Senin, 22 April 2013

Leyla Imtichanah, Si pemecah batu.

Tulisan ini diikutkan dalam 8 minggu ngeblog bersama anging mammiri, minggu kedua dengan tema perempuan inspiratifku.

Pecah telor, biasanya digunakan sebagai analogi bagi seseorang yang berhasil meraih apa yang menjadi incaran, apa yang diharap-harapkan dan apa yang sangat diidamkan. Hmm.. bagi saya kayaknya analogi itu terlalu ringan. Pecah telor itu gampang banget bukan? tinggal diketuk sama sendok atau dibenturkan pinggiran wajan saja sudah bisa pecah dengan suksesnya.

Bagi saya meraih sesuatu yang diidam-idamkan itu laksana memecahkan sebuah batu. Susaaah, semakin besar batu yang ingin kita pecahkan maka akan semakin besar pula tenaga dan segala jurus yang harus kita upayakan.

Dalam dunia menulis, ternyata saya masih belum bisa menyederhanakan 'batu-batu' yang ingin saya pecahkan. Saya masih ingin menulis untuk diterbitkan menjadi buku, saya masih ingin bisa nembus tulisan ke dalam ke media cetak, dan beberapa waktu terakhir saat mulai kecemplung asyiknya dunia blogging saya juga memendam ingin memenangkan kontes blog yang bergengsi dan berhadiah besar.

Ada seorang perempuan inspiratif yang saya kenal di dunia maya. Dia menginspirasi saya dalam dunia menulis, seseorang yang saya nilai tangguh, pantang putus asa.. dan satu lagi pantang jenuh ketika fokus memecahkan 'batu' yang ia incar.

Leyla Imtichanah, adalah seorang penulis Forum Lingkar Pena yang sudah banyak menghasilkan buku bergenre fiksi dan nonfiksi. Namun ketika berumah tangga beliau agak berkurang produktiftasnya, namun beliau tetap berusaha menekuni aktfitasnya yang dicintainya yaitu menulis, menulis dan menulis. Tidak pantang menyerah terus mencoba mengetuk penerbit, revisi, diskusi dan permak sana-sini tanpa manggadaikan prinsip yang dipegangnya. Semakin lama industri penerbitan buku semakin penuh persaingan sehingga meski terbilang senior pun bukan hal yang mudah untuk mulus dan licin jalannya untuk menerbitkan tulisan terbarunya.

Dalam sharing kepenulisan di sebuah grup menulis yang didirikannya, Mbak Leyla sempat menceritakan behind the scene sebuah novel yang konon sudah 7 tahun lalu ditulisnya namun baru bisa terbit dengan manis. Yup, inspirasinya adalah tentang kesabaran, tentang ketekunan memecahkan batu besar tak selalu bisa dengan cara instan.

Buku Mbak Leyla yang ciamik, tema melawan arus  berbeda dari mayoritas novel yang  menggambarkan tokoh laki-laki impian serupa 'prince' dalam kisah Cinderella. Kavernya manis bangeeet ^^ .
Gambar diambil dari blognya Mbak Leyla, Menghidupkan Kehidupan






Beberapa buku mbk Leyla yang kesemuanya keren dan 'bergizi', ketika menulis sering menggunakan nama pena Leyla  Hana dan Hana Lee.  Yang sudah terbit kurang lebih sudah belasan buku fiksi dan nonfiksi.
Semua gambar dalam postingan ini mengambil dari web Menghidupkan Kehidupan.


Beberapa waktu terakhir ini Mbak Leyla juga aktif di dunia Blog. Dunia menulis ternyata tak harus berupa buku, lewat blog tulisan kita juga bisa bermanfaat dan lebih cepat mendapatkan apresiasi. Apalagi banyak sekali lomba blog yang menawarkan hadiah-hadiah besar. Dari review produk atau tawaran tema-tema menarik dari website-website yang mempromokan kegiatan atau bisnisnya. Banyak sekali.

