Jumat, 26 April 2013

Perempuan sempurna itu harus seperti pertamax.



Semua perempuan itu ingin merasa sempurna, atau setidaknya terlihat sempurna. Namun paradigma berpikir tentang perempuan sempurna harus yang bagaimana?

Saya pernah dicurhati oleh sahabat lama, lewat sms-sms di sela memasak atau menyetrika pakaian (kami sama-sama ibu rumah tangga). Karena sebuah alasan medis, sahabat saya itu terpaksa harus melahirkan cesar. Kemudian saat menyusui bayinya pun dia mengalami masalah. Kulit sensitif yang membuat putingnya pecah berdarah-darah hingga menangis dan mengeluh sangat sakit saat menyusui.

Belum berhenti sampai disitu, usai melahirkan anak pertamanya belum genap setahun dia sudah melahirkan lagi. Bayi kedua belum sempat berbilang tahun dia sudah melahirkan lagi. Jadi sukseslah dia memiliki 3 balita dengan jarak rapat. Bukankah itu karunia? mengingat banyak juga pasutri lain yang susah untuk mendapatkan keturunan dengan cepat.

Ternyata bagi beberapa orang yang melihatnya ternyata itu bukan karunia yang patut diapresiasi dengan positif. Sebagian orang (yang masih kerabat) malah ada yang merespon kurang menyenangkan lewat kata-kata. Opini yang disampaikan di belakang dan di depan orang yang bersangkutan itu rasanya seperti tekanan yang menyakitkan.

Sebagai pendengar curhat saya agaknya bisa merasakan rasa tertekan pada sahabat saya itu. Ketika ada yang nyinyir mengatakan bahwa dia perempuan yang nggak mau merasakan sakitnya kontraksi melahirkan normal karena cesar. Masih banyak juga yang kekeuh berpendapat bahwa -belum jadi perempuan beneran kalau belum pernah merasakan melahirkan lewat 'jalur yang benar'-. Padahal oprasi cesar juga terkadang ada yang lebih menyakitkan, saat tubuh tak bersahabat dengan proses anesthesia (pembiusan), saat tubuh alergi terhadap obat bius bisa mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan fisik yang lebih menyakitkan. Bekas luka akibat operasi juga berakibat jangka panjang, ketika sedang tertawa atau batuk akan terasa nyeri seperti digigit semut, rawan sakit punggung dan juga hernia. Jika tidak tepaksa semua orang yang faham atas resiko tersebut pasti juga tak akan memilih melahirkan cesar.

Gambar berasal dari SINI.


Kemudian ada juga yang memandang sinis tentang keberadaan 3 balita yang rapat dalam pengasuhannya, pengasuhan orang tua yang dianggap belum mapan tapi dinilai sudah terlalu pede untuk mempunyai banyak anak. "Kok nggak mau KB sih?  zaman sekarang kan  sudah maju tidak seperti dulu.. punya anak bisa direncanakan, bisa diatur..". Wah itu kan menurut teori manusia. Pada kenyataannya Tuhan menciptakan masing-masing fisik seseorang itu berbeda satu sama lain. Alat dan bahan-bahan kontrasepsi belum tentu cocok pada tubuh semua orang. KB dengan cara kalender atau alami juga rawan kegagalan bagi  perempuan yang sudah bawaannya gen subur dalam reproduksi. Fisik sahabat saya termasuk limited edititon yang ternyata menolak berbagai jenis kontrasepsi, satu persatu dicoba namun mengakibatkan gangguan serius pada kesehatannya.




Gambar berasal dari SINI.


Dan bagaimanapun semuanya mudah saja terjadi jika Sang penguasa menghendaki. Lalu kenapa manusia seperti 'menghakimi' atas apa yang tidak bisa dirubah lagi kecuali oleh kuasa Tuhan?

Saya hanya bisa mengatakan "Sabar ya,.. tak usah di dengar kata orang yang hanya membuat susah di hati". Kemudian mendoakn sahabat saya itu agar bisa tangguh dan tegar menjalani kehidupannya. Kehidupan yang sebenarnya indah namun hanya mendapat komentar yang kurang ramah dari sekitarnya dikarenakan pemahaman atas predikat perempuan sempurna (perempuan yang benar-benar perempuan) versi para komentator.

