Alhamdulillah ini yang ke3 kalinya, tulisan gagasan saya dimuat di jawapos edisi Sabtu tanggal 2 November 2013.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi teman yang ingin mengirimkan tulisannya bisa ke alamat email opini@jawapos.co.id. Tulisan yang mengandung IDE BARU, 150 kata (boleh lebih dikit-dikit, punya saya kemarin 187 kata). JIka dalam rentang waktu 5 hari tidak dimuat naskah dikembalikan haknya kepada penulis. Simpel, mudah dan cepat...
Silahkan mencoba.. :)
Berikut adalah naskah asli dari file yang saya kirim, yang sebelum di edit oleh redaksi jawaposnya :
Toleransi
Rokok.
Segala
promo gerakan stop rokok di negera kita ini seolah tak memberikan hasil yang
memuaskan. Perokok tetap ada dimana-mana. Dan iklannya pun tetap menarik
sehingga tak membuat konsumennya berhenti memakai, tak takut anacaman kesehatan.
Sehingga pada akhirnya perokok tetap mendapat tempat dan diberikan toleransi
yang besar dari yang bukan merokok. Kebanyakan yang bukan perokok menutup mulut
dan hidung agar tidak kemasukan asap rokok, dan jarang sekali perokok yang
mengambil inisiatif pergi setelah melihat orang-orang di dekatnya menutup
hidung.
Tak ada malu dan sungkan orang merokok di tempat ramai. Seperti di pasar atau terminal. Bahkan juga pada saat bertamu di rumah orang.
Namun saya ingin sekali meminta bagi para perokok itu tenggang rasa. Paling tidak jangan merokok di rumah saya. Saya tak mungkin berkata ketus secara langsung melarang tamu yang merokok. Jadi sengaja saya tak menyediakan asbak di meja ruang tamu. Saat tamu itu meminta tolong mencarikan wadah lain untuk membuang abu dan puntung rokok, saya akan mempersilahkan dia merokok diluar rumah.
Saya tak peduli kalau dianggap tidak sopan. Kami sudah toleran, bersikap tegas perlu dilakukan agar mereka juga mau bersikap toleran kepada kami. Iya kan..?
***
sepakat. aku juga tidak menyediakan asbak :)
BalasHapusMantap usulnya mbak binta.
BalasHapusKalo aku masalahnya adalah ayahku dan mertuaku perokok berat, sudah lama sekali ingin melakukan hal ini, tapi melakukannya hal ini ke mereka, yang ada aku dimarahi sama ayahku, hiks...
Sama..
HapusOrtu & mertua saya jg ngrokok :(
Setuju!
BalasHapusselamat mak binta,,dan setuju bgt,,no asbak!
BalasHapusWih... mantep Mbak Binta. Kalo di Kmapungku merokok saat bertamu masih wajar sih, Mbak. Jadi setiap rumah ada asbak di meja. Hikz... Hikz...
BalasHapusKadang saya suka kesel sama perokok yang semabrangan merokok, sehingga asapnya mengenai org lain. Kenapa sih, asapnya gak sekalian di isep aja sama si perokok
BalasHapusi hate a smoker mbak hehe
BalasHapusmakasih yang sudah pada mampir dan baca ya :)
BalasHapusyup smoga para perokok jg makin tambah jaman bisa makin toleran sm yg tidak merokok :)
selamat mak...senang ya jika ide kita dipublikasikan...apalagi ada honornya...hehehe
BalasHapusSETUJU..., jadi kalau ad tamu minta asbak..... tau mesti jawab gimana...he2 :)
BalasHapusSelamat ya maak...dan setuju 2000% sama soal rokok ini.
BalasHapusSalam kenal ya :)
harus dicatat emailnya nih.
BalasHapusPenting nih diperhatiin emailnya :D
BalasHapusMakasih infonya ya, Mbak :)
bener mak, apalagi di kampus, beuuuh.. rokok dimana2 :D
BalasHapusbtw, salam kenal dari FLP Jatinangor (Sumedang, Jabar) ya mak, :)
makasiih yg sdh berkunjung dan meninggalkan jejak apresiasinya :) senang sekali kalau tlsn dan info dr saya bermanfaat buat teman2
BalasHapusDamae : salam kenal juga ya dr flp jombang :)