Taare Zameen par. Dalam bahasa inggris disebut Stars on earth. Bahasa indonesianya? silahkan buka kamus sendiri ya ^^
Dikisahkan tentang seorang anak berumur 8 tahun. Ishan namanya. Dia sering sekali mendapat hukuman di sekolahnya. Dicap sebagai anak bandel dan suka membuat masalah. Di rumah juga disangka sebagai anak yang suka membantah dan lagi-lagi pembuat masalah. Dan seperti sebuah sikap yang wajar ketika orang tua yang pusing dengan prilaku ana-anaknya suka mengancam "kalau kau terus saja bandel, Awas!! nanti kumasukkan ke asrama.." (Asrama... mungkin kalau di sini sama dengan pesantren yang sering jadi momok ancaman itu. Seolah-olah pesantren hanya menjadi 'buangan' bagi anak-anak yang orang tua atau guru sekolah tak mampu mendidiknya. Miris..).
Klimaks cerita, karena Ishan tetap saja tak berubah
tetap suka membantah perintah orang tua dan gurunya, maka ia pun di masukkan ke asrama. Yang mana disana diterapkan kedisiplinan yang sangat ketat. Apakah Ishan bisa berubah? ternyata bukan lebih baik, anak kecil itu malah semakin terlihat depresi dan menyedihkan.
Hingga pada hari itu datanglah seorang guru seni yang baru. Pak Ram namanya. Dia mendapati Ishan dan melihat dari kaca mata hatinya. Dia yang berhasil menemukan masalah apa yang dihadapi oleh Ishan.
Disleksia, sebuah masalah kesulitan mengenali huruf dan angka. Itulah sebenarnya yang dialami oleh Ishan. Ketika ia tak mampu membedakan huruf 'b' dan 'd' dan kesulitan mengingat bahwa 'x' itu dalam abjad berada pada urutan sebelum 'y' ia hanya bisa mengatakan "hurufnya menari-nari".. Ia juga kesulitan memahami perintah yang isinya berupa angka-angka beruntun seperti : "buka halaman 76 bab 5!". Dan seorang anak betapapun telah berusaha kemudian tidak mampu, apa bedanya ketika ia mengatakan 'tidak mau' sehingga orang-orang menganggapnya bandel dan tak mau mematuhi perintah.
Pijar bintang itu redup saat Pak Ram mendapatinya. Melukis, sebagai satu-satunya kegemaran Ishan pun tak lagi dilakukannya. Kertas yang disediakan dibiarkan putih kosong dengan tatapan diam yang tak bisa ditembus dengan ajakan bicara atau sapa senyuman. Tragis, saat itulah kepercayaan diri dan semangat seorang anak sudah runtuh. Pak Ram yang seorang penyayang anak, sekaligus guru sekolah khusus (Semacam SDLB) mendatangi orang tua Ishan dan menjelaskan apa-apa yang dialami Ishan. Tahulah mereka bahwa selalma ini Ishan bukannya mencari alasan untuk tak mau mengerjakan PR atau belajar, dia memang membutuhkan sentuhan khusus dari para pendidiknya.
Pak Ram sedikit demi sedikit mengembalikan pijar yang hampir hilang itu. Setiap anak itu istimewa, adalah pesan yang ingin disampaikan dalam film ini. Ia mengisahkan bahwa ada seorang anak yang hingga kelas 3 SD belum bisa membaca, kesulitan mengenali angka 7 dan selalu ditertawakan teman-temannya di kelas karena dianggap bodoh. Dan ternyata anak itu ketika dewasa menjadi manusia-manusia cemerlang yang membuat dunia terkesima. Albert Einstein, Leonardo Da vinci, Agatha Christy, Thomas Alva Edison dan bahkan Abhisek Bachan pun ketika kecil mengalami kesulitan membaca. Selanjutnya diceritakan pula bahwa pak Ram pada masa kecilnya ternyata juga seperti Ishan.
Pada ending cerita digambarkan tentang Ishan yang berhasil menemukan semangatnya, membuat orang tuanya menangis haru sekaligus bangga saat anak yang selalu dianggap bandel itu mempersembahkan sebutan juara (predikat yang sebenarnya bukan segalanya..). Dan jujur, sepanjang alur cerita saya berhasil dibuat menangis berlinang-linang (bukannya lebai, namun sungguh jika dinilai secara rekor ala saya.. film inilah juaranya yang berhasil bikin nangis paling bayak dalam setiap scenenya.)
