Harusnya ini saya posting kemarin pada akhir-akhir Ramadhan. Tentang celoteh hati saya tentang para Hafidz cilik di acara #HafidzIndonesia. Namun ternyata saya harus tenggelam dalam kesibukan jelang lebaran, silaturrahmi dua keluarga (saya dan suami sama-sama dari dua keluarga buesaaar jadi acara anjangsana kunjung sana kunjung sini pada kerabat-kerabat -prioritas ke yang lebih sepuh- rasanya 7 hari pun enggak selesai deh hehe. Jadi ya terpaksa enggak bisa posting deh tentang kata hati yang ngendon di kepala dan pengen banget nulis di blog.
Kembali ke topik semula...
Semua pasti juga pada ngerti kalau yang menang adalah Hilya Qanita, si kalem dan selalu tenang meskipun kadang suaranya serak-serak kurang nyampai nafasnya saat ngaji, namun tetap tepa caranya memotong penggalan ayat.
Semua juga pada ngerti kalau yang masuk wisuda akbar adalah Farid (yang tartilnya indah, tajwidnya bagus, makhrajnya cuakep), kemudian Rifa (yang ternyata anak muridnya Papahnya Hilya, sama bagusnya saat ngaji, meski ya emang kelihat juga kalau Hilya lebih 'terasah') kemudian Raihan (yang polahnya nggak bisa diem namun saat ngaji bisa tenang seolah tersihir.. Subhanallah, trus badannya gede namun ternyata umurnya baru 5 tahun).
Sungguh saya hanya ingin mengenang, untuk kemudian meneruskan motivasi dan menyemangati diri sendiri, mengistiqomahkan juga menelatenkan diri untuk merealisasikan harapan menjadikan anak-anak saya bisa mencintai Qur'an seperti mereka.
Janji Allah akan dalam sebuah hadits (saya enggak hafal sanad dan rawinya... namun saya yakin hadits itu lebih banyak sahih dan hasannya karena sering diulang-ulang oleh mereka yang mengerti ilmunya kemudian mendakwahkannya)... bahwa kelak di akhirat akan dikaruniakan mahkota dan jubah yang amat indah bagi para orang tua yang mempunyai anak penghafal Qur'an. Mahkota dan jubah sebagai pananda kemulyaan tiada tara.
Itu bagi orang tuanya sudah segitunya anugrahnya bagaimana dengan anaknya yang hafal dan berakhlak Qur'an? sudah pasti berlipat kali anugerahnya bukan?
Dan lihatlah... pada HILYA QANITA.. akhirnya anak umur 5 tahun yang sudah hafal 4 juz dalam alqur'an itu bisa memuliakan orang tuanya, memberangkatkan mereka ke tanah suci dan juga tabungan senilai 50juta rupiah hadiah menang kompetisi hafidz Qur'an. Mahkota kemuliaan itu sudah diberikan oleh Allah kepada mereka di dunia. Saya haru berurai air mata saat menontonnya.
Kompetisi? kelihatannya memang konsep acara didesain selayak kompetisi adu bakat seperti X factor atau lain-lainnya yang sedang marak. Namun alhamdulillah ternyata bagi peserta dan penonton acara itu bukanlah kompetisi atau persaingan namun menebar insiprasi kepada semua yang melihat dan mendengar untuk lebih mencintai Qur'an. Untuk lebih giat belajar membaca maupun menghafalkannya. Bukankah begitu? menurut saya sih begitu..
***
#SemangatCintaQur'anDanBerakhlakQur'an, smoga tak hanya pada ramadhan saja semangat itu tinggi menjulang, tetap mari istiqomahkan semangat ngaji dalam sepenuh bulan-bulan selain ramadhan :)
Kembali ke topik semula...
Semua pasti juga pada ngerti kalau yang menang adalah Hilya Qanita, si kalem dan selalu tenang meskipun kadang suaranya serak-serak kurang nyampai nafasnya saat ngaji, namun tetap tepa caranya memotong penggalan ayat.
Semua juga pada ngerti kalau yang masuk wisuda akbar adalah Farid (yang tartilnya indah, tajwidnya bagus, makhrajnya cuakep), kemudian Rifa (yang ternyata anak muridnya Papahnya Hilya, sama bagusnya saat ngaji, meski ya emang kelihat juga kalau Hilya lebih 'terasah') kemudian Raihan (yang polahnya nggak bisa diem namun saat ngaji bisa tenang seolah tersihir.. Subhanallah, trus badannya gede namun ternyata umurnya baru 5 tahun).
Sungguh saya hanya ingin mengenang, untuk kemudian meneruskan motivasi dan menyemangati diri sendiri, mengistiqomahkan juga menelatenkan diri untuk merealisasikan harapan menjadikan anak-anak saya bisa mencintai Qur'an seperti mereka.
Janji Allah akan dalam sebuah hadits (saya enggak hafal sanad dan rawinya... namun saya yakin hadits itu lebih banyak sahih dan hasannya karena sering diulang-ulang oleh mereka yang mengerti ilmunya kemudian mendakwahkannya)... bahwa kelak di akhirat akan dikaruniakan mahkota dan jubah yang amat indah bagi para orang tua yang mempunyai anak penghafal Qur'an. Mahkota dan jubah sebagai pananda kemulyaan tiada tara.
Itu bagi orang tuanya sudah segitunya anugrahnya bagaimana dengan anaknya yang hafal dan berakhlak Qur'an? sudah pasti berlipat kali anugerahnya bukan?
Dan lihatlah... pada HILYA QANITA.. akhirnya anak umur 5 tahun yang sudah hafal 4 juz dalam alqur'an itu bisa memuliakan orang tuanya, memberangkatkan mereka ke tanah suci dan juga tabungan senilai 50juta rupiah hadiah menang kompetisi hafidz Qur'an. Mahkota kemuliaan itu sudah diberikan oleh Allah kepada mereka di dunia. Saya haru berurai air mata saat menontonnya.
Kompetisi? kelihatannya memang konsep acara didesain selayak kompetisi adu bakat seperti X factor atau lain-lainnya yang sedang marak. Namun alhamdulillah ternyata bagi peserta dan penonton acara itu bukanlah kompetisi atau persaingan namun menebar insiprasi kepada semua yang melihat dan mendengar untuk lebih mencintai Qur'an. Untuk lebih giat belajar membaca maupun menghafalkannya. Bukankah begitu? menurut saya sih begitu..
***
#SemangatCintaQur'anDanBerakhlakQur'an, smoga tak hanya pada ramadhan saja semangat itu tinggi menjulang, tetap mari istiqomahkan semangat ngaji dalam sepenuh bulan-bulan selain ramadhan :)
iya mbak... jadi tamparan keras buat kami yang belum memiliki anak untuk mempersiapkan amanah-Nya menjadi manusia berakhlak al Quran
BalasHapussedari dini kita sebaiknya mengenalkan Quran kepada anak2 kita,
BalasHapusmasih suasana lebaran khan,
sambil ucapin maaf lahir batin, back to zero again,
sambil mata lirak lirik kiri kanan nyari ketupat...salam :-)