Kamis, 02 Mei 2013

Stop Adegan Mabuk Minuman Keras Dalam Layar Kaca atau Tulisan Fiksi !



Sering melihat tayangan televisi yang berupa adegan mabuk?

Kalau saya, sering sekali. Di tayangan produksi Indonesia maupun luar negeri. Kebanyakan adegannya dramatis menggambarkan seorang tokoh yang putus asa, putus cinta, bisnis hancur karena dicurangi, dan lain-lain. Namun ada juga yang malah menjadi ikon sebuah kehebatan ilmu bela diri. Saya ingat betul serial kungfu Drunken Master (meski perempuan, saat kecil saya penyuka film silat dan kungfu hehehe..) yang pendekarnya menjadi semakin hebat ketika dia mabuk, kungfunya akan menjadi tak terkalahkan seusai meminum segentong tuak. Musuh-musuh dapat dengan mudah dilumpuhkan ketika si pendekar berkungfu dalam keadaan mabuk. Dulu saya dan teman-teman masih sangat belia, bahkan masih terbilang usia anak-anak ikut mengangumi aksi-aksi si pendekar mabuk, mengidolakan bahkan menirukan beberapa gerakannya. Karena unik, lucu dan memang terlihat menarik.

Aksi pendekar mabuk. Gambar berasal dari SINI.

Ada juga di beberapa tayangan digambarkan beradu tanding resistensi tubuh terhadap alkohol. Membuat lomba minum, siapa yang mabuk duluan berarti kalah. Dan juga digambarkan minum-minum tidak hanya sebagai luapan kesedihan namun sebagai hal yang wajar untuk merayakan sesuatu, sebuah pesta dikatakan belum lengkap jika tidak diakhiri minum sampai mabuk. Ckck.. miris.

Kalau pada karya tulis, semisal fiksi, novel, cerpen dan semacamnya? pernah nggak melihat adegan tokoh yang mabuk?

Sekali lagi, jawaban versi saya adalah 'pernah' meskipun tidak sesering adegan dalam layar kaca. Biasanya yang paling sering adalah dramatisasi kejadian frustasi seorang tokoh yang pelariannya ke minuman keras. Atau juga sekedar penampakan gaya hidup tokoh yang tergolong sosialita dan digambarkan wajar saja kalau  hang out di bar atau diskotik dengan ditemani minuman beralkohol (yang dijamin memabukkan).

'Kenapa sih harus memunculkan adegan seperti itu?' tanya hati saya.

'Loh itu kan penggambaran fakta saja.. fakta di kehidupan nyata kan memang begitu' jawaban yang tertera saat saya membaca berbagai berita dari media iformasi.

Menjadi hak para manusia kreatif menuangkan ide cerita dalam fikirannya untuk dituangkan dalam bentuk tayangan layar kaca atau tulisan fiksi. Tapi bercermin pada pengalaman masa kecil saya yang dengan suka ria meniru gerak gerik si pendekar mabuk (pikiran masa kecil saya menganggap jagoan pendekar mabuk itu amat keren), kemudian merangkak naik menjadi abege labil. Sungguh bacaan dan tayangan layar kaca itu amat besar perannya untuk dijadikan inspirasi, untuk ditiru. Bukankah pekerjaan mengolah ide menjadi sebuah tayangan -film, serial, sinetron, telenovela dll- utuh itu ketika dipoles dengan keindahan seni maka akan menjadi sebuah ruang untuk menanamkan pesan tersembunyi?

Dengan sentuhan kreativitas seni maka hasil karya itu biasanya terlihat menjadi 'pembenaran' bagi idealisme atau prinsip hidup penghasil karya (penulis atau sineas). Contohnya saja : tema seks sebelum nikah yang bagi masyarakat timur dan penganut agama islam adalah sesuatu hal yang tabu dan dosa, ketika diracik dalam olahan kata yang manis, berbobot sastra, romantis dan dibumbui alur yang unik plus menarik. Maka ketika dinikmati oleh konsumen bisa saja terinspirasi ikut menjadi sepakat dan merasa wajar-wajar saja dengan seks sebelum menikah. Begitu juga dengan penampakan adegan mabuk dan dibingkai dalam alur yang ditampakkan sebagai sebuah perkara wajar maka bisa menanamkan pemahaman bahwa mabuk itu memang wajar dan tak ada yang salah.

