Indahnya pernikahan, ketika pasangan idaman sudah bersanding di pelaminan.
Namun, kelak semua berjalan seperti logika yang biasa terjadi. Orang bilang menikah itu tak hanya menikmati manisnya madu, Namun juga harus mau mengarungi lautan jamu. Pahit manis harus dilalui bersama.
Semua tampak baik-baik saja ketika melewati masa 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun.. ah terkadang sebelum melewati rentang waktu itu ada juga beberapa pasangan yang sudah menyerah karena menemukan ketidak cocokan, tertarik dengan rumput tetangga yang kelihatan lebih hijau, atau juga karena bosan.
Bosan karena setiap hari bertemu orang yang sama, melakukan aktifitas yang juga hampir selalu sama, kemudian ditambah lagi terkuaknya beberapa sifat buruk pasangan yang sebelum menikah belum tentu dipublikasikan hehe.. semakin lengkaplah keadaan itu membumbui rasa bosan menjadi menjadi semakin mirip dengan rasa sebal, muak dan semacamnya. Huft.. tarik nafas dalam-dalam dan mari ucapkan istighfar sembari mengingat sifat baik dan kelebihan pasangan yang pernah membuat kita jatuh cinta^^
Ketika jalinan kasih berjalan datar dan nyaris tanpa warna yang berarti. Sejatinya kita sedang memerlukan pupuk untuk menyuburkan apa-apa yang sudah kita tanam dan rawat dengan susah payah. Pasti empunya tanaman yang paling mengerti pupuk apa yang paling cocok buat mereka. Refreshing dan mencari warna baru di tengah perjalanan. Tak harus liburan dan kejutan mahal, bisa jadi silaturrahmi dengan kerabat dan teman lama akan menjaring inspirasi kehidupan yang beragam. Ketika bertukar cerita terkadang kita menemukan ada nasib lebih menyedihkan dibanding keadaan kita, ada keruwetan kisah yang lebih memusingkan dibanding kita.. maka pada saat itulah kita akan merasa kerdil, ketika harus menyerah 'hanya' dikarenakan rasa bosan.
Terkadang matahari harus tenggelam pada saat senja, agar selalu dirindukan kehadirannya saat pagi tiba. Terkadang kita harus sesekali menghilang sejenak agar dirindukan. Pernah mencoba membuat perjanjian untuk berpisah sebentar, mengadakan lomba siapa yang ternyata akan rindu duluan? hehe... aku pernah memikirkan hal ini namun tak pernah sempat mencoba. Karena ternyata kami tak betah lama-lama berpisah meski dalam bincang dan sapa saja. Boro-boro pisah tempat, pisah fisik, pisah dalam arti ngambek-ngambekan ga saling sapa sehari saja.. dunia seakan mau kiamat, kepala nyut-nyut dan perut mules-mules dan semua akan sembuh secara ajaib ketika salah satu diantara kami sudah ada yang menyapa dan mencairkan suasana.
Bosan dalam batas normal sebenarnya wajar, ia tetap menjadi bumbu dalam setiap hubungan. Hubungan antar manusia tak seperti kepemilikan pada suatu barang bukan? jika seperti memiliki barang maka pastilah kalau bosan akan dibuang atau ganti beli yang baru.
Ketika seseorang bisa melalui dan meramu 'bumbu' bernama bosan itu dengan racikan yang pas, niscaya ia akan kembali merasakan cinta bertabur syukur kepada sang pencipta. Namun jika rasa bosan hanya dibiarkan menumpuk kemudian malah asyik mencermati dan mencari tak tik mengais rumput tetangga atau rumput bebas di lapangan, hmm.. maka dia benar-benar manusia kejam yang menyamakan pasangannya seperti sepatu atau jas hujan saja.
Wallahu a'lam
***
Tulisan ini diikutkan dalam lomba BLOGGER BICARA CINTA di blogdetik.
Namun, kelak semua berjalan seperti logika yang biasa terjadi. Orang bilang menikah itu tak hanya menikmati manisnya madu, Namun juga harus mau mengarungi lautan jamu. Pahit manis harus dilalui bersama.
Semua tampak baik-baik saja ketika melewati masa 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun.. ah terkadang sebelum melewati rentang waktu itu ada juga beberapa pasangan yang sudah menyerah karena menemukan ketidak cocokan, tertarik dengan rumput tetangga yang kelihatan lebih hijau, atau juga karena bosan.
Bosan karena setiap hari bertemu orang yang sama, melakukan aktifitas yang juga hampir selalu sama, kemudian ditambah lagi terkuaknya beberapa sifat buruk pasangan yang sebelum menikah belum tentu dipublikasikan hehe.. semakin lengkaplah keadaan itu membumbui rasa bosan menjadi menjadi semakin mirip dengan rasa sebal, muak dan semacamnya. Huft.. tarik nafas dalam-dalam dan mari ucapkan istighfar sembari mengingat sifat baik dan kelebihan pasangan yang pernah membuat kita jatuh cinta^^
Ketika jalinan kasih berjalan datar dan nyaris tanpa warna yang berarti. Sejatinya kita sedang memerlukan pupuk untuk menyuburkan apa-apa yang sudah kita tanam dan rawat dengan susah payah. Pasti empunya tanaman yang paling mengerti pupuk apa yang paling cocok buat mereka. Refreshing dan mencari warna baru di tengah perjalanan. Tak harus liburan dan kejutan mahal, bisa jadi silaturrahmi dengan kerabat dan teman lama akan menjaring inspirasi kehidupan yang beragam. Ketika bertukar cerita terkadang kita menemukan ada nasib lebih menyedihkan dibanding keadaan kita, ada keruwetan kisah yang lebih memusingkan dibanding kita.. maka pada saat itulah kita akan merasa kerdil, ketika harus menyerah 'hanya' dikarenakan rasa bosan.
Terkadang matahari harus tenggelam pada saat senja, agar selalu dirindukan kehadirannya saat pagi tiba. Terkadang kita harus sesekali menghilang sejenak agar dirindukan. Pernah mencoba membuat perjanjian untuk berpisah sebentar, mengadakan lomba siapa yang ternyata akan rindu duluan? hehe... aku pernah memikirkan hal ini namun tak pernah sempat mencoba. Karena ternyata kami tak betah lama-lama berpisah meski dalam bincang dan sapa saja. Boro-boro pisah tempat, pisah fisik, pisah dalam arti ngambek-ngambekan ga saling sapa sehari saja.. dunia seakan mau kiamat, kepala nyut-nyut dan perut mules-mules dan semua akan sembuh secara ajaib ketika salah satu diantara kami sudah ada yang menyapa dan mencairkan suasana.
Bosan dalam batas normal sebenarnya wajar, ia tetap menjadi bumbu dalam setiap hubungan. Hubungan antar manusia tak seperti kepemilikan pada suatu barang bukan? jika seperti memiliki barang maka pastilah kalau bosan akan dibuang atau ganti beli yang baru.
Ketika seseorang bisa melalui dan meramu 'bumbu' bernama bosan itu dengan racikan yang pas, niscaya ia akan kembali merasakan cinta bertabur syukur kepada sang pencipta. Namun jika rasa bosan hanya dibiarkan menumpuk kemudian malah asyik mencermati dan mencari tak tik mengais rumput tetangga atau rumput bebas di lapangan, hmm.. maka dia benar-benar manusia kejam yang menyamakan pasangannya seperti sepatu atau jas hujan saja.
Wallahu a'lam
***
Tulisan ini diikutkan dalam lomba BLOGGER BICARA CINTA di blogdetik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)