Sabtu, 03 Agustus 2013

Tak Ada yang Instan kecuali Mie...

Ramadhan hampir saja berakhir ya...
10 hari terakhir serasa semakin berat. Suasana 10 hari terakhir yang harusnya menjadi ajang pencarian Lailatul Qodar malah semakin sepi peminat. Baris-baris tarawih di musholla depan rumah saya hanya tinggal sebaris aja.. Mirizzz tapi bukan hal yang mudah memang mengubah fakta itu...

Oh ya, ramadhan ini saya masih setia menonton acara #Hafidz Indonesia, yang sore setiap jam setengah tiga itu tetep saya bela-belain sambil masak lari-lari dari dapur ke ruang tengah tempat TV berada, Volume saya kencengin agar kalo kelewat masih bisa dengar suaranya, karena meski ada tayangan ulang selepas sahur saya gak bisa nonton,.. yaa waktu buat ngaji sendiri juga doong.

Dan karena acara tersebut bagi saya tetap menjadi motivasi dan dorongan untuk bercita-cita mempunyai anak-anak yang Hafidz-Hafidzah.

Saya mengidolakan semua peserta. Karena mereka semua hebat. Saya merasa itu bukanlah sebuah kompetisi, meskipun secara kreatifitas pekerja TV itu menampilkan konsepnya seperti persaingan mendapat gelar terbaik dan terhebat. Mengekor kompetisi ajang-ajang pencarian bakat yang sedang marak di sana-sini.

"Cemerlang..! dengarkan baik-baik ya.. perhatikan dengan tenang, agar Cemerlang mendapat rahmat.." Selalu teringat kata-kata Alvin Firmansyah kepada setiap peserta saat akan melakukan tes sambung ayat. Dia adalah si anak hebat penghafal 17 juz yang jadi juri sambung ayat di acara #Hafidz Indonesia tersebut. Anak itu benar-benar mencuri perhatian saya karena suaranya pas ngaji sangat bagus, tajwidnya bagus,  makhrajnya bagus  Langgamnya merdu dan indah.. duuuh Subhanallah, dulu saya sangka penguji ayat itu dari kaset-kaset ngajinya Syaikh arab.. (boleh doong ngefans.. kayak orang-orang lain saat ngefans sama Fatin Sidqia Lubis ^^)


Alvin bersama bunda dan adik-adiknya yang juga penghafal Qur'an.. gambar berasal dari : http://fey777.com/alvin-si-hafidz-cilik-anak-biasa-yang-luar-biasa.html 


Dan setelah saya telusuri, mencari-cari info tentang Alvin itu saya menemukan beberapa hal yang menarik. Diantaranya adalah kisah kesehariannya, yang mana Alvin bukanlah terlahir dari pesantren atau SDIT. Dia sekolah di SD biasa yang pulangnya tak sampai sore hari, masih punya banyak waktu bermain layaknya anak-anak. Subhanallah.. telaten sekali ya orang tuanya.


Berikut Tips Menghapal Al-Quran Ala Alvin Firmansyah yang saya copas dari website ini : http://fey777.com/tips-menghapal-al-quran-ala-alvin-firmansyah-hafidz-indonesia-rcti.html
  1. Menghafal Al-Quran itu adalah selalu diulang-ulang.
  2. Metode dengar dan praktek. mendengarkan murottal secara audio, kemudian mempraktekannya. Menghapal Al-Quran sambil mendengarkan murottal secara berulang-ulang. Pola menghafal yang dilakukan Alvin, dimulai dengan mendengarkan lantunan ayat Al Quran secara audio sebanyak 10 kali, kemudian praktek baca selama 10 kali. Hal itu terus dilakukan berulang, sampai akhirnya bisa.
  3. Disiplin waktu. Luangkan waktu tiap harinya khusus untuk menghapal Al-Quran. Kelak akan jadi kebiasaan. “Setiap hari, Alvin ditarget untuk mampu menghafal satu halaman dalam satu hari”. tutur Ust. Firman.
  4. Niat yang tinggi untuk memuliakan Al-Quran.
  5. Peran orang tua atau guru sangat berperan. Terus-menerus dibimbing dengan target menghapal tiap harinya. Pengaruh lingkungan menjadi motivasi sehingga menularkan kebiasaan(*)

Yups... sebelum ini saya juga pernah membeli buku panduan agar anak menjadi penghafal Qur'an dan mencnitai Qur'an. Ternyata siapapun dan dimanapun tak pernah ada namanya metode instan, semuanya pakai cara mengulang-ulang berkali-kali, mendengarkan berulang-ulang. Displin dan tentu saja harus ada rasa cinta yang besar terhadap Qur'an. Cinta akan membuat segala yang sulit menjadi mudah, segala yang capek terasa menyenangkan.

Ya.. ya.. ya.. intinya sederhana. Tanamkan cinta itu!
Sederhana namun saya tahu pasti bahwa itu bukan perkara mudah. Butuh disiplin dan tauladan dari orang tua tentang mencintai Qur'an. Kalau ortunya nggak rajin ngaji mana mungkin anaknya suka kalau disuruh-suruh ngaji apalagi menghafal. 

Wew.. teori yang simpel bukan? 
Yang tidak simpel adalah prakteknya. Pada faktanya....? mari berusaha mencobanya. Bercita-cita, berdo'a dan berusaha menambah perwujudan generasi pecinta Quran, yang hafal, faham sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat dan negerinya.. Duhai indahnya.... #Amiiiin dooong yang baca :)

***


Farid, pemenang wisuda minggu pertama.






5 komentar:

  1. duh...jadi terharu baca postingan ini....ternyata kita suka pada beberapa hal yg sama ya, Mbak....subhanallah, jadi makin termotivasi buat mencetak Hafidz nih,,,,bismillah...amin....

    BalasHapus
  2. aamiin.. semuanya berpulang ke niat dan keteguhan. Klo orang tuanya males, anaknya ga akan jadi apa2 ya, mba.

    BalasHapus
  3. ceritacrita : yuk nerusin motivasi dengan usaha prakteknya ya mbak :)
    mbak leyla : ya begitulah mbak hehehe..

    BalasHapus
  4. Subhanallah... Semoga anak2ku juga bisa menjadi penghapal Quran...

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...