Saya dan mbak Leyla termasuk orang yang terpikat mengikuti kontes-kontes blog itu. Bedanya, mbak Leyla lebih rajin dan setiap tulisannya mempunyai daya keunikan tersendiri. Cenderung berbobot keilmuannya, jelas, blak-blakan namun renyah dan ringan dicerna. Sekali lagi, yang saya lihat dari beliau adalah usaha pantang menyerah dan mencoba semua lomba. Saya sering berkunjung dan membaca postingan blognya, untuk belajar dan memotivasi diri sendiri. Saya selalu mengatakan pada diri sendiri "MasyaAllah ibu 3 balita aja bisa produktif menulis, ya novel, ya blog, ya share keilmuan dalam sebuah grup kanapa saya nggak bisa sih? padahal cuman punya 2 anak saja"



Ibu Rumah Tangga juga bisa menaklukkan tantangan menulis yang diberikan Pertamax  dan berhasil meraih  Hadiah smarthphone keren keluaran terbaru. Hadiah memang manis, namun yang lebih manis adalah sesansi kesuksesan memecahkan 'batu' dan aktualisasi diri yang terus terasah sepanjang perjalanan mengisi kehidupan. Cocok sekali dengan motto dan judul blognya mbak Leyla Imtichanah  'Menghidupkan kehidupan".


Kerja keras tak ada yang sia-sia. Setelah cemerlang dalam dunia penerbitan buku ternyata dalam dunia kontes blog beliau juga menuai hasilnya. Terbukti beberapa kontes berhadiah besar dan tema yang berhasil diramu sesuai prinsip moral berhasil diraihnya dengan manis. Senangnya... itulah perbedaannya lagi dengan saya hehe. Saya yang sudah berulang kali mengikuti kontes tapi belum ada yang terlirik oleh juri. Yaa, memang mungkin belum saatnya 'batu' saya pecah.

Dan saya tetap mengambil inspirasi dan motivasi dari perempuan inspiratif versi saya ini, bahwa haruslah tekun dalam upaya memecah batu, terus mencoba dan mencoba. Apalagi masih banyak warna-warna batu yang ingin saya pecahkan, maka saya tetap harus all out dalam belajar apa saja, membagi waktu, terus menjaga semangat agar tak menyerah. Mencontoh manusia-manusia tangguh semacam mbak Leyla. Dan tentu saja setelah ikhtiyar maksimal pada akhirnya pasrah dan berdo'a. Semoga Allah SWT mengabulkan apa-apa yang menjadi pinta dan harapan saya. Amiiiin..

***
Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri

10 komentar:

  1. Semoga sukses selalu, buat mba leyla, mba binta, buat kita semua :)

    BalasHapus
  2. 7 tahun perjuangan yang panjang ya mbak. semoga sukses selalu

    BalasHapus
  3. fans berat Leyla ya Binta? Leyla emang hebat.

    BalasHapus
  4. Mbak Leyla itu kegiatannya di rumah saja ya mbk?
    Kadang aku dilema, mengajar apa menjadi ibu tulen dirumah shg bisa fokus menulis.
    Aku kepingin bisa produktif menulis,tp msh sj kesulitan membagi waktu jika tdk punya azzam yg benar2 kuat.
    Contohnya skrg,dibelain melek-an smpe maksimal tengah malam ya ga akan bisa2 nulis.
    Tapi kalo dah cuapek dg aktifitas di siang hari,ya sdh smua ditinggalkn trmasuk menulis.
    Eh jadi curhat nih...

    BalasHapus
  5. wah, ternyata pemecah batu itu, bukan batu sungguhan... :)

    BalasHapus
  6. kisah yang meng-ispirasi, cita-cita seorang penulis adalah mempunyai buku, kapan yah :) bisa jadi penulis hehehe belum sanggup

    BalasHapus
  7. Memang sosok inspiratif ...
    Punya 3 balita, jagoan lagi semuanya tapi masih produktif ...

    BalasHapus
  8. jadi semangat nulis nih heheh

    sukses selalu,, :)

    BalasHapus
  9. Makasih, mba Binta atas apresiasinya.
    Dikau jg produktif menulis. Kelak pahatanmu semakin sempurna, dan karyamu menembus galeri-galeri besar. Aamiin :-)

    BalasHapus
  10. Mba Binta tulisannya keren, suka suka, Mba Leyla juga keren bange.

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...