Si kecil Ishan diperankan dengan sangat natural oleh Darsheel Safary. Sementara Pak Ram diperankan oleh Ameer Khan.. lagi-lagi juga sangat bagus (Ehmm.. ini aktor india cowok pertama yang saya tonton ketika baru lulus SD dalam film Afsana pyar ka, baru ngerti gimana itu 'ganteng' :D abaikan deretan kalimat nggak penting di dalam kurung!)
Film ini ternyata diproduseri dan disutradarai juga oleh pemeran utamanya yakni Akang Ameer Khan. Biyuuh.. diborong semua ya. Bisa jadi karena mempunyai ide yang berseberangan dengan selera pasar bollywood yang kebanyakan filmnya romansa bertabur tarian dan nyanyian khas (duluuu.. sekarang sepertinya makin variatif tema yang diangkat dalam film india) sehingga harus dibiayai dan digarap sendiri.
Yah, setiap anak itu istimewa. Ia punya pijar bintang yang sayang sekali jika tersia-siakan karena ketidak mampuan orang tua atau pendidik di sekolah untuk menemukannya. Pesan ini terasa menyentil sekali dalam alur film tersebut. Pantas saja jika film ini pada kelanjutannya banyak mendapatkan penghargaan.. jempol lagi buat kang Ameer deh ^^...
Akhirul kalam.. saya rekomendasikan film ini untuk ditonton para orang tua dan guru pendidik sebagai bahan renungan agar tak ada lagi pijar bintang yang tersia-siakan dari anak-anak kita.
Gambar berasal dari SINI. |
Dikisahkan tentang seorang anak berumur 8 tahun. Ishan namanya. Dia sering sekali mendapat hukuman di sekolahnya. Dicap sebagai anak bandel dan suka membuat masalah. Di rumah juga disangka sebagai anak yang suka membantah dan lagi-lagi pembuat masalah. Dan seperti sebuah sikap yang wajar ketika orang tua yang pusing dengan prilaku ana-anaknya suka mengancam "kalau kau terus saja bandel, Awas!! nanti kumasukkan ke asrama.." (Asrama... mungkin kalau di sini sama dengan pesantren yang sering jadi momok ancaman itu. Seolah-olah pesantren hanya menjadi 'buangan' bagi anak-anak yang orang tua atau guru sekolah tak mampu mendidiknya. Miris..).
Klimaks cerita, karena Ishan tetap saja tak berubah
tetap suka membantah perintah orang tua dan gurunya, maka ia pun di masukkan ke asrama. Yang mana disana diterapkan kedisiplinan yang sangat ketat. Apakah Ishan bisa berubah? ternyata bukan lebih baik, anak kecil itu malah semakin terlihat depresi dan menyedihkan.
Hingga pada hari itu datanglah seorang guru seni yang baru. Pak Ram namanya. Dia mendapati Ishan dan melihat dari kaca mata hatinya. Dia yang berhasil menemukan masalah apa yang dihadapi oleh Ishan.
Disleksia, sebuah masalah kesulitan mengenali huruf dan angka. Itulah sebenarnya yang dialami oleh Ishan. Ketika ia tak mampu membedakan huruf 'b' dan 'd' dan kesulitan mengingat bahwa 'x' itu dalam abjad berada pada urutan sebelum 'y' ia hanya bisa mengatakan "hurufnya menari-nari".. Ia juga kesulitan memahami perintah yang isinya berupa angka-angka beruntun seperti : "buka halaman 76 bab 5!". Dan seorang anak betapapun telah berusaha kemudian tidak mampu, apa bedanya ketika ia mengatakan 'tidak mau' sehingga orang-orang menganggapnya bandel dan tak mau mematuhi perintah.
Pijar bintang itu redup saat Pak Ram mendapatinya. Melukis, sebagai satu-satunya kegemaran Ishan pun tak lagi dilakukannya. Kertas yang disediakan dibiarkan putih kosong dengan tatapan diam yang tak bisa ditembus dengan ajakan bicara atau sapa senyuman. Tragis, saat itulah kepercayaan diri dan semangat seorang anak sudah runtuh. Pak Ram yang seorang penyayang anak, sekaligus guru sekolah khusus (Semacam SDLB) mendatangi orang tua Ishan dan menjelaskan apa-apa yang dialami Ishan. Tahulah mereka bahwa selalma ini Ishan bukannya mencari alasan untuk tak mau mengerjakan PR atau belajar, dia memang membutuhkan sentuhan khusus dari para pendidiknya.
