Jumat, 30 November 2012

CAPUNG DAN TALI SERAT PISANG.


Cerpen anak pernah dimuat di koran berani edisi 19-21 oktober 2012



Pipin dan Runai terbang bersama-sama. Terbang tidak terlalu tinggi di atas hamparan rumput di lapangan dekat persawahan.

Musim hujan di pagi hari itu sangat cerah sekali. Dua capung bersayap tipis sedang asyik bermain kejar-kejaran. Kadang mereka juga didatangi beberapa teman lainnya. Sesama capung yang sama bermain. Terbang diantara rumput-rumput yang luas.

Rabu, 28 November 2012

Pathner dapur yang bisa membuat jatuh cinta.




Dapur merupakan tempat yang sangat penting dalam rumah saya. Karena disanalah semua berawal. Saya  memulai memproduksi makanan yang akan memberi nutrisi yang menghasilkan tenaga untuk kami sekeluarga beraktivitas mengisi hari-hari kami.

Rumah kami di kampung sejuk yang terletak di kabupaten Jombang. Masyarakatnya masih banyak yang menggunakan dapur tradisional alias masih memakai tungku kayu. Iya, karena masih banyak kebun yang menghasilkan kayu-kayu kering di sekitar kami. Termasuk saya juga masih memanfaatkan alat masak jadul itu, namun hanya untuk memasak air saja. Air di kampung kami masih jernih dan segar, sehingga saya memutuskan untuk tidak mengkonsumsi air galon mineral, yah sekaligus penghematan lah hehe...

Ini penampakan dapur tradisional alias tungku saya di rumah, foto koleksi pribadi.


Butuh keahlian khusus untuk menyalakan api di dalam tungku seperti di gambar atas, meskipun sudah menyalakan korek api diatas kayu kering kalau tidak berbakat di.bidang itu terkadang susah menyala dengan suhu yang teratur dan kontinyu. Dan, ssst... sebenarnya saya amat tidak berbakat dengan hal itu, tapi alhamdulillah suami saya yang malah sangat berbakat bahkan hobi menyalakan tungku dan memasakkan air untuk kami sekeluarga  (senangnyaa..). Menyenangkan sekali lho kalau cuaca dingin duduk-duduk berdua di depan tungku sambil berhayal sedang di depan perapian di dalam rumah ala eropa hehe. Serasa dunia cuma milik berdua dan semua orang cuman ngontrak hehe...

Senin, 26 November 2012

Lomba Blog #airpureit Berhadiah Utama Rp 10 Juta!


Sumber Info : http://lombablogpureit.blogdetik.com/lomba-blog-airpureit-berhadiah-utama-rp-10-juta/

Hai blogger,
BLOGdetik  kembali menggelar lomba blog!
Kali ini Unilever Pureit dan BLOGdetik mengajak peran serta blogger dalam hal melindungi sumber mata air bersih dan juga ikut memaksimalkan penggunaan sumber air yang ada (air tanah dan air keran) sebagai sumber air minum.
Caranya? Dengan memposting fakta atau gambaran tentang kelangkaan air minum/air bersih, tentang sulit-nya untuk mendapatkan air minum yang bersih. Tulisan yang bersifat edukasi untuk ikut melestarikan atau menjaga sumber mata air bersih dengan menggunakan sumber air yang ada di sekitar kita secara efisien dan efektif, dan juga ikut memberikan ide/solusi yang baik untuk masalah yang ada tersebut.
Tema Kontes Blog :

Kelestarian Sumber Air Minum

Syarat dan ketentuanya juga yang harus kalian perhatikan, sebagai berikut :
  1. Peserta wajib menjadi follower Twitter @blogdetik & sudah like Fanspage Facebook BLOGdetik
  2. Peserta wajib menjadi follower Twitter @PureitIndonesia & sudah like Fanspage Facebook Unilever Pureit Indonesia Official

Bothok simbukan

Bothok adalah jenis masakan yang populer (di kampung saya ^^). Ciri khasnya adalah parutan kelapa muda dan bumbu yang lumayan lengkap kemudian dibungkus daun pisang dengan menggunakan satu buah lidi (1 buah lidi untuk membedakan dengan jenis masakan bernama brengkes yang biasanya menggunakan 2 lidi).

Yang bisa dibuat bothok itu macam-macam. Ada biji lamtoro, daun singkong, daun lempuyang, daun simbukan, ada yang cuma tahu tempe. Ada juga bothok udang full tanpa campuran apa-apa kalau disini dinamakan kendo.

Nah yang baru saya bikin tadi pagi adalah bothok simbukan campur lamtoro. Haduuh syedapnya masih terasa sampai sekarang.. (lebhay..)

Minggu, 25 November 2012

HIKAYAT BUAH KLUWEH

Cerpen pernah dimuat di annida online.


