Selasa, 27 Agustus 2013

Kerukunan, Pemandangan Paling Eksotis dalam Rumpun Asia Tenggara

Yang terbayangkan tentang Asia Tenggara, dalam benak saya seringnya tentang -Eksotisme-
Bukankah banyak yang bilang bahwa kecantikan wajah orang Asia itu Eksotis? cantik yang alami dan tidak membosankan.

Dan selain eksotis, rumpun Asia tenggara juga banyak dijumpai kisah-kisah mitos dan mistis. Tentang tempat-tempat unik yang terbentuk secara alami, maupun terbentuk karena dibangun oleh manusia.
Kita tengok saja di Indonesia, selalu ada kisah yang dituturkan dari mulut ke mulut, dan bahkan di masa kini juga ditulis dibukukan dan juga divisualisasikan dalam layar kaca. Tentang legenda terjadinya gunung Tangkuban perahu, Danau Toba, Selat Madura dan lain-lain. 

Namun semua kisah-kisah yang melegenda dan melekat erat dalam ingatan para penduduk negeri kita itu tak semuanya hanya mitos belaka. Ada juga beberapa kisah yang bisa dibuktikan kebenarannya melalui data-data yang ditemukan oleh para ilmuan.
Seperti kisah yang mengiringi terjadinya Candi Borobudur, salah satu bangunan candi di Indonesia yang termasuk dalam Keajaiban dunia. Candi tersebut dibangun oleh seorang raja Mataram, Raja Samaratungga dari  wangsa (dinasti) Syailendra, dibangun untuk tujuan menghormati dan memuliakan sang Buddha sekaligus sebagai tempat ziarah bagi penganut agama Buddha.

Dalam kurun waktu yang lumayan lama candi ini sempat hilang dan dilupakan. penyebabnya ada yang mengatakan dikarenakan masuknya agama islam, sehingga pengaruh Hindu Buddha semakin melemah di tanah jawa. Ada juga yang mengatakan disebabkan raja Mpu Sindok memindahkan ibukota kerajaan Medang ke Jawa Timur dikarenakan serangkaian letusan gunung merapi. Karena tak lagi menjadi tenpat yang sering dikunjungi untuk ziarah, Borobudur lama-kelamaan tertimbun oleh 'gerakan alam'. tertutup debu vulkanik dan ditumbuhi tanaman liar sehingga akhirnya seolah 'tertimbun' menjadi tampak menyerupai seperti bukit.

Monumen yang pernah berdiri megah ini sepenuhnya dilupakan hingga berabad-abad. Hanya diceritakan sebagai mitos yang turun temurun hingga pada akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Thomas Stamford Raffles yang menjadi gubernur Jenderal pemerintahan Britania (Inggris) di pulau Jawa. Hingga kemudian dipugar dari generasi ke generasi dan dapat kita lihat wujud warisan budaya itu di masa sekarang jika kita berkunjung ke kota Magelang, Jawa tengah.

Nah, selain di Indonesia, negeri kita sendiri ternyata juga ada bangunan yang juga termasuk warisan budaya dari masa lampau di negeri tetangga kita, Kamboja. Sebuah bangunan yang dikatakan mirip sekali dengan candi Borobudur hingga kemudian dijadikan salah satu bukti bahwa sesungguhnya negara-negara di Asia tenggara itu masih serumpun, berasal dari nenek moyang yang sama.

Mari kita amati sesaat pada gambarnya. Memang lumayan mirip ya?!...

Gambar berasal dari SINI.


Gambar berasal dari SINI.
Angkor wat juga bangunan yang berbentuk candi. Namun dibangun 300tahun setelah Borobudur. Bangunan ini juga dinyatakan sebagai warisan budaya masa lampau dari nenek moyang mereka, dan juga diakui sebagai keajaiban dunia. Dibangun oleh raja Suryavarman II pada abad ke 12. Pada awalnya merupakan kuil agama Hindu namun berubah fungsi menjadi kuil Budhha pada abad ke 13.

Seorang astronom Amerika bernama Robert Stancel melakukan pengamatan terhadap bangunan Angkor Wat. Dia menyatakan bahwa kuil tersebut ternyata juga berfungsi sebagai bangunan untuk meneliti astronomi guna menentukan penanggalana berdasarkan pengamatan terhadap peredaran matahari dan bulan.

Dan sama seperti Borobudur, bangunan tersebut juga menjadi kebanggaan negerinya, menjadi ikon pariwisata yang mendatangkan devisa. Dan kembali kepada kemiripan kedua bangunan tersebut yang dijadikan bukti bahwa penduduk negeri kita serumpun dengan Penduduk negeri Kamboja dan negeri negeri tetangga di Asia tenggara lainnya?