Gambar berasal dari SINI. |
Pak Ram sedikit demi sedikit mengembalikan pijar yang hampir hilang itu. Setiap anak itu istimewa, adalah pesan yang ingin disampaikan dalam film ini. Ia mengisahkan bahwa ada seorang anak yang hingga kelas 3 SD belum bisa membaca, kesulitan mengenali angka 7 dan selalu ditertawakan teman-temannya di kelas karena dianggap bodoh. Dan ternyata anak itu ketika dewasa menjadi manusia-manusia cemerlang yang membuat dunia terkesima. Albert Einstein, Leonardo Da vinci, Agatha Christy, Thomas Alva Edison dan bahkan Abhisek Bachan pun ketika kecil mengalami kesulitan membaca. Selanjutnya diceritakan pula bahwa pak Ram pada masa kecilnya ternyata juga seperti Ishan.
Pada ending cerita digambarkan tentang Ishan yang berhasil menemukan semangatnya, membuat orang tuanya menangis haru sekaligus bangga saat anak yang selalu dianggap bandel itu mempersembahkan sebutan juara (predikat yang sebenarnya bukan segalanya..). Dan jujur, sepanjang alur cerita saya berhasil dibuat menangis berlinang-linang (bukannya lebai, namun sungguh jika dinilai secara rekor ala saya.. film inilah juaranya yang berhasil bikin nangis paling bayak dalam setiap scenenya.)
Si kecil Ishan diperankan dengan sangat natural oleh Darsheel Safary. Sementara Pak Ram diperankan oleh Ameer Khan.. lagi-lagi juga sangat bagus (Ehmm.. ini aktor india cowok pertama yang saya tonton ketika baru lulus SD dalam film Afsana pyar ka, baru ngerti gimana itu 'ganteng' :D abaikan deretan kalimat nggak penting di dalam kurung!)
Film ini ternyata diproduseri dan disutradarai juga oleh pemeran utamanya yakni Akang Ameer Khan. Biyuuh.. diborong semua ya. Bisa jadi karena mempunyai ide yang berseberangan dengan selera pasar bollywood yang kebanyakan filmnya romansa bertabur tarian dan nyanyian khas (duluuu.. sekarang sepertinya makin variatif tema yang diangkat dalam film india) sehingga harus dibiayai dan digarap sendiri.
Yah, setiap anak itu istimewa. Ia punya pijar bintang yang sayang sekali jika tersia-siakan karena ketidak mampuan orang tua atau pendidik di sekolah untuk menemukannya. Pesan ini terasa menyentil sekali dalam alur film tersebut. Pantas saja jika film ini pada kelanjutannya banyak mendapatkan penghargaan.. jempol lagi buat kang Ameer deh ^^...
Akhirul kalam.. saya rekomendasikan film ini untuk ditonton para orang tua dan guru pendidik sebagai bahan renungan agar tak ada lagi pijar bintang yang tersia-siakan dari anak-anak kita.
ishh ishhishh ameer kan selain ganteng sudah pinter bikin film ya :D
BalasHapus^^ iya mbak
HapusWeeeeeeeeeeeeee...si abang Ameer Khan juga ya yang main? Sepertinya memang aktor India ini fokus ke masalah pendidikan khan ya. Makin ganteng deh ... *ups
BalasHapusbtw...nonton dimana mbak?
di MNC tv hari sabtu kemarin.. DVD sdh ada katanya.. downlod id internet jg ada :)
Hapuskemaren saya juga liat waktu hari minggu siang di salah satu stasiun televisi swasta, bagus banget filmnya ^^
BalasHapusWuiiiiih....sepertinya keren nih film.
BalasHapusMau nonton aaaah kalo punya film-nya.
Thank mbak binta atas review-nya.
Eniwe, betwe, lama tak berkunjung di mari, rupanya ada banyak yang berubah dari rumah ini. Dari nuansa orange berubag menjadi go green :)
hehe iya mbak elyn.. template yg kemarin agak bermasalah, tiba2 navbar ilang trs disarankan teman untuk diganti saja
Hapus.. jd terpaksa ganti makasih sdh maen2 kesini lahi :)
mestinya di sekolah-sekolah film ini diputar untuk guru-guru
BalasHapussudah nonton film ini dan sudah diputar juga di sekolahku.
BalasHapuskarena berkaitan dengan anak ABK yang berada di sekolahku