Ingin mencurahkan hati, betapa seriusnya ketidaksukaan saya dengan fenomena pembagian zakat dengan cara membagikan kupon kepada mustahiqnya. Orang-orang yang berhak menerimanya harus berjajar antri, tak jarang juga berdesakan demi menjemput haknya.
Pada Ramadhan kali ini, sudah beberapa kali saya melihat fenomena seperti itu diberitakan di layar kaca. Tahu nggak sih, berdesakan antri itu sangat melelahkan dan menjengkelkan? Apalagi jika sampai ada yang mati. Ya Allah, nyesek sekali melihat dan mendengarnya.
Zakat itu apa sih? bukankan zakat adalah mengeluarkan sebagian harta kita untuk tujuan menyucikan, membersihkan harta kita. Dalam harta yang sudah mencapai nishob itu dipastikan ada hak-hak fakir miskin. Jika tidak dikeluarkan maka seluruh harta akan menjadi harta yang kotor, yang akan menyengsarakan pemiliknya kelak di akhirat.
Sesungguhnya orang yang berkelebihan harta itu membutuhkan mustahiq untuk membersihkan hartanya. sangat tidak pantas ketika ia merasa sudah membantu orang miskin, dan seenaknya menyuruh mereka menjemput haknya dengan perjuangan yang melelahkan.
Iya, benar mereka para mustahiq adalah orang yang benar-benar butuh. Sehingga akan melakukan apapun demi sesuatu yang gratis yang akan didapat jika mau antri dan berdesakan bahkan kepanasan. Namun terkadang kalau direnungkan kembali betapa tak sebanding rupiah yang dibagikan dengan harga diri yang diambil dan kepayahan dari para mustahiq itu (berapa nominalnya? biasanya berkisar 20-50ribu perorang, atau sembako jika dicairkan uang juga tak jauh dari angka itu).
Zaman khalifah dulu kalau membagikan sesuatu langsung mendatangi pada penerimanya. Mungkin zaman sekarang tidak mungkin mencontoh cara seperti itu. Karena daftar mustahiqnya terlalu banyak sehingga pasti capek.
Pada Ramadhan kali ini, sudah beberapa kali saya melihat fenomena seperti itu diberitakan di layar kaca. Tahu nggak sih, berdesakan antri itu sangat melelahkan dan menjengkelkan? Apalagi jika sampai ada yang mati. Ya Allah, nyesek sekali melihat dan mendengarnya.
Zakat itu apa sih? bukankan zakat adalah mengeluarkan sebagian harta kita untuk tujuan menyucikan, membersihkan harta kita. Dalam harta yang sudah mencapai nishob itu dipastikan ada hak-hak fakir miskin. Jika tidak dikeluarkan maka seluruh harta akan menjadi harta yang kotor, yang akan menyengsarakan pemiliknya kelak di akhirat.
Sesungguhnya orang yang berkelebihan harta itu membutuhkan mustahiq untuk membersihkan hartanya. sangat tidak pantas ketika ia merasa sudah membantu orang miskin, dan seenaknya menyuruh mereka menjemput haknya dengan perjuangan yang melelahkan.
Iya, benar mereka para mustahiq adalah orang yang benar-benar butuh. Sehingga akan melakukan apapun demi sesuatu yang gratis yang akan didapat jika mau antri dan berdesakan bahkan kepanasan. Namun terkadang kalau direnungkan kembali betapa tak sebanding rupiah yang dibagikan dengan harga diri yang diambil dan kepayahan dari para mustahiq itu (berapa nominalnya? biasanya berkisar 20-50ribu perorang, atau sembako jika dicairkan uang juga tak jauh dari angka itu).
Zaman khalifah dulu kalau membagikan sesuatu langsung mendatangi pada penerimanya. Mungkin zaman sekarang tidak mungkin mencontoh cara seperti itu. Karena daftar mustahiqnya terlalu banyak sehingga pasti capek.