            ”Ongkong-ongkong bolong... adu merak adu sapi... mekaro ndoke siji... nek gak mekar tak gepuki... thok thok byarrr!!!”

Suasana di luar rumah terdengar meriah. Permainan jaman dahulu yang masih suka didendangkan sampai sekarang... di kampungku. Di salah satu sudut kota kecil di wilayah Jawa timur. Hmmm... agak berat rasanya menyebutkan nama kota tercintaku yang semenjak kasus pembunuhan berantai Ryan, penjagal keren yang memutilasi belasan korban menjadi gosip nasional, seolah nama kotaku ikut semerbak seharum bangkai (klik... pasti sudah dapat ditebak apa nama kotaku bukan?).

Suasana yang sudah dimeriahkan anak-anak kecil bertambah ramai dengan datangnya mobil pick up yang membawa perlengkapan tenda dan dekorasi pengantin.

Sabtu, 24 November 2012

Sambel goreng kuning pepaya muda.

Ini resep yang menurut saya uenak lho.. seperti biasa, saya bagi menu resep yang murah meriah selalu. Jadi jika mau praktek nggak harus punya duit banyak buat beli bahannya.

Di desa saya, pepaya muda bisa dijadikan berbagai macam makanan. Ada yang dimasak oseng-oseng kecap pedas (yang itu saya suka jugaaa apalagi kalau dicampur pete.. haduuuh), ada di masak dengan bumbu rawon, ada juga buat sekedar sayur bening buat nemenin bayam agar enggak sendirian di panci hehe..

Yang mau saya bagi adalah sambel goreng kuning bumbunya. Karena kemarin baru saja memasaknya kemudian jepret jepret sehingga ada fotonya.

Bahannya :

1. Pepaya mentah tentu saja. Kalau agak gede ya separuh saja yang dipakai. Pepaya muda itu dikupas kemudian dipasrah atau diiris kecil-kecil panjang macam korek api.
*Ada yang nggak ngerti pasarah? pasrah itu kalau disini ya alat masak temennya parut, terbuat dari besi..
Ini lho gambarnya :

Alat bernama pasrah itu lebih memudahkan bagi orang yang pengen motong kecil-kecil panjang. 
2. Cabe ijo. Sesuai selera level pedas yang diinginkan.. kalau saya kemarin pake 10 lebih hehe.
3. Bawang putih dan merah 3/4 siung, Cabe merah 1 biji, cabe kecil (bukan rawit, disini nggak ada cabe rawit) sesuai level selera.. kalau saya enggak ngitung, banyak deh hehe. Semua diulek dengan garam.
4. Lengkuas digeprek.
5. Daun jeruk purut.
6. Santan dari 1/4 butir kelapa.
7. Pete dan ale (gambarnya ale itu yang ada diatasnya pete, biasanya dijual sepaket sama lombok ijo) jika doyan ^^

Yang suka dipanggil Bunga

Zahra, adalah nama anak kedua saya. Nama lengkapnya adalah Alhanuf Zahra Nadiyya, jenis kelaminnya.. tentu saja perempuan dong hehe..

Pertama kali mengenalkan nama bayi kami itu ke saudara dan kerabat itu banyak menuai protes. "Kok Zahra sih? kan pasaran biyanget, udah banyak yang make" salah satu komentarnya berbunyi begitu.

Apalagi saya dan suami terlanjur memanggil dengan sebutan 'Zahro' bukan 'Zahra' seperti yang tertera dalam akte kelahirannya. Malah lebih terkesan ndeso lagi di telinga orang-orang.

Adik saya yang masih mondok di pesantren malah bilang "Aduh mbak Aris, jangan dikasih nama Zahra dong, temenku yang namanya Zahra kebanyakan gendut gendut.." kata dia, komen yang aneh ah.

Akhirnya saya menceritakan ikhwal kenapa kami memutuskan memilih nama itu buat putri pertama kami (anak sulung kami laki-laki, namanya Fahri Ahmad Alawy). Adalah berawal dari harapan dan cita-cita suami saya, ayahnya Fahri dan Zahra. Dia ingin sekali mempunyai anak-anak yang cinta al-qur'an dan kalau bisa juga hafal al-qur'an. Suami saya suka berteman dengan para hafidz, membeli buku tentang kisah para hafidz hafidhoh dan segala yang berhubungan dengan al-qur'an. Saya salut sekali, karena latar belakang suami saya yang tak ada sama sekali didikan pesantren, namun lingkungan pergaulannya yang mempertemukan dengan banyak teman para penghafal qur'an sangat mempengaruhi pola pikir dan harapan-harapannya tentang masa depan. dan tentu saja saya mendukungnya sepenuh hati.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...