Alhamdulillah... cernak saya dimuat di KONAN (koran anak) Radar Bojonegoro. Minggu 4 Agustus 2013.
ULANG TAHUN
ATIKAH
Sejak pagi Andin sudah
sibuk memikirkan hadiah apa yang akan ia bawa untuk Atikah. Baru saja mamanya
bilang kalau ia mendapat undangan dari tetangga mereka, padahal baru dua hari
mereka sekeluarga menempati tempat itu.
Papa Andien memang
pekerjaannya sering harus berpindah-pindah tempat, sehingga Andin harus
terbiasa pula untuk sering berganti-ganti teman dan tentu saja sering kali
harus memulai mencari teman baru di lingkungan yang juga baru.
Dan undangan menghadiri
ulang tahun itu merupakan kesempetan bagus buat Andin, siapa tahu nanti Atikah
akan menjadi teman pertamanya di kompek baru ini. Meskipun Andien belum pernah
bertemu dengan anak yang mengundangnya itu, ia berniat memberikan kado yang
istimewa agar Atikah nanti terkesan.
Setelah agak lama
berpikir akhirnya Andin menemukan sesuatu yang pas. Hingga dengan sigap ia
mengeluarkan sepedanya dan buru-buru mengucapkan salam pada mama. Ia mengayuh
sepeda menuju tempat yang ia pastikan menyediakan barang yang ia cari.
“Saya berangkat ya, Ma”
ucap Andien berpamitan pada sore harinya. Ia sudah membungkus kadonya dengan
pita cantik. Juga sudah berpakaian dan berjilbab rapi. Siap berangkat ke rumah
Atikah.
“Sudah tahu letak rumah
Atikah kan?” tanya Mama kelihatan ragu. Namun Andin mengangguk mantap karena
tadi bertemu beberapa anak lain yang juga sedang membeli peralatan sekolah,
kata mereka sih dipakai untuk kado ulang tahun buat Atikah. Papa dan mama Andin
selalu mengajarkan untuk bersikap ramah dan santun ketika berkenalan di tempat
baru, jadi Andin sudah terbiasa untuk memulai mengajak kenalan dan banyak
bicara untuk segera mendapat banyak teman.
Dan sampailah Andin di
rumah Atikah, yang hanya berjarak beberapa rumah dari rumah keluarganya. Sudah
banyak yang hadir, Andin sangat penasaran dengan sosok Atikah. Dimana dia?
Bagaimana rupanya? Dan apakah isi kado pilihannya tadi cocok untuk Atikah?.
Hingga tiba saat meniup
lilin, tampaklah gadis kecil yang menggerakkan tangannya untuk memutar roda
pada kursinya. Iya, ternyata Atikah itu adalah anak kecil yang kakinya lumpuh
dan wajahnya pucat. Andin meringis melihatnya, perasaannya berubah menjadi
sedih.
“Selamat ulang tahun
Atikah, aku Andin baru saja pindah dan tinggal di komplek ini,” ucap Andin,
seperti biasa ia memperkenalkan diri lebih dahulu.
“Terimakasih telah
hadir, main-mainlah ke rumahku kapan saja ya!.. aku selalu di rumah karena liburan sekolah sangat lama.. ” jawab Atikah
dilanjutkan dengan senyum getir. Pasti gadis
kecil yang sepantaran dengannya yang kelihatan pucat itu sedang menjalani
pengobatan yang cukup lama sehingga tidak bisa sekolah.
“InsyaAllah Atikah.”
Jawab Andin tulus. Bukankah semenjak kemarin ia sudah berniat akan menjadikan
Atikah sebagai teman pertamanya di komplek baru ini? dan ketika melihat keadaan
Atikah yang seperti itu mana boleh ia membatalkan niat.
Andin pulang dengan
ceria karena sudah mendapatkan teman baru, namun juga merasa sedih ketika ingat
kado apa yang dia berikan kepada Atikah.
Tadi ia bingung
memikirkan akan memberi bando cantik berwarna pink atau sepasang sandal lucu
berhiaskan boneka pikachu. Seandainya ia mengerti keadaan Atikah pasti ia tidak
akan memilih sandal lucu itu yang pasti tidak akan terpakai untuk Atikah dan
malah membuatnya sedih.
“Ah semoga saja sandal lucu
itu nanti akan membuatnya bersemangat berobat agar bisa sembuh dan bisa
berjalan kembali.” ucap Andin dalam hati. Ia berjanji akan sering-sering datang
ke rumah Atikah dan menghilangkan senyum getirnya menjadi lebih ceria.
***
Saya suka baca tulisan mbak Binta yg di muat di media, pengin ngikutin jejak mba Binta, mudah2an kesampaian ^-^
BalasHapusmakasih mbak sri.. amiin. ayo kirim mbak.. tulisanmu kan juga keren :)
Hapuswahh... mbak binta pasti kaosnya sudah banyak nih hehe. selamat mbak :)
BalasHapusalhamdulillah mbak.. *sst yg kekecilan bisa dipake fahri hehe.. (dikirim ukuran M yg tentu sj ga muat di saya :D)
Hapus