Alhamdulillah dimuat lagi di Koran Konan Radar Bojonegoro, Hari Ahad 27 Oktober 2013
Monggo yang berkenan baca...
Dan jika ingin mengirmkan karya juga bisa dikirimkan ke alamat email kenalyan@yahoo.co.id dengan subjek Cerpen Anak. Panjang bebas seperti cerita anak pada umumnya di media lain.
Dan jika ingin mengirmkan karya juga bisa dikirimkan ke alamat email kenalyan@yahoo.co.id dengan subjek Cerpen Anak. Panjang bebas seperti cerita anak pada umumnya di media lain.
YOGA DAN IKAN SUNGAI
Musim hujan datang
lagi. Daun-daun dan atap rumah sering terlihat basah. Matahari juga jarang
tersenyum membagikan sinarnya, sehingga Ibu sering mengeluh karena pakaian yang
dicuci jarang bisa kering dengan sempurna.
Hari-hari yang kurang
menyenangkan bagi Yoga dan teman-temannya. Yoga yang suka bermain bola dan
gobak sodor terpaksa tidak bisa bermain karena lapangan dan halaman-halaman
rumah banyak yang becek. Sementara Ibu selalu melarang bermain kotor-kotoran.
“Huh...” Yoga mendengus
dengan bosan memandangi tanah becek yang tak kunjung kering. Padahal ini hari
minggu, waktunya libur dan bebas bermain.
“Yoga.. Yogaaa...”
terdengar teriakan kawan-kawan dari jalan depan rumah. Mereka terlihat membawa
alat pancing dan melambaikan tangan dengan gembira.
“Mancing yuk, di sungai
dekat sawah...!” ajak Irfan. Dalam sekajab wajah muram Yoga berubah menjadi
senyum riang. Yap, tak ada main bola memancing pun jadi. Ia segera berlari ke
dalam rumah mengambil alat pancing yang dibelikan Ayahnya. Setelah pamit pada Ibu
diapun berlari menyusul kawan-kawannya.
Irfan, Yoga, Totok dan
Hilmi berjalan riang menuju sungai. Tak butuh waktu lama mereka untuk mencari
cacing tanah yang digunakan untuk umpan. Tanggul-tanggul di pinggir persawahan
yang lembab itu, ketika dicongkel tanahnya sedikit saja menggunakan rating
kecil, maka sebagian besar akan bermunculan cacing yang gemuk.
Setelah mendapatkan
cacing yang cukup, mereka segera mencari tempat paling nyaman untuk duduk dan
melemparkan umpan. Hujan yang turun setiap sore membuat air sungai penuh.
“Wah kalau aku dapat
ikan nanti aku mau di masak pepes saja ah..” Ucap Irfan sambil menelan ludah.
Padahal umpan baru saja dilempar dia sudah membayangkan pepes ikan yang lezat.
Hehehe... tentu saja teman-teman yang mendengarnya tertawa.
“Kalo aku suka dibakar
pakai kecap.., seperti di restoran restoran, pasti maknyus seperti kata pak
Bondan “ Totok tak mau kalah menceritakan masakan Ibunya yang lezat. Persis
dengan ikan bakar di restoran, padahal semua juga tau Totok belum pernah makan
di restoran. Hehe.. tentu saja anak-anak itu kembali tertawa.
Tapi ternyata Yoga
tidak terlalu memperhatikan obrolan dan canda teman-temannya. Ia asyik
memperhatikan isi sungai yang tidak begitu jernih. Seperti ada ikan-ikan yang
berenang kesana-kemari dengan gembira.
‘Enak ya jadi ikan,
meskipun hujan atau panas mereka tetap bisa bermain kesana kemari. Tanpa ada
yang melarang’ pikir Yoga.
“Wah waktu hujan dan
banyak air begini, paling enak untuk bermain ya..” tiba-tiba seekor ikan
berbicara pada kawan-kawannya. Yoga terlonjak keheranan. Namun ia bengong tak
bisa berkata apa-apa untuk memberitahukan pada teman di sampingnya.
“Tapi awas, jangan
sampai kena tangkap manusia. Nanti kita bisa di goreng kalau tidak hati-hati! “
seekor ikan yang lain ikut bicara.
“Iya hati-hati, kalau
melihat makanan jangan asal dimakan... lihat dulu diatasnya apakah ada
benangnya atau tidak...” ikan yang agak besar memberikan nasehat. Yoga semakin
bengong. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? kenapa kawan-kawannya yang lain
seperti tidak mendengar apa yang ia dengar.
“Ayo kita puas-puaskan
bermain sebelum musim panas tiba dan kita hanya bisa sembunyi didalam lubuk..”
“Jadi jika musim panas
kalian malah tidak bisa bermain..?” Yoga memberanikan diri bertanya. Ingin
mengetahui juga apakah ikan-ikan itu bisa mendengar dan mengerti ucapannya.
“Iya benar... tidak
mungkin kami meminta hujan sepanjang tahun, karena pasti akan jadi banjir. Jadi
harus dibagi-bagi, musim hujan untuk kegembiraan kami dan musim-musim yang lain
adalah untuk kegembiraan makhluk yang lain...” Ikan yang agak besar tadi
memberikan penjelasan pada Yoga. Yoga masih terheran-heran namun mengerti apa
yang disampaikan ikan tersebut.
Tiba-tiba ikan itu
melompat sehingga membuat air sungai berkecipak mengenai wajah Yoga.
“Ups...” Yoga tergagap.
“Aduuuuh Yoga, mancing
kok ditinggal tidur sih..?” Irfan dan Hilmi memercikkan air di wajah Yoga
sambil tertawa-tawa.
Ternyata... mimpi ya si
Yoga. Buru-buru dia melihat lagi kedalam sungai, ternyata dalam sungai itu
tidak terlihat apa-apa selain air yang mengalir dan pancing-pancing yang
menunggu Ikan datang memakan umpan.
*** ***
***
Selamat ya mbak, pengen nih menulis "serius" lagi :)
BalasHapusSelamat ya Mak
BalasHapusUdah banyak yang dimuat ya mbak Binta. Dari ngirim sampai tayang nunggunya berapa lama ya?
BalasHapusmbk ivonie : makasih.. tuk semangat nulis lagi..
BalasHapusmbk hana : makasih ya mbak :)
mbak sri : wah saya gak ngitung mbak.. sesudah kirm lupakan.. cari peluang di alin tempat gitu deh, jd lupa persisnya nunggu berapa lama hehe
Selamat ya Mba... ^_^
BalasHapusSemoga makin sukses, Aamiin....