Diluar lingkup kisah curhat sahabat saya itu ternyata saya juga sering mendapati kenyataan, Kebiasaan orang-orang yang ringan berkomentar tentang nasib perempuan seputar kodrat dan nasib yang diterimanya. Yang meski dibungkus dalam canda namun saya rasa tetap menapakkan jejak tekanan pedih pada obyek yang menjadi sasaran komentar. Komentar yang secara garis besar adalah tentang penilaian bahwa tidak sempurna sebagai perempuan jika ia belum menikah saat usia ideal (saat telat menikah sering melahirkan komentar dan julukan 'perawan tua), saat perempuan belum juga hamil padahal sudah lumayan lama menikah (komentar yang terlahir adalah bahwa ia perempuan mandul dan tidak subur), saat perempuan dalam keadaan terpaksa harus oprasi cesar (dikomentari sebagai perempuan yang tak mau merasakan sakit karena sok punya uang untuk membayar oprasi yang rata-rata lebih mahal dari biaya melahirkan normal), saat tak bisa menyusui karena produksi ASI yang kering dianggap sebagai perempuan egois yang tak mau menyusui bayinya. Dan banyak lagi ragam kekurangan perempuan yang dikomentari dengan bahasa tidak menyenangkan. Mirisnya para pengkomen itu adalah juga para perempuan sendiri, yang notabenenya bernasib lebih baik tak pernah merasakan berada dalam posisi orang  yang dikomentari.

Jengah sekali jika harus menuruti omongan orang tentang definisi perempuan sempurna. Kalaupun sudah berusaha maksimal akan tetap ada saja kekurangan yang yang akan menjadi sasaran 'komentar' dari sebagian orang, toh manusia memang tak ada yang sempurna bukan?. Jadi menurut saya solusinya adalah jangan terlalu mendengar komentar orang agar tidak berkurang rasa syukur kita atas apa yang sudah dikaruniakan Tuhan YME. Atau kita ubah saja definisinya, tentang perempuan sempurna itu....?

Perempuan sempurna itu haruslah seperti pertamax. Hmm.. kenapa pertamax, coba sejenak baca ulasan singkat saya kenapa saya merasa tepat untuk meng-analogikan perempuan dengan pertamax.

1. Pertamax itu bebas timbal, yakni logam yang sifatnya toksik (beracun) bagi manusia, yang dapat masuk melalui makanan, minuman ataupun udara.

Maka Perempuan sejatinya harus membebaskan dirinya dari racun-racun dalam perilakunya, dalam kata-kata maupun tulisannya. Racun adalah semua yang bersifat menyakiti dan merusak, tentunya kita sudah bisa memahami apa-apa perilaku dan kata-kata yang bisa menyakiti orang lain. Mudah saja saja mengetahui bahwa itu 'racun' atau bukan. Sebelum berkata baiknya kita coba bayangkan bagaimana seandainya kita berada dalam posisi orang lain yang akan kita komentari, jika seandainya kita merasa sakit maka tentu saja orang lain juga akan sakit.

2. Pertamax mengandung oktan yang lebih tinggi daripada Premium. Oktan adalah angka besarnya tekanan yang ditimbulkan saat bahan bakar bekerja. Tingkat angka oktan yang tinggi bisa menghindarkan dari ketukan dalam mesin (knocking) yang menyebabkan mesin cepat rusak. Nah penambahan angka oktan ini pada bensin biasa bisa melalui penambahan zat aditif berupa timbal yang berbahaya bagi makhluk hidup jika terkena atmosfer bumi. Di negara-negara maju sudah dilarang pemakaian timbal untuk campuran bahan bakar. Itulah sebabnya Pertamax harganya lebih mahal dari pada premium dikarenakan berbanding lurus dengan kualitas dan keramahannya terhadap lingkungan tempat tinggal makhluk hidup.

Perempuan juga harus berharga 'mahal'. Dalam artian bukannya jual mahal atau selalu menjaga gengsi sebagai bentuk kesombongan. Mahal maksud saya adalah mahal karena kualitas yakni harus selalu mengupdate diri dengan kualitas, kualitas budi pekerti, ibadah, dan juga keilmuan di berbagai bidang yang memberikan manfaat bagi manusia lain. Menjadikan diri berharga mahal terkadang harus melampaui persaingan, dan tentu saja perempuan sempurna itu tetap pada cara yang benar tanpa kecurangan dan tindakan yang merugikan orang lain.

Gambar berasal dari SINI. 


3. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang menggunakan tekhnologi setara dengan Electronik Fuel Injection (EFI) dan catalytic conventers (pengubah katalitik). Keduanya adalah tekhnologi yang ditemukan setelah tahun 1990 yang pastinya lebih disempurnakan daripada para pendahulunya.

Perempuan sempurna ala pertamax pastinya direkomendasikan untuk laki-laki yang juga selevel kualitasnya, Perempuan baik cocoknya adalah laki-laki yang juga baik budi pekertinya. Sehingga perempuan sempurna ala pertamax itu layak dipilih oleh laki-laki cerdas yang tak hanya memandang fisik ketika serius mencari belahan hatinya.

