Jumat, 24 Februari 2012

Ritual adat dan mitos VS usaha pemenuhan nutrisi dan ikhtiyar doa.

Banyak sekali warisan budaya di negeri ini. Di daerah jawa misalnya, banyak sekali ritual ritual khusus untuk Ibu hamil yang hingga sekarang masih dipercayai oleh sebagaian besar masyarakat. Diantaranya adalah acara neloni dan mitoni. Di daerah kami di jombang, banyak yang masih memegang teguh adat itu. Serupa acara syukuran dan permohonan do'a kebaikan untuk jabang bayi yang akan lahir menjadi anggota keluarga baru, pada acara neloni atau mitoni juga dinamakan tingkepan (sykuran kehamilan). Neloni dilakukan ketika usia kandungan 3 bulan, sedangkan mitoni dilakukan ketika usia kandungan 7 bulan.


Yang unik dari acara tingkepan tersebut adalah hidangan yang diberikan pada tamu undangan. Ada beberapa yang khas. Diantaranya adalah : harus ada sayuran urap-urap yang terdiri dari 7 macam sayuran, kemudian pada kue juga harus ada 7
macam polo pendem (bahan makanan yang asalnya ditimbun di tanah seperti kacang, ubi, singkong, jelarut, ganyong dan lain-lain). Ada juga kue-kue khusus yang dijadikan perlambang harapan untuk ibu hamil seperti kue procot (ketan yang dikukus campur santan kemudian dibungkus memakai daun pisang yang tidak dilipat, konon menurut sesepuh itu maksudnya adalah agar nanti bayi yang dilahirkan bisa mrocot dalam bahasa jawa artinya mudah keluar), kue pasung (kue yang adonannya mirip apem atau serabi namun dibungkus daun nangka yang dibentuk kerucut, katanya biar anak yang terlahir nanti hidungnya bisa mancung). Ada lagi rujak dari serutan 7 macam buah-buahan seperti mentimun, belimbing, mangga, jeruk bali, dan lain-lain.

Selain ritual juga ada mitos yang tak kalah aneh dan unik seputar kehamilan. Sebut saja yang paling populer adalah Ibu hamil dilarang menjahit apa-apa yang asalnya bolong menjadi buntu karena nanti bisa  berakibat buntu jalan lahir si jabang bayi, sehingga menyebabkan oprasi atau susah persalinan. Kemudian ada juga larangan membawa handuk atau pakaian lain dengan cara dikalungkan ke leher, katanya bisa menyebabkan jabang bayi di dalam perut menjadi kalung usus. dan masih banyak lagi mitos-mitos yang aneh dan tak masuk akal yang masih dipegang teguh sebagian masyarakat.

Merupakan hak preogratif masyarakat mau percaya atau tidak tentang ke'manjur'an ritual dan mitos-mitos tersebut. Namun ada baiknya kita berpikir kembali bahwa di atas semua itu ada Tuhan yang berkuasa atas semua proses kejadian yang terjadi pada makhluk-Nya. Ada Tuhan yang yang maha pemurah dan mempersilahkan semua makhluknya berdo'a meminta sesuatu kepada-Nya. Dan pada zaman sekarang yang mayoritas penduduk sudah bersentuhan dengan dunia pendidikan pasti merasa heran dan juga kritis bertanya, mana mungkin kue pasung bisa bikin jabang bayi  akan terlahir mancung jika kedua orang tuanya sama-sama tak ada yang mancung? mana mungkin menjahit bantal bisa menyebabkan jalan lahir buntu, apa hubungannya?

Sesungguhnya yang paling diperlukan ibu hamil adalah nutrisi yang lebih banyak dari pada biasanya. Membutuhkan makanan yang lebih banyak dan bergizi dari biasanya, Dikarenakan selain untuk diri sendiri juga harus mensuplay pada janin yang dikandungnya.

Ibu hamil memerlukan asupan kalori harus ditambah 300- 400 kkal per hari selama masa kehamilan, . Kemudian juga asam folat, karena kekurangan asam folat dapat mengakibatkan janin tidak berkembang sempurna sehingga terlahir dengan kelainan bawaan seperti anenchephaly (tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak bersambung) dan bibir sumbing. Asam folat yang juga dikenal sebagai vitamin B9 banyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau dan buah-buahan. Selanjutnya protein, kalsium, zat besi, vitamin A, C dan D, kesemuanya juga diperlukan untuk kebutuhan ibu semasa hamil demi kesehatan ibu dan janin.

Selain mengkonsumsi makanan bernutrisi, Ibu hamil juga dianjurkan menghindari rokok dan alkohol juga makanan atau minuman yang menurut medis berbahaya bagi perkembangan janin.

Walhasil setelah semua usaha diatas, maka upaya selanjutnya untuk kesuksesan kehamilan hingga persalinan dan mencetak generasi yang sehat adalah dengan berdo'a memohon kelancaran dan kebaikan kepada Allah SWT, tak lupa bersedekah seperti mengadakan syukuran berbagi rejeki kepada tetangga dan kerabat (meski tanpa kue pasung dan rujak buah 7 rupa pun tak masalah, semampunya saja) karena sedekah bisa menolak bencana dan musibah.

Ibu adalah pencetak generasi. Maka marilah kita terus belajar apa-apa yang bermanfaat untuk keluarga. Agar ke depannya kita dapat melahirkan generasi yang sehat dan cerdas, sehingga dapat mengantarkan mereka menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Amiiin...
***



Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog NuB.


Keterangan :
Gambar diambil dari sini 
Artikel juga mengambil beberapa refrensi dari web majalah kesehatan.



                                                                                

2 komentar:

  1. Keren mbak. RIbet juga ritual itu ya? Di keluarga mbak masih menjalankan?

    BalasHapus
  2. iya mbak.. adat jawa emang ribet hehe.. keluargaku termasuk yg sudah meninggalkan ritual itu. yang paling penting esensi sedekahnya. Namun sebagian besar masyarakat sini banyak yg masih megang.. jd masih sering dijumpai kue2 itu.

    kalau pas ada sih ga maasalah bikin dan menghidangkan, kalau yg ga ada dibela2in nyari takut nggak 'syah' acaranya itu aku yang nggak setuju banget :D

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...