FLP, selayak sebuah gerbong besar dengan lampu lokomotif yang kini sanggup menyala terang. Padahal dulu saat awal berdirinya banyak yang mengecam, sempat dikatakan bahwa itu hanya sebuah epigon Helvi Tiana Rosa.
Dulu aku mengenal FLP dari majalah Annida, saat itu masih menjadi santri di Ponpes Langitan. Aku baru kenal dengan majalah remaja yang beda banget dengan majalah-majalah teenlit yang lain. Tak ada kolom zodiak dan cerpen-cerpennya tak melulu tentang pacaran dan cinta-cintaan anak sekolah. Kemudian juga banyak buku-buku fiksi islami yang di belakang sampulnya terdapat logo FLP. Sebuah logo yang selalu kupercaya bahwa isi yang terkandung pasti dijamin bergizi dan menyehatkan nurani. Karena Visi yang dibawa adalah 'dakwah bil qolam'.
Bukan itu saja, mengikuti perjalanan kisah-kisah para penulis senior yang sering wira-wiri, malang melintang karyanya di dunia buku. Sungguh selalu memotivasi untuk tak ragu mengikuti jejak mereka, jatuh bangun melalui perjalanan yang tak mudah pada masanya menuai berkah dari usaha mereka yang tak pantang menyerah.
Ada juga banyak Uswah jalinan ukhuwah yang indah dalam perjalanan FLP, ketika para kumpulan selebritis bisa menggelar konser amal untuk bencana alam atau peristiwa sejawat mereka (sesama seleb) yang sedang sakit parah dan butuh biaya besar, Maka di kalangan FLP melakukannya dengan buku. Menerbitkan buku yang ditulis bersama-sama kemudian royaltinya untuk korban bencana atau sesama penulis yang sedang kesulitan biaya ketika diuji dengan penyakit berat.
MasyaAllah, sungguh... dulu ketika aku menggenggam buku-buku itu aku selalu memimpikan semoga suatu saat aku bisa menjadi salah satu bagiannya. Bisa masuk dalam gerbong besar itu. Gerbong keluarga besar FLP.
Dan, keinginan itu terwujud beberapa tahun kemudian. Saat aku mulai melupakan cita-cita menjadi penulis. Sibuk dengan urusan rumah tangga, sibuk dengan bayi kecil yang sudah bergelayutan di gendongan. Baru tahu kalau ada FLP cabang jombang ketika tak sengaja menghadiri bazar buku di kantor DEPAG. Ya, alhamdulillah.. seneng banget bisa bergabung, berkumpul dengan teman-teman sehoby sekaligus sevisi. Tak lama setelah itu aku juga berkenalan dengan jejaring sosial Facebook, lengkaplah sudah! mencari kata kunci 3 huruf itu (F-L-P)menjadikanku terhubung dengan penulis-penulis yang dulu cuma kuelus dan kukagumi buku-buku dan karyanya. Berbincang, menyapa, dijawab, dibagi rupa-rupa info dan peluang menulis. Subhanallah, tak henti aku bersyukur atas semua itu. Bukannya mendramatisir jika aku mengatakan ini semua adalah dreams come true.. sebuah mimpi yang menjadi nyata. Indah sekali...
Seiring perjalanan penaku semakin menemukan jalan melalui dunia maya. Beberapa buku antologiku terbit hasil mengikuti berbagai lomba dan audisi di ranah facebook. Namun sayang sekali, dalam perjalanannya FLP jombang serasa bagai lilin yang redup. Aku yang berstatus Ibu dengan 2 anak masih kecil, meskipun banyak waktu luang namun tak bisa lincah pergi kesana-kemari selayak merpati. Sungguh tak bisa berbuat sesuatu yang berarti untuk membuat nyala lilin itu meningkat lebih terang. Semua anggota yang aktif juga sebagian besar adalah bapak-bapak dan Ibu guru yang sibuk.
Terkadang terbit mimpi lagi. Ingin menjadikan FLP jombang lebih cemerlang seperti cabang-cabang di daerah lain. Namun entah dengan apa dan bagaimana? sungguh tak pernah pudar warna cintaku pada FLP, hanya saja aku bingung mengekspresikannya dalam kondisi saat ini.
Wallahu a'lam...
Sabar ya Mbak, semoga tiba masanya FLP Jombang kembali memancarkan sinarnya sesuai harapan Mbak Binta.
BalasHapusTetap semangat dengan karya"nya... Semoga sukses selalu...
^_^
Ida Raihan
makasih mbak Ida :)
Hapussegera dihidupkan saja FLPnya,Binta pasti bisa:)
BalasHapussemoga saja mbak naqy.. makasih ya sdh mampir :)
Hapus