Selasa, 16 April 2013

Jombang tak sekedar berisi Ryan, Ponari atau Eyang Subur.

Tulisan ini diikutkan dalam 8 minggu ngeblog bersama anging mammiri, minggu kedua dengan tema Rasa Lokal (Local Flavour) 

Saya ingin menceritakan tentang kota saya saja ah. Sebuah kota kecil tempat saya dilahirkan, dibesarkan dan menjalani hidup di masa sekarang, hehehe artinya saya tak pernah kemana-mana, menikah dapat orang Jombang juga dan pada kelanjutannya tetap staytune di Jombang sehingga beranak pinak hehehe..



Rumah saya di Jombang, tempat tinggal keluarga kecil saya ^^ .



Belakangan (beberapa waktu yang lalu) Jombang jadi terkenal deh saat berita yang berhari-hari jadi headline di berbagai media. Tentang pembunuhan sadis seorang Gay ganteng bernama Ryan, yang ternyata korban-korbannya dikubur di sekitar rumahnya di sebuah kampung di Jombang. Saat semuanya terbongkar, tekape alias lokasi kejadian kuburan mayat-mayat korban ditemukan dan digali menjadi sangat heboh dan ramai. Banyak orang datang (tak hanya dari daerah sekitar Jombang saja) sekedar ingin melihat karena penasaran dan heran (heran dalam makna negatif, kok ada ya orang yang keji macam gitu, dikubur dekat rumah dan kedua orang taunya sama sekali nggak tahu?). Sampai-sampai saking banyaknya orang yang datang melihat sehingga mendatangkan rejeki bagi tetangga-tetangga Ryan di Tembelang Jombang (dari perolehan jasa parkir sampai jualan es) ckckckc..

Ringin contong, sebuah bangunan semacam tugu yang menjadi ikon kota Jombang, Letaknya di tengah kota.. kalau  Jakarta ya mungkin kayak bundaran HI gitu kali ya hehehe.. Gambar berasal dari SINI.


Belum terlupakan sosok 'jagal dari Jombang' saat kasus Ryan sudah jarang dimunculkan di berbagai media. Muncul lagi sosok Ponari, anak kecil yang 'katanya' bisa menyembuhkan berbagai penyakit hanya memakai media air yang dicelupin sebuah batu sakti.

Ketika berita itu tercium awak media yang berskala nasional dan di'booming'kan dalam berbagai berita, maka berbondong-bondong orang datang ke rumah tabib kecil itu untuk mencari kesembuhan penyakit, saking banyaknya sampai ada yang meninggal karena kelelahan antri dan berdesakan. Kemudian pro dan kontra tentang pengobatan alternatif tersebut pun mulai menjadi rumpian nasional.. dengan Headline 'Dukun cilik dari Jombang' beuuuh, saya sendiri yang warga jombang yang aslinya desa Balong sari kecamatan Megaluh itu dekat jaraknya, belum pernah sama sekali kesana untuk memastikan kebenaran cerita tersebut. Tentang batu 'ajaib' dan 'Dukun tiban'[1] itu. Karena Alhamdulillah dalam keluarga saya sudah diberikan kesembuhan saat berobat di dokter dekat-dekat tempat tinggal kami sendiri. 

Masalah bukti kesembuhan dari orang yang sudah berobat ke dukun Ponari juga saya sendiri hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut. Saat dokter-dokter di RSUD Jombang (yang mendadak jadi berkurang pasien saat booