Jika berbicara tentang musik. Jujur, sejak jadi emak-emak saya sudah sangat kudeeeet (Intonasi ala Raditya Dika dalam iklan mie instan). Kurang apdeeeet begitulah istilahnya. Yaitu kalian tak akan mendapati diri ini menjadi teman ngobrol yang asyik saat mengobrolkan tentang musik, penyanyi atau ajang-ajang pencarian bakat menyanyi yang sedang dan sangat hangat dibicarakan.
X Factor misalnya... sesungguhnya saya mengerti dan kenal nama Fathin Sidqiya Lubis itu ya dari facebook. Dari status-status yang bertebaran di beranda saat harinya X Factor tayang. Karena memang saya nggak pernah lihat acaranya sih.
Trus kemarin sebelum haflah akhir sanah di sekolah Fahri, sulung saya sempat hafaaal banget sebuah lagu yang liriknya --kira-kira-- begini :
Aku yang dulu bukanlah yang sekarang... euyy
Duli ditendang sekarang ku disayang.. euyyy..
Dulu-dulu-dulu aku menderita...
Sekarang hidupku bahagiaaa...
Cita-citaku menjadi orang kaya.. euyy
.....
Ya kurang lebih seperti itu, entah judulnya atau penyanyinya bertitel 'Tegar'... mohon maklum saya emang bener-bener nggak hafal dan belum pernah lihat tayangan klipnya di televisi (kerjaan saya lebih sering depan lepi ngefacebook or ngeblog daripada nonton tivi ^^). Dan pas acara hari H haflah sekaligus gebyar seni sekolahan ternyata lagu itu dibawakan oleh seorang teman Fahri di atas panggung. Dan biyuuuh.. ternyata semua anak hafal dan ikut menyanyikannya... saya baru ngeh.. eh berarti itu lagu lagi booming ya? segitunyaaaa hehehe.... bener-bener nggak apdet kan ya?!
Tapi tunggu dulu..! kan ceritanya saya lagi nulis buat postingan yang diikutkan lomba tentang musik, yang diadakan oleh grup keren Emak-Emak Blogger bekerjasama dengan LangitMusik. Jadi meskipun sekarang saya emang nggak apdet tentang musik yang lagi trend dan banyak dibicarakan. Tapi dulu saya juga sempat jadi anak nongkrong MTV loh, saat saya masih unyuuu.. coba tebak! saat saya unyu itu tahun berapa? :D
Ya kira-kira tahun 90an deh.. (saya lulus Madrasah Aliyah/SMA tahun 2000).
Dulu sempat suka lihat klip-klip luar negeri tapi sayangnya saya nggak mahir dan fasih ngomong inggris. Heuheu.. jadi ya malu lah sok sok-an nyanyi inggris, jaman itu juga sedang banyak lagu-lagu dari band Malaysia yang populer di Indonesia. Nah saya sangat amat sukaaa dengan lagu-lagu negeri tetangga tersebut. Ada Gerimis Mengundang, lagu sendunya band Slam, vokalisnya ganteng bernama Zamroni Ibrahim *apal banget*, kemudian grup bernama iklim nama vokalisnya Salim.. lagunya Suci Dalam Debu syahdu banget didengarnya. Ada juga lagu Buih Jadi Permadani dari band Exit yang saya sangat suka liriknya, tapi lupa siapa nama vokalisnya. Penyanyi-penyanyi solo seperti Siti Nurhaliza, Ziana Zain, dan lain-lain juga banyak sekali yang saya suka. Irama musik melayu yang khas mendayu-dayu itu cocok sekali dengan selera dengar saya.. rasanya seperti dibelai semilir angin yang gimanaa gitu *lebay :D* Wah bisa dibilang saya suka banyak sekali musik dan lagu-lagu dari orang Malaysia saat itu melebihi musik dari dalam negeri sendiri. Heran juga.. sekarang kok nggak ada ya impor lagu dari sono lagi? apa karena intrik klaim mengklaim kebudayaan yang terjadi beberapa waktu terakhir ini, atau karena main bola musuhan indonesia kalah melulu.... wallahu a'lam sih, nggak usah bahas itu ah. Nggak ada ya sudah nggak apa-apa, saya masih bisa hidup kok hehe...
Sekarang, banyak yang berubah dari pola pikir saya tentang musik. Musik sekedar saya tempatkan sebagai selingan pelepas penat yang saya usahakan agar dosisnya tak melebihi takaran. Sekarang saya menyukai musik apapun tetapi lebih karena melihat lirik yang menyertainya. Saya jadi mulai menyukai band-band dalam negeri seperti Wali band dan Ada band, kedua band itu kebanyakan musiknya asyik dan liriknya bagus seperti lagu 'ayah' dan 'Jalan cahaya' punya Ada band dan 'sholawatan' punya Wali Band, Kalau bagus dan tidak aneh-aneh maka masuk dalam 'penyaringan' ala saya untuk boleh diperdengarkan di rumah, terutama untuk anak-anak. Ya karena anak-anak saya yang masih kecil itu gampang sekali meniru apapun lagu yang mereka dengar, tak jarang adalah lagu-lagu dangdut koplo yang kata-kata liriknya jorok dan tidak sopan heuheu.. di kampung saya sekarang makin aneh saja lagu-lagu dangdut yang isi liriknya bahasa jawa, lucu namun vulgar dan tak pantas untuk konsumsi anak-anak tapi seriiiing dijadikan backsound acara hajatan pernikahan atau khitanan, jadi mau tak mau akan terdengar keras-keras dan memaksa untuk didengar ke banyak telinga yang sebenarnya tak suka. Duuuh jadi makin ilfil saja sama ntuh jenis musik (dangdut koplo, kalo dangdut lawas nan sopan semacam Evie Tamala atau Rhoma Irama sih masih suka).. *maap buat penggemar dangdut ini opini pribadi saja loh ya*.
Tak mungkin sekali menjauhkan diri dari musik pada zaman sekarang. Ia cuma alat dan media yang digunakan para seniman untuk menyalurkan ide-idenya, ia juga menjadi semacam komoditas bisnis bagi yang mengerti 'jalan'nya. Saya dan banyak masyarakat lain adalah konsumen dan penikmat. Yang tentu saja harus menyaring apa-apa yang bermanfaat dan apa-apa yang kurang manfaat.
Dan, entahlah... saya sekarang juga mulai suka mendengarkan lagu-lagu Nasida Ria (musik jenis Qosidah jadul yang menjadi kesukaan orang tua saya--- dulunya saya nyinyir menertawakan sebagai musik kunooo.. ^^). Saya suka mendengarkannya melalui radio, radio biasa aja.. teman di dapur pas masak pagi.. bukan radio streaming yang pake internet itu. Secara modem saya lemot, susah untuk membuka youtube atau radio streaming hehehe..
Sekali lagi sayang.. seperti halnya lagu band-band asal Malaysia yang dulu saya gemari dan tak lagi ada 'yang baru' dan dipasarkan di Indonesia sekarang, begitu juga dengan lagu-lagu qosidah.. nyaris tak ada kreasi baru. Meski ada juga sangat sedikit sekali. Mungkin karena sudah tidak digemari dan dapur rekaman yang memproduksi dan 'menjual' mereka jadi merugi.
Jadi soal selera memang benar-benar pilihan ya.. musik yang asyik menurut saya belum tentu dinilai asyik oleh orang banyak. Sepi peminat sehingga tak lagi diproduksi. Ya sudahlah.. nggak apa-apa.. sudah saya bilang juga kan tadi! saya masih tetap hidup kok, enggak mati hehe... Tetap bisa menikmati lagu-lagu lama baik band Malaysia mapun Nasida Ria.. dengan mendowload.. masih banyak dokumentasi yang bertebaran di internet, bisa diunduh disimpan di komputer atau hape. Masih bisa dinikmati sambil leyeh-leyeh fesbukan di depan lepi sembari mengusap peluh usai nyuci. Iya tho..^^
***
Trus kemarin sebelum haflah akhir sanah di sekolah Fahri, sulung saya sempat hafaaal banget sebuah lagu yang liriknya --kira-kira-- begini :
Aku yang dulu bukanlah yang sekarang... euyy
Duli ditendang sekarang ku disayang.. euyyy..
Dulu-dulu-dulu aku menderita...
Sekarang hidupku bahagiaaa...
Cita-citaku menjadi orang kaya.. euyy
.....
Ya kurang lebih seperti itu, entah judulnya atau penyanyinya bertitel 'Tegar'... mohon maklum saya emang bener-bener nggak hafal dan belum pernah lihat tayangan klipnya di televisi (kerjaan saya lebih sering depan lepi ngefacebook or ngeblog daripada nonton tivi ^^). Dan pas acara hari H haflah sekaligus gebyar seni sekolahan ternyata lagu itu dibawakan oleh seorang teman Fahri di atas panggung. Dan biyuuuh.. ternyata semua anak hafal dan ikut menyanyikannya... saya baru ngeh.. eh berarti itu lagu lagi booming ya? segitunyaaaa hehehe.... bener-bener nggak apdet kan ya?!
Tapi tunggu dulu..! kan ceritanya saya lagi nulis buat postingan yang diikutkan lomba tentang musik, yang diadakan oleh grup keren Emak-Emak Blogger bekerjasama dengan LangitMusik. Jadi meskipun sekarang saya emang nggak apdet tentang musik yang lagi trend dan banyak dibicarakan. Tapi dulu saya juga sempat jadi anak nongkrong MTV loh, saat saya masih unyuuu.. coba tebak! saat saya unyu itu tahun berapa? :D
Ya kira-kira tahun 90an deh.. (saya lulus Madrasah Aliyah/SMA tahun 2000).
Dulu sempat suka lihat klip-klip luar negeri tapi sayangnya saya nggak mahir dan fasih ngomong inggris. Heuheu.. jadi ya malu lah sok sok-an nyanyi inggris, jaman itu juga sedang banyak lagu-lagu dari band Malaysia yang populer di Indonesia. Nah saya sangat amat sukaaa dengan lagu-lagu negeri tetangga tersebut. Ada Gerimis Mengundang, lagu sendunya band Slam, vokalisnya ganteng bernama Zamroni Ibrahim *apal banget*, kemudian grup bernama iklim nama vokalisnya Salim.. lagunya Suci Dalam Debu syahdu banget didengarnya. Ada juga lagu Buih Jadi Permadani dari band Exit yang saya sangat suka liriknya, tapi lupa siapa nama vokalisnya. Penyanyi-penyanyi solo seperti Siti Nurhaliza, Ziana Zain, dan lain-lain juga banyak sekali yang saya suka. Irama musik melayu yang khas mendayu-dayu itu cocok sekali dengan selera dengar saya.. rasanya seperti dibelai semilir angin yang gimanaa gitu *lebay :D* Wah bisa dibilang saya suka banyak sekali musik dan lagu-lagu dari orang Malaysia saat itu melebihi musik dari dalam negeri sendiri. Heran juga.. sekarang kok nggak ada ya impor lagu dari sono lagi? apa karena intrik klaim mengklaim kebudayaan yang terjadi beberapa waktu terakhir ini, atau karena main bola musuhan indonesia kalah melulu.... wallahu a'lam sih, nggak usah bahas itu ah. Nggak ada ya sudah nggak apa-apa, saya masih bisa hidup kok hehe...
Gerimis mengundang...
Sumber : Youtube.
Buih Menjadi Permadani.
Sumber Youtube
Sekarang, banyak yang berubah dari pola pikir saya tentang musik. Musik sekedar saya tempatkan sebagai selingan pelepas penat yang saya usahakan agar dosisnya tak melebihi takaran. Sekarang saya menyukai musik apapun tetapi lebih karena melihat lirik yang menyertainya. Saya jadi mulai menyukai band-band dalam negeri seperti Wali band dan Ada band, kedua band itu kebanyakan musiknya asyik dan liriknya bagus seperti lagu 'ayah' dan 'Jalan cahaya' punya Ada band dan 'sholawatan' punya Wali Band, Kalau bagus dan tidak aneh-aneh maka masuk dalam 'penyaringan' ala saya untuk boleh diperdengarkan di rumah, terutama untuk anak-anak. Ya karena anak-anak saya yang masih kecil itu gampang sekali meniru apapun lagu yang mereka dengar, tak jarang adalah lagu-lagu dangdut koplo yang kata-kata liriknya jorok dan tidak sopan heuheu.. di kampung saya sekarang makin aneh saja lagu-lagu dangdut yang isi liriknya bahasa jawa, lucu namun vulgar dan tak pantas untuk konsumsi anak-anak tapi seriiiing dijadikan backsound acara hajatan pernikahan atau khitanan, jadi mau tak mau akan terdengar keras-keras dan memaksa untuk didengar ke banyak telinga yang sebenarnya tak suka. Duuuh jadi makin ilfil saja sama ntuh jenis musik (dangdut koplo, kalo dangdut lawas nan sopan semacam Evie Tamala atau Rhoma Irama sih masih suka).. *maap buat penggemar dangdut ini opini pribadi saja loh ya*.
Tak mungkin sekali menjauhkan diri dari musik pada zaman sekarang. Ia cuma alat dan media yang digunakan para seniman untuk menyalurkan ide-idenya, ia juga menjadi semacam komoditas bisnis bagi yang mengerti 'jalan'nya. Saya dan banyak masyarakat lain adalah konsumen dan penikmat. Yang tentu saja harus menyaring apa-apa yang bermanfaat dan apa-apa yang kurang manfaat.
Dan, entahlah... saya sekarang juga mulai suka mendengarkan lagu-lagu Nasida Ria (musik jenis Qosidah jadul yang menjadi kesukaan orang tua saya--- dulunya saya nyinyir menertawakan sebagai musik kunooo.. ^^). Saya suka mendengarkannya melalui radio, radio biasa aja.. teman di dapur pas masak pagi.. bukan radio streaming yang pake internet itu. Secara modem saya lemot, susah untuk membuka youtube atau radio streaming hehehe..
Sekali lagi sayang.. seperti halnya lagu band-band asal Malaysia yang dulu saya gemari dan tak lagi ada 'yang baru' dan dipasarkan di Indonesia sekarang, begitu juga dengan lagu-lagu qosidah.. nyaris tak ada kreasi baru. Meski ada juga sangat sedikit sekali. Mungkin karena sudah tidak digemari dan dapur rekaman yang memproduksi dan 'menjual' mereka jadi merugi.
Lagu Qasidah Nasida Ria.. berjudul tahun 2000 dulu amat populer dan sering dilombakan pada acara-acara maulid Nabi atau 17 agustus. Sayang sekarang jarang lagi ada.. huhu
Sumber : Youtube
Jadi soal selera memang benar-benar pilihan ya.. musik yang asyik menurut saya belum tentu dinilai asyik oleh orang banyak. Sepi peminat sehingga tak lagi diproduksi. Ya sudahlah.. nggak apa-apa.. sudah saya bilang juga kan tadi! saya masih tetap hidup kok, enggak mati hehe... Tetap bisa menikmati lagu-lagu lama baik band Malaysia mapun Nasida Ria.. dengan mendowload.. masih banyak dokumentasi yang bertebaran di internet, bisa diunduh disimpan di komputer atau hape. Masih bisa dinikmati sambil leyeh-leyeh fesbukan di depan lepi sembari mengusap peluh usai nyuci. Iya tho..^^
***
duhhh zamannya exist dan slam saya juga ngefannnnssss haha
BalasHapusbelakangan saya juga jadi suka di saring . lebih suka nasyid karena sarat mkna ya sukses mak lombanya aku kyknya ga kekejar dehhh huhu
iya mbak.. kudu disaring *terutama liriknya* kalau buat anak2 n keluarga... :)
Hapusmusik seleraku jg musik jadul, mbaa...
BalasHapustos dong :D
HapusMusikku masih seperti dulu, suka musik klasik dan heavy metal
BalasHapusTahun 2000, Tahun Kunjungan Wisata, Jilbab Putih, Kota Santri, banyak sih lupa judulnya tapi masih ingat lagunya
BalasHapusKlo yang dangdut, lagu-lagu Evie Tamala, Iis Dahlia, Inne Sintia, Rhoma Irama, Imam S Arifin dll...
Klo pop, lagu-lagu Siti nurhaliza dan sodara2nya, lalu ada Wayang, dll
Lalu Didi Kempot, Manthos dll.
Klo Nasyid, beli-beli kasetnya, karena di radio jarang. Belinya dari nabung dulu, Izzatul Islam, Suara Persaudaraan, Snada, Raihan, The Fikr, dll...
Sekarang, nggak ngikuti ada sebut judul nggak ngerti lagunya, tahu lagunya sekilas gak ngerti sapa yg nyanyi, hihihi
Selamat malam sahabat, trimakasih sudah berpartisipasi di dalam lomba menulis blog “Musik Yang Asyik” ya.
BalasHapusSukses selalu untukmu dan kita semua. Juri visited. Saleum. ☺