Dimuat di Konan (Koran anak) Radar Bojonegoro. Minggu 12 mei 2013.
---------------------------------------
Setelah baru saja
dibelikan rautan pensil berbentuk boneka panda
oleh ibunya, Fika kembali merengek minta dibelikan sesuatu yang seperti
punya temannya di sekolah.
“Belikan aku kotak
musik seperti punya Raisa dong , Bu! Fika pengen sekali punya yang seperti
itu..” rengek Fika di ruang kerja ibunya. Ruang kerja yang sekaligus ruang tamu
di rumah mereka. Ibu Fika masih sibuk berkutat dengan mesin jahit dan
lembaran-lembaran kain yang baru diguntingnya sesuai pola.
“Bu.. beliin ya Bu!”
Fika masih saja merengek. Tak peduli dengan kesibukan dan keleahan yang tampak
jelas di wajah ibunya.
“Fika, Ibu sedang tidak
ada uang. Hasil jahitan yang ini buat bayar sekolahnya Fika dulu ya. Kotak
musik besok-besok saja kalau ibu ada rejeki lagi..” jawab ibu sembari sejenak
menghentikan pekerjaannya. Fika malah cemberut mendengarkan jawaban itu. Ia
tetap merengek kemudian bergegas mengeluarkan senjata pamungkasnya yaitu
menangis sambil menghentak-hentakkan kaki. Kemudian menggerutu menyesali nasibnya
yang sudah tidak punya ayah. Biasanya setelah itu Ibu akan terharu dan selalu
berusaha keras memberikan keinginan Fika.
“Belikan ya Bu..” ucap
Fika masih sambil menangis. Ibu masih melanjutkan pekerjaannya menjahit meski
ia terlihat menjadi sedih dan berpikir keras.
***
Di sebuah Pusat
perbelanjaan, Fika berjalan beriringan bersama ibunya. Sang ibu tanpak cemas
dan menoleh kekiri dan kanan.
“Fika tunggu disini ya
sampai ibu kembali!” bisik Ibu kepada Fika. Gadis kecil kelas 4 SD itu
mengangguk dan menurut. Ia melihat ibunya masuk sebuah stand yang menjual
bermacam-macam mainan unik. Tak lama kemudian ibunya keluar dengan membawa
sebuah bungkusan dibalik jaket besarnya.
Fika senang sekali,
ternyata ibunya sudah membelikan kotak musik yang diinginkannya sejak kemarin.
Namun belum beberapa menit ia tersenyum tiba-tiba terdengar teriakan nyaring.
“Pencuri.. perempuan
itu telah mencuri kotak musik. Ayo tangkap dia!!...” dan beberap orang segera
mengejar ibunya Fika yang spontan berlari saat mendengar teriakan.
Dan tak memerlukan
waktu lama perempuan itupun tertangkap oleh kejaran petugas keamanan. Banyak
orang melihatnya dengan benci bahkan menyebutnya sebagai maling. Kotak musik
yang baru sebentar dipegang oleh Fika direbut paksa lagi oleh pemilik stand
mainan.
“Jangaaan.. jangan bawa
ibuku!” Fika menangis tahan melihat ibunya digelandang ke pos keamanan.
Sementara banyak orang memandang dengan jijik dan benci.
Fika tak peduli dengan
kotak musik yang tak jadi didapatkannya. Ia sangat menyesal dan bersedih
melihat kejadian hari ini. Semuanya gara-gara permintaanya yang selalu ingin
dituruti.
“Ibu akan saya laporkan
ke polisi.. dan ibu pasti akan dipenjara” ucap pemilik stand dengan geram. Dia
tak peduli dengan permintaan maaf dan tangisan ibunya Fika. Fika juga ikut
menangis tak kuasa membayangkan jika ibunya dipenjara.
“Jangan Pak, ibu jangan
dibawa ke kantor polisi.. Ambil kembali saja kotak musik itu, asal ibu jangan
dipenjara.” teriak Fika pedih tak dihiraukan oleh semua orang.
“Jangan pak! Jangan bawa
ibu saya.. sungguh saya tidak mau lagi kotak musik itu..” teriak Fika semakin
kencang.
“Jangan pak.. jangaaan”
teriak bercampur tangis Fika semakin keras.
“Fika.. Fik, kamu
kenapa nak?” Ibu menepuk-nepuk pipi Fika yang basah. Perlahan ia membuka mata. Ia
mendapati dirinya sedang tertidur didepan televisi.
“Ibuuu..” Fika
berteriak sembari menghambur memeluk Ibunya. Untung kejadian tadi hanya mimpi.
“Fika nggak jadi pengen
kotak musik itu, Bu” Ucapnya bersungguh-sungguh.
“Fika lebih menyayangi
ibu daripada kotak musik itu.. hiks” ucap Fika lirih, air matanya masih menetes
sedikit. Ibunya yang kebingungan karena tiba-tiba dipeluk hanya tersenyum kecil
kemudian kembali sibuk dengan mesin jahitnya.
***
Cerita yang sangat mengharukan..
BalasHapussalam kenal, mbak...
BalasHapusaku sudah membacanya di Konan. o,ya, cara mengirim cerita ke konan, gimana ya, mbak ? thanks
kirim ke alamat email kenalyan@yahoo.co.id, sertakan data diri dan alamat yang lengkap, tak ada honor tapi dapat marchandise yang dikirim ke alamat, insyaAllah :)
BalasHapus