Begini nih ekspresi kelegaan seorang cowok ketika berhasil mendapatkan perempuan sempurna ala pertamax ^^.. gambar berasal dari SINI.


4. Pertamax tidak mengandung timbal, sehingga menjadi ramah lingkungan sehingga memberi kemanfaatan bagi kelangsungan makhluk hidup menikmati hari-harinya dengan lebih sehat.

Pada akhirnya perempuan akan menjadi lengkap sempurnanya adalah apabila ia mempunyai upaya untuk bermanfaat bagi banyak orang. Ada ketika dibutuhkan dan segera bertindak ketika mampu dan berkesempatan untuk menjadi bermanfaat bagi sesama.

Ada baiknya pada bulan yang biasanya terdengar gemuruh suara-suara emansipasi kali ini kita sebagai perempuan juga intropeksi diri, merenungi kembali apakah selama ini kita sudah termasuk perempuan sempurna ala pertamax atau sekedar sempurna menurut definisi orang-orang yang suka berkomentar saja?

Dan tentang pertamax, bahan bakar yang diakui secara kualitas lebih baik daripada premium. Namun terkadang masih jarang orang dengan insiatif sendiri untuk memakainya. Dikerenakan kurangnya kesadaran individu masyarakat untuk ikut memberikan sumbangsih pengurangan polusi udara akibat buangan BBM yang mengandung emisi rendah.

Agar masyarakat lebih peka dan terpancing kesadaran untuk beralih ke pertamax adalah tetap sosialisasikan bahan bakar ramah lingkungan itu kepada masyarakat dengan promo yang terus menerus dan tanpa kenal lelah. Tetap mengalokasikan BBM bersubsidi untuk kalangan menengah ke bawah, dengan kreatifitas perusahaan periklanan zaman sekarang apa sih yang tidak bisa menyihir orang untuk mengkonsumsi sesuatu yang sebenarnya tidak begitu perlu demi sebuah prestise?, saya melihat sebuah fakta, bahwa ada sebuah produk alat-alat rumah tangga berbahan plastik yang marketing dan promosinya sangat bagus, hanya barang plastik yang berupa piring, tempat minum, kotak bekal makanan, toples untuk cemilan dan kudapan ringan dalam berbagai bentuk dan ukuran atau bahkan wadah-wadah kecil tempat menyimpan merica dan ketumbar. Penampakan dan kegunaannya hampir sama dengan barang plastik lain namun masyarakat rela membeli dan mengkoleksinya karena suka dan seolah mempunyai prestise tersendiri saat mempunyai produk berbahan plastik tersebut. Apalagi hanya sekedar menyihir orang untuk beralih bahan bakar yang jelas-jelas selalu dibutuhkan untuk menunjang transportasi (danyut nadi segala aspek kehidupan manusia pada zaman modern ini), membuat mesin awet dan mengurangi pencemaran udara.

Perempuan merupakan pribadi unik. Ia dikaruniai keindahan dan menyukai keindahan, mungkin itulah sebabnya mayoritas perempuan mempunyai hobi belanja dan mudah terpikat dengan tampilan barang-barang yang unik dan menarik. Terbersit sebuah ide kecil bahwa kondisi tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan penggunaan pertamax pada kalangan perempuan yaitu dengan cara memberikan hadiah aksesoris atau barang-barang yang unik untuk pembelian per-sekian liter pertamax (5-10liter misalnya) yang transaksinya dilakukan oleh perempuan. Bukankah perempuan sangat suka ketika diperlakukan istimewa, sehingga bukan tidak mungkin ketika pertamax memperlakukannya sedikit istimewa ia akan jatuh hati dan menjadi setia.

Dan untuk konsumen diluar genre perempuan, setidaknya saya menyarankan ketika mengingat pertamax maka ingatlah perempuan sempurna yang pas sekali untuk dijadikan pasangan hidup yang harmonis dan membahagiakan, karena pertamax juga pasangan yang paling pas untuk kendaraan kita.

***


Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog Pertamax #apaidemu dengan tema "Woman of your Live".

Skruk pembelian pertamax saya


***

Referensi :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Pertamax
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Timbal
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Oktan
4. http://www.merdeka.com/sehat/efek-jangka-panjang-dari-operasi-caesar.html



3 komentar:

  1. perempuan sempurna dari tingkah laku dan tutur katanya ya mba :-)

    BalasHapus
  2. bener perempuan hrs membebaskan diri dari hal2 yg merusak hidupnya ;)

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...