^_^
BalasHapusbrrti di madiun sm msh kampung kayak disini mbak hehe.. makasih doanya :)
HapusAamiin, semoga mimpinya segera terwujud ya mba..
BalasHapusamin...semoga terwujud
HapusAaamiin... :)
BalasHapusSemoga mimpinya terwujud ya mba.. :)
aamiin.mari kita bermimpi mbak binta, dan semoga Allah memeluk mimpi kita.aamiin.:D.
BalasHapusBaguuus, mba Binta...
BalasHapusamiiin atas semua doanya.. heuheu, makasih atas kunjungannya dan sdh bersedia baca ya teman2 lop u all :)
BalasHapusmari kita sama2 bermimpi mba mumpung ga bayar, tp jgn lupa utk bangun lagi lho ya...hehehe
BalasHapushehe iya mbak :)
HapusGutlak yah Mbak Binta, semoga mimpinya terwujud ^_^
BalasHapusamiin, makasih sdh mampir mbak oci :)
HapusSemoga mimpinya jd nyata, bagus idenya (y)
BalasHapusamiin.. makasih mbak arin :)
Hapuskompor gratisannya kok ada 2, hayoooo...hehe :D
BalasHapus(mf salah fokus) :D
wah mbak sri gak baca yaaaa... kan sdh sy critakan kalau kita dulu beternak, punya usaha yg berhubungan dgn api, jd kebijakan keluraha dpt 1 lg sbagai tunjangan profesi hehe
Hapustapi makasih sdh mampir :)
HapusGaya tulisan mba Binta yang jujur dan apa adanya. Semoga menang ya.. :)
BalasHapusamiiin.. makasih sdh mampir mbak rini :)
Hapuskok aku ga dapet kompor gratisan ya mbaaa.
BalasHapustulisanya membumi mba. semoga jurinya merasakan kejujuran di dalamnya
amiin atas doanya mbak windi.
Hapusnikahnya barusan siiih, konversi minyak tanah ke gas kan sdh sejak doloe mbaaak hehe.. kan khusus yg udah berkeluarga, tercatat per rumah gt lah :D
Mbaakkk, smg menang yaa... tulisannya ngalir gitu aja, jd nyaman bacanya :)
BalasHapusamiin, makasih ya devina, sudah mampir dan mendoakan :)
HapusDapur saya yg dirumah sewa skrg ini jaauuhhh lebih tak indah dibanding yg dirumah mbak binta, mudah2an sabar bawa berkah ya....:)
BalasHapusiya mbak sabar aja selagi masih bs berdaya guna buat qt..
Hapusmakasih sdh mampir :)