Jilbab itu tidak menjamin... tapi?

Jilbab itu tidak menjamin pemakainya bergelar muslimah salihah. *apalagi jika pemakainya laki-laki :D... abaikan yang ini*

Yah, diakui atau tidak... banyak fakta yang mengatakan bahwa ada wanita berjilbab yang kethusnya nggak ketulungan, suka ngomel dan mencela diatas batas wajar.
Ada wanita berjilbab yang masih doyan gosip dan tak segan memfitnah orang sebagai bumbu gosip agar makin sedap.

Bahkan ada selentingan yang mengatakan : Copet di surabaya sekarang ada yang berjilbab lho, katanya lebih gampang mengelabui korban dan agar tidak mudah ketahuan. hhhhh....

Eh adalagi,.. makin sering terlihat wanita berjilbab yang mojok sama laki-laki bukan muhrim, berduaan tanpa akta nikah dan bekal ijab syah pak penghulu. Wanita berjilbab yang mau saja dibonceng kesana kemari atau barengan semobil *hanya berdua* dengan laki-laki ajnabi juga seolah sudah jadi pemandangan biasa.

Terus??.. terkadang melahirkan idealisme baru pada beberapa kalangan...."Jilbab tuh nggak penting, yang penting dijilbabi hatinya"
Banyak juga wanita menjadi ragu berjilbab karena merasa diri belum pantas mengenakannya. Mereka menunda-nunda terus sampai merasa pantas.

Oh, temans... bukankah jilbab itu wajib untuk wanita yang mengaku islam. Yang ditujukan dalam ayat-ayat Allah adalah hijab menutupi aurat fisik. Meskipun tak kalah penting menjilbabi hati namun tak ada alasan menunggu untuk berjilbab jika ayat-ayat itu sudah sampai kepada kita.
Jilbab itu penjaga wanita dari bahaya. Jikapun tak ada bahaya lagi... semisal kita berada di lingkungan orang baik-baik, saudara dan kerabat sendiri, Jilbab yang dipakai dengan niat yang benar itu tetap menjadi penanda bahwa pemakainya adalah wanita yang berusaha ta'at kepada Allah. 

Astaghfirulloha min qoulin bila 'amalain.. sungguh tulisan ini juga sebagai pengingat dan penguat diri agar senantiasa istiqomah.