Wah kalau menurut saya sih tak penting menyelidiki kebenarannya bahwa kita serumpun atau tidak. Bukannya tak menghargai sejarah masa lalu sih. Tak mengapa jika dilakukan penelitian mendalam demi mengetahui jawaban tentang hal tersebut, syukur bisa dipakai sebagai tambahan pelajaran sejarah buat anak cucu kita nanti. Namun untuk masa sekarang, bagi saya yang paling penting adalah membina kerukunan antar tetangga, siapa saja, serumpun atau tidak, yang paling dekat tempat dengan kita adalah yang paling berhak mendapat kenyamanan berdampingan dengan kita.

Dan bentuk kerukunan itu sudah sejak lama dinyatakan oleh pemimpin generasi sebelum kita. Dengan berdirinya ASEAN, perhimpunan bangsa-bangsa se-Asia tenggara.

Dulu saat saya masih sekolah SD, guru saya memberikan singkatan untuk mempermudah mengingat nama-nama negara pendiri ASEAN. Singkatannya adalah si-ma-in-ta-pil (Singapura-Malaisya-Indonesia-Thailand dan Filipina), bertambah tahun berubah singkatan menjadi si-bru-ma-in-ta-pil. Dan kini singkatannya sudah berubah lagi dikarenakan semua negara di asia tenggara sudah menjadi anggota ASEAN yaitu ditambah Vietnam, Laos dan Myamar dan pertambahan negara sekitar Asia tenggara sebagai perluasan yaitu Bangladesh, Palau, Papua Nugini, Taiwan dan Timor Leste. Namun untuk kepanjangan ASEAN sendiri guru saya dulu tak memberikan cara instan kecuali saya benar-benar harus menghafalkan lafadz bahasa inggris itu dengan lidah jawa yang aduhai sulitnya... Baiklah (tanpa buka wikipedia dulu) kepanjangan dari ASEAN adalah Assosiation of south east asian nations (alhamdulillah ternyata nulisnya masih bener setelah dicocokkan sama wikipedia hehehe..).

Gambar berasal dari SINI. 


Lambang ASEAN, berasal dari gambar rumpun padi yang diikat yang melambangkan kerukunan. Gambar berasal dari SINI. 



Perhimpunan bangsa-bangsa Asia tenggara itu melakukan kerjasama di berbagai bidang kehidupan dan juga berusaha menyelesaikan konflik yang terjadi diantara para anggotanya, mengeluarkan deklarasi dan menyerukan semua negara agar tidak menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dengan cara kekerasan. Itu keren sekali menurut saya.. ---Tanpa kekerasan---

Dan dimasa sekarang, saat tekhnologi informasi semakin berkembang. Ada media lain lagi yang bisa kita manfaatkan untuk menjalin kerukukan dan persaudaraan antara sesama warga Asia tenggara. Yaitu melalui dunia blogger, komunitas ASEAN Blogger juga merupakan wadah untuk bisa menjalin kerukunan antara sesama Blogger se-Asia tenggara, saling memberikan informasi dan saling mengunjungi meskipun hanya sebatas di ruang maya. Menyenangkan dan sudah pasti bermanfaat.

Kerukunan dalam hidup berdampingan dengan siapapun itu adalah keindahan yang luar biasa. dan sungguh jika kita semua warga di Asia tenggara sukses mewujudkannya maka akan menjadi Pemandangan paling eksotis yang akan dicatat oleh dunia.
***

6 komentar:

  1. Kalo rukun ... pasti sama2 bisa senang ya mbak.
    Gutlak lombanya ^^

    BalasHapus
  2. Waah mantap bener ulasan postingan tema cultural ini ya,mbaa.. Good Job. Tetap smngaat mbak :)

    BalasHapus
  3. Keren Mba Binta, bisa nulis kayak gini. Memang mirip ya candinya :-)

    BalasHapus
  4. Semoga bangsa di Asean bisa menjalin kerukunan dan dapat maju bersama.

    Salam wisata

    BalasHapus
  5. Semoga kita siap menyongsong Asean Community 2015 yang mbak.

    BalasHapus
  6. mbak niar : trims ya :)
    omah antik : makasih :)
    mbak leyla : iya mirip tp bukti kan gak cukup itu doang yak hehe..
    ejawantah : amiin.. salam wisata juga :)
    mbak elin : amiin mbak :)

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...