Jadi usul saya nih, Meskipun memunculkan adegan mabuk minuman keras mohon diseting ulang segala sesuatunya agar adegan itu tidak terkesan keren dan wajar-wajar saja. Malah harusnya diseting dengan menampakkan bahwa itu tak baik untuk kesehatan fisik dan juga jiwa. Dikarenakan pemahaman masyarakat saat ini yang sebenarnya sudah mengerti dan mendengar nasehat orang tua (dikatakan sebagai generasi jadul dan tradisional) bahwa mabuk itu bukan hal yang baik, namun ketika digerus habis-habisan oleh trend atau gaya hidup modern yang digambarkan di berbagai media, maka bukan tidak mungkin lama-lama pemahaman itu akan berubah karena sugesti untuk ikut trend lebih kuat dari pada rasio kalkulasi akal dan kepatuhan pada local wisdom (kearifan lokal) dari orang tua dan nenek moyang masing-masing.

Apakah perlu bukti ilmiah kalau minuman keras itu tak baik? ah zaman sekarang gitu loh, cobalah anda ketikkan kata kunci di mesin pencari yang paling pintar! kata kunci "Bahaya minuman keras" niscaya beragam data akan muncul. Mayoritas adalah data bahwa miras dan minol lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya.

Saya cuplik sedkit saja bahayanya minuman keras bagi peminumnya : Organ tubuh manusia yang kelebihan alkohol kebanyakan adalah lebih cepat mengalami kerusakan jantung hati dan otak. Kangker hati mungkin akan menjadi resiko jangka panjang, namun kerusakan otak yang bisa perlahan-lahan itu artinya apa? berarti orang yang kebanyakan minuman keras alias hobi mabuk itu lebih cepat berkurang kepintarannya atau bahasa kasarnya adalah bertambah oon, tulalit dan nggak nyambung (karena otaknya perlahan-lahan rusak).

Gambar berasal dari SINI.


Ada yang bilang minuman keras bisa menutupi perasaan letih, sehingga peminum bisa bekerja diluar batas kemampuan tubuhnya. Ada juga yang meminum alkohol untuk mengusir insomnia atau perasaan sulit tidur. Namun sejatinya tenaga yang didapat itu diambilkan dari tenaga esok harinya, dan untuk mempermudah tidur ternyata pada kelanjutannya malah lebih menganggu tidur.

Ada juga yang beralasan bahwa menjadi peminum ringan atau sedang (bukan peminum kelas berat) akan menjadi aman-aman saja dari gangguan kesehatan. Ternyata pendapat ini juga kurang tepat. Saat Prof Dr Melvin H Knisly dan teman-temannya yang merupakan pakar darah dan keahliannya diakui oleh dunia, berasal dari Medical Unieversity of South carolina (AS) menyatakan hasil penelitian mereka bahwa Alkohol yang masuk kedalam tubuh akan mengentalkan darah manusia, bahkan membentuk gumpalan-gumpalan kecil yang bisa menyumbat pembuluh darah. Akibat dari kejadian itu adalah banyak sel-sel yang mati karena kekurangan oksigen. Jika sel-sel otak yang mati maka tidak akan bisa tergantikan dengan sel baru sebagaiana jaringan-jaringan tubuh yang lain. Jadi selama alkohol masuk ke dalam darah akan tetap berakibat melemahkan ingatan (tetep cocok dengan bahasa kasar oon, tulalit dan nggak nyambung dalam paragraf saya diatas hehe). Dan tetap secara medis menyatakan tak ada namanya 'batas aman' baik sedikit, sedang atau banyak yang diminum oleh anak-anak, remaja atau dewasa ketika semuanya tetap akan menjadi larut dan mengental dalam darah manusia.

Nah soal dramatisasi dalam cerita, pelarian orang putus cinta, putus asa, hancur harapan dan lain sebagainya itu sebenarnya banyak juga kok yang melampiaskan ke kegiatan lain (selain minum di diskotik dengan cambang tidak dicukur dan awut-awutan). Kesedihan kadang ada yang melarikannya dengan makan banyak-banyak, makan sambil nangis membanjir (saya benget hehe^^). Ada juga yang melarikan kesedihan dengan menenggelamkan diri membaca buku, berteriak-teriak di puncak gunung atau diatas gedung pencakar langit. Bukankah itu lebih unik dan variatif? bosen doong kalau lihat film atau novel yang tokohnya ketika merasa hancur itu-itu saja pelariannya.

