Tahun 2001, saya ingat di pesantren Langitan tempat saya belajar dulu, untuk pertama kalinya pernah mengadakan perhelatan dalam memeriahkan bulan Muharam. Sebuah acara semacam kontes pemilihan putri 'sejagad'. Tentu saja hanya seputar jagad pesantren Langitan. Pemilihan Miss Lantany namanya.
Yang menarik selain peragaan busana dan pertunjukan berbagai macam bakat (bakat yang disesuaikan dengan irama santri pastinya), adalah sesi tanya jawab pada babak penyisihan (yang beberapa scenenya meniru banget dengan acara-acara miss Indonesia dan miss universe, tujuannya sih buat seru-seruan santri dan refreshing tahunan selain lomba-lomba yang biasanya diadakan). Juri kompetisi memberikan pertanyaan "Apa yang anda pilih seandainya diberikan kesempatan terlahir kembali pada kehidupan kedua, menjadi perempuan yang cantik namun tidak pintar, atau sebaliknya? menjadi perempuan pintar tapi tidak cantik alias bodoh?". Saat itu tinggal tersisa 3 finalis. Ternyata dari 3 orang melahirkan 2 macam jawaban.
Jawaban pertama adalah " Saya memilih menjadi perempuan pintar tapi tidak cantik, karena cantik saja tapi tidak punya kepandaian untuk memanfaatkan atau menjaga kecantikannya maka pasti sungguh akan rugi. Dan lagi, zaman sekarang cantik itu bisa diusahakan dengan kosmetik dan seni berdandan.". (jawaban tersebut disampaikan oleh 2 orang finalis).
Jawaban bagus dan lumayan masuk akal.
Jawaban yang kedua
"Saya memilih menjadi perempuan yang cantik namun tidak pintar, alasannya adalah kecerdasan itu bisa didapatkan ketika mau tekun belajar dengan pantang menyerah. Batu besar pun lama-lama akan berlubang karena terus menerus kejatuhan tetesan air. Ketika sudah menggapai kepintaran maka saya bisa mempunyai keduanya, cantik alami (yang bukan polesan) plus pintar".
Wow, jawaban cerdas yang juga masuk akal. Hmmm..
Akhirnya penilaian akhir berada pada hak preogratif para juri. Finalis-finalis yang terpilih kesemuanya cantik, pintar, berbakat dan tingkah laku kesehariannya juga bagus. Ditambah lagi fashion yang penampakannya tak kalah dari putri-putri negeri padang pasir, dengan riasan kru dari masing-masing komplek yang mengirimkan kontingennya, berasa benar-benar meriah panggung pemilihan itu. Semua santri terhibur dan harap-harap cemas menantikan siapakan Miss Lantany pertama yang akan memakai mahkota kehormatan itu.
Dan saya tercenung dengan jawaban yang diberikan oleh 2 finalis diatas. Yang mengatakan bahwa zaman sekarang cantik itu bisa diusahakan dengan kosmetik dan seni berdandan. Faktanya sekarang, saya melihat sendiri, memang benarlah demikian. Wajah biasa-biasa saja bisa dipermak, dimake-over dan disulap menjadi cantik memukau. Ini sering kali tampak di TV ketika menjadi artis yang baru muncul wajahnya terlihat standar alias biasa-biasa saja, namun ketika sudah sering tampil rasa-rasanya terlihat makin cantik, kekurangan-kekurangan pada wajahnya bisa disamarkan, kulit bisa menjadi lebih cerah, rambut lebih berkilau, bulu mata lebih lentik bahkan hidung pun bisa tampak lebih mancung (dengan permainan seni make up).
Gambar berasal dari sini.
Dan mayoritas wanita memang diciptakan dengan kecenderungan suka berdandan. Berhias diri dengan pakaian dan juga memperindah anggota tubuhnya secara menyeluruh dengan berbagai cara. Dari ujung rambut hingga ujung kaki merupakan property penting bagi wanita, ketika terlihat sempurna maka akan melahirkan kepuasan tersendiri yang tak terganti dengan materi.
Maka tak heran, salon-salon kecantikan banyak didatangi oleh kaum wanita. Berbagai perawatan dan produk kecantikan pun banyak diburu demi kebutuhan menjaga penampilan. Sehingga imbasnya secara hukum ekonomi adalah, ketika banyak permintaan maka akan semakin meningkat jumlah produksi. Banyak sekali produk-produk kecantikan bertebaran disana-sini, mulai dari yang murah sampai yang paling wah. Dari yang berupa lation, lulur, pembersih cair, penyegar, pelembab, atau juga berupa pil dan kapsul untuk diminum.
Produk-produk kecantikan yang tertata manis di etalase-etalase toko atau swalayan itu terlihat menarik sekali. Kemasannya dibuat sedemikian rupa, iklannya pun gencar di berbagai media dengan percontohan model-model perempuan cantik sebagai penggunanya.
Namun selain mendapati gencarnya promo ternyata kita juga mendapati rumor atau berita burung tentang bahan-bahan kosmetik yang katanya berasal dari barang-barang yang menjijikkan. Pernah ada tetangga di kampung saya yang membudidayakan cacing, setelah ditanyakan cacing itu akan dijual kemana dan untuk apa? ternyata jawabannya adalah, cacing-caing hasil peternakannya tersebut akan dijual untuk diolah menjadi kosmetik. Setelah saya cek info dengan men-search di internet ternyata memang benar bahwa cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
Gambar berasal dari sini.
Kemudian pada majalah Kakilangit[1] edisi 38 juni-juli 2010 saya juga mendapati sebuah artikel yang membahas tentang hukum fiqih. Disana sedang mengulas produk kosmetik yang dibuat dari bahan dasar cicak. Konon bahan dasar yang didatangkan dari pengusaha cicak ini sudah dalam bentuk cicak kering.
Belum lagi berita yang sudah sangat mungkin mendekati fakta adalah kosmetik dengan bahan alkohol.
Fungsi alkohol dalam kosmetika (terutama parfum) pada umumnya adalah sebagai pelarut dan digunakan di luar badan. Penggunaan lemak babi sebagai bahan pembuatan sabun. Dan akhir-akhir ini juga telah diketahui, heparin (sodium heparin) yang sudah diproduksi secara komersial, ternyata berasal dari jaringan mukosa usus babi. Dalam dunia kosmetika, heparin merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan cream untuk nutrisi kulit, cream untuk sekitar mata, produk-produk anti acne dan juga hair tonic. Produk ini diproduksi di China serta diekspor terutama untuk negara Amerika dan Eropa.
Terlepas dari kabar-kabar tersebut fakta atau rumor belaka, kita sebagai muslimah harus punya sikap yang tepat dalam memilih kosmetik. Meskipun naluriah sebagai kaum hawa memang selalu ingin cantik tetapi sebaiknya kita memilih kosmetik yang halal dan baik. Bukankah ngeri dan jijik jika membayangkan apa yang kita oles-oles pada wajah, kita balur pada kulit tangan, kaki dan tubuh itu berasal dari organ tubuh cacing atau cicak? Alangkah baiknya dalam memilih produk kecantikan itu terlebih dahulu mengetahui kredibilitas perusahaan yang memproduksinya. Sehingga kita bisa merasa aman, nyaman dan tenang saat memakainya.
Dan juga yang patut kita perhatikan adalah tentang keseimbangan. Antara fisik dan jiwa, antara jasmani dan rohani. Ketika fisik telah melulu kita poles dengan kosmetik agar meminimalisir penampakan kekurangan dan memaksimalkan penampakan kelebihan, maka jangan lupa seimbangkan kosmetik untuk jiwa dengan akhlaqul karimah dalam berhubungan sesama makhluk dan juga menetapi ibadah dalam hubungan kepada Allah SWT. Bahkan untuk urusan 'kosmetik' jiwa ini harus diusahakan agar tidak hanya sebagai 'penampakan' namun semata berasal dari niat jernih keikhlasan.
Akhirnya ajang kontes putri-putrian ala pesantren itu pun menuju puncak acara yang ditunggu. Setelah beberapa waktu digoda oleh juri dari para Ustadzah dan santriwati senior dengan menunda-nunda pengumuman akhir, beberapa kali santriwati pembawa makhkota seolah berhenti di depan salah satu finalis dan seakan ingin memakaikan mahkota ternyata tidak jadi. Daaaan, terbitlah satu sosok yang ditunggu. Miss Lantany episode pertama yang ternyata jatuh pada kontingen dari komplek E, komplek saya. Dia adalah neng Lu'luil Maknun yang sering disapa dengan neng Nafa karena banyak yang bilang wajahnya mirip artis yang bernama Nafa Urbach (Seseorang yang hingga kini menjadi teman baik saya). Bangga dan senang sekali rasanya. Alhamdulillah, kenangan manis yang tak terlupakan.
Menulis postingan di dalam Blog ini setelah masa itu berlalu 11 tahun lamanya. Subhanallah, sungguh menerbitkan rindu pada pesantren, salah satu sudut bumi yang selalu terpatri di hati sampai kini.
Astaghfirullah min qoulin bila 'amalin. Seperti postingan sebelumnya, selalu saya akhiri dengan mohon ampun jika Apa yang saya tulis belum mampu melakukan, dan berharap semoga dianugarahkan kemampuan untuk bisa melakukannya. Amiiin..
***
Footnote :
[1] Majalah Kakilangit adalah majalah yang diterbitkan oleh santri dan alumni dari Ponpes Langitan, Widang Tuban yang didistribusikan secara nasional. Majalah dakwah yang dipesankan oleh pengasuh yakni Kyai Abdullah Faqih almarhum, agar tidak dimasuki oleh politik dan kepentingan partai-partai tertentu.