Dalam penjabaran saya diatas mungkin cuma kekhawatiran terhadap anak-anak dan remaja yang mungkin bisa terinspirasi oleh tayangan-tayangan layar kaca dan tulisan fiksi. Namun penggalakan kesadaran akan bahaya miras (minuman keras) dan minol (minuman beralkohol) itu juga diefektifkan kepada orang dewasa. Sebagai masyarakat yang usia lebih dewasa harusnya menjadi contoh bagi remaja dan anak-anak dibawah umur. Apapun nama dan mereknya, berkelas sosialita atau kelas warung terminal, apapun ketika meminumnya membuat hilang kesadaran maka itu tetap namanya khamr, minuman yang diharamkan bagi umat islam di dunia.

Jadi, dengan mengingat anak cucu kita para penerus laju estafet perjalanan negeri ini,  mohon dengan segala hormat para sineas, para penulis dan juga semua masyarakat yang mengaku dewasa untuk tidak 'menampakkan' mabuk miras dan minol sebagai sesuatu yang wajar apalagi keren.

Perjuangan anak muda penerus bangsa nggak boleh berakhir seperti ini bukan? gambar berasal dari SINI.
Terlebih kepada pihak yang punya power paling kuat dalam menata segala aturan penduduk negeri ini, yaitu pemerintah. Saya harap lebih memperketat pengawasan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), BSF (Badan Sensor Film) dan badan yang berwenang mengatur penerbitan buku lebih menyeleksi kembali adegan-adegan dalam tayangan layar kaca, media cetak atau buku-buku fiksi tak hanya tentang pornografi dan SARA namun juga adegan penampakan mabuk miras dan minol dengan seting yang dianggap wajar. Disamping itu tetap tegas dalam melanjutkan razia-razia miras dengan adil dan merata, tak boleh untuk anak-anak dan remaja tentu saja tak boleh untuk orang dewasa. Tak boleh buat preman jalanan tentu saja tak boleh juga pejabat-pejabat dan orang kaya, tak boleh jualan di warung pinggiran terminal tentu juga tak boleh di diskotik atau kafe-kafe berkelas yang mewah. Jangan pandang bulu dan jangan sampai keduluan sama FPI sehingga membuat susana tambah runyam dan mencekam.

Dan sebagai masyarakat, peran yang bisa kita lakukan adalah mendidik dan terus mensosialisasikan bahaya miras dan minol kepada orang terdekat, teman, kerabat, tetangga dan lain-lain. Namun yang paling utama dan pertama adalah keluarga kita sendiri di rumah. Mari membentengi diri dengan pemahaman agama yang baik dan tetap berdo'a agar terlindung dari godaan miras atau minol. Kenikmatan kecil yang yang akibatnya tak pernah kita duga. Karena diluar kesadaran orang tak akan ingat apa-apa yang dilakukannya, kebanyakan adalah akan diambil kendali oleh hawa nafsu dan bisikan setan. Saat mabuk tak pernah ada faktanya bisa berubah hebat dan menjadi hero seperti si pendekar mabuk dalam drunken master, tapi lebih sering malah akan menjadi penjahat dan pendosa. Berzina, mencuri, bahkan membunuh semua bisa dilakukan dengan mudah dan tanpa sempat ingat atau sejenak mikir karena mabuk sudah hilang akal sama sekali. Na'udzubillah.

Jadi mari bersama kita dukung slogan bang haji Rhoma Irama : MIRASANTIKA... No way!

***

Referensi :
1.http://www.sehatpangkalkaya.com/makanan-minuman/36-dampak-dan-bahaya-minuman-keras-bagi-kesehatan
2. http://www.suriansyah.com/2012/12/bahaya-minuman-beralkohol.html
2. http://ivan-thoughts.blogspot.com/2011/03/legend-of-drunken-master-chia-liang-liu.html.



Tulisan ini diikutkan Lomba Blog #AntiMiras untuk Blogger Indonesia.



4 komentar:

  1. ysh bener jg sih tp kurang seru jdinya hahaha komen back y

    BalasHapus
  2. Aku ingAaaat pendekar mabuk xixixi. Iya mba setuju pake bangets, film2 itu mbok ya lbh kreatif dikit, masa patah hati mabuk, seneng mabok juga, halah.ayo kita perangi miras

    BalasHapus
  3. Yup... kita perangi miras. Gutlak Mbak Binta :)

    BalasHapus
  4. Aku inget film pendekar mabuk itu... Jacky chen..

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...