Tambahan :
*Akhir pembahasan tentang kosmetik yang berbahan cicak, Di majalah Kakilangit dalam kajian fiqihnya menerangkan : Jika mengikuti pendapat bahwa bangkai cicak hukumnya najis, maka menggunakan kosmetik berbahan cicak tersebut hukumnya boleh dengan syarat bangkainya sudah istihlak (larut) dengan benda lain yang cair sehingga menghilangkan bau, rasa dan warna. Namun jika tidak istihlak maka haram kecuali ada tujuan berobat dengan syarat tidak ditemukan obat suci serta mendapat rekomendasi dari tim medis yang adil. dan bila berpijak pada pendapat yang menyatakan bangaki cicak hukumnya suci seperti qoulnya Imam Al-Qoffal maka boleh secara mutlak (I'anatut Tholibin 1/42&176&175, Raudhotut Tholibin 1/108, Fawaidul Janniyah 2/245-246, Asnal Matholib 7/402, Hasiyah As-Syarwani 4/239&26)
**Tentang kosmetik berbahan alkohol juga terjadi perbedaan pendapat. Ada yang berpendapat bahwa jika kadarnya tidak melebihi 50% maka masih boleh digunakan. Dan ada yang mengharamkan secara mutlak meskipun alkohol akan segera menguap dan tidak terdeteksi lagi (undetectable). Adanya bau dari parfum yang diaplikasikan di pakaian, adalah zat wanginya, bukan alkoholnya (cek web Khilafah untuk lebih lengkapnya).
Maaf hanya mengandalkan ingatan pada sebuah bahtsul masail waktu masih di ponpes beserta mencari bantuan keterangan dari website yang lain.
***Untuk kosmetika cacing juga mohon maaf tidak bisa memberikan keterangan tentang hukum lebih lanjut. Takut salah.
Wallahu a'lam.
Mejeng sebentar bersama Wardah dan Zahra :)
Tulisan ini diikutkan dalam lomba BLOGdetik bekerja sama dengan LPPOM MUI yang mengadakan lomba blog untuk mensosialisasikan Halal Is My Life. Kali ini dengan menggandeng WARDAH, sebagai produk kosmetik yang mendapatkan serifikasi halal pertama kali di Indonesia. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
Mbak Bintaa... aku geli lihat gambar cacingnya ituh! :D sukses ya mba'e aku belum bikin, pingin ikutan ngontes gini tapi sering mumet duluan baca syarat teknisnya hehe emak gatek
BalasHapusayo mbaaak ikuut, emang agak ruwet sih syarat tekhnisnya.. tp ditelateni n dikerjain atu2 akhirnya bisa juga kok :)
HapusHiiii..caciiing...
BalasHapusAlhamdulillah, aku juga udah lama makai Wardah mbak. Tidak semua sih, hanya bedak dan lipstik saja. Udah cocok dan enak makainya. Dan yang terpenting adalah Halal :)
Semoga sukses ya mbak. Aku belum buaaaat, hihihiii....
ayooo mbaak, colek daku ya kalau sdh jadii :)
HapusWow... udah jadi aja nih. Sukses yah Mbak ^_^
BalasHapusmakasih mbak oci.. yuk ikuut ^^
Hapusmbak, ibuku dulu pernah ternak Lumbricus loh, persis fotonya. Katanya memang buat kosmetik. Dan suerrr ... kalau pas panen aku juga ikut memilih dan memilah cacing2nya. Hiiiiii....
BalasHapuswaaaa... dulu jg ada di desaku mbak.. tapi aq ga brani liat.. crita orang2 sih cacingnya gede2 hiiiii..
Hapuskeren banget artikelnya, sampai mengulas sedetil-detilnya. Selamat ya,mbak Binta.
BalasHapusmakasih mbak :)
HapusSelamat ya,mbak Binta artikelnya komplit n detail banget.
BalasHapusmbak binta...tulisannyaasli kerennn...^_^.semoga menang yak.aamiin
BalasHapusamiiin.. makasih mbak anik :))
Hapuswaduh... ada gambar cacingnya... begitu detil... artikel yang keren.
BalasHapusmakasih kunjungannya mbak ade.. mluncur balik ah, belum pernah ke 'rumah' mbak ade kayaknya ^^
Hapusmoga menang mbak bintaaa. iktu ninggalin jejak nih. btw baru ini liat foto aslinya. cantik yo hihi
BalasHapusmbak oci ya? wew pangling hehe.. makasih kunjungannya :))
Hapuswah mba udah bikin postingan ini.... sukses ya mba salam knal :)
BalasHapusmaksih kunjungan n doanya. salam kenal juga :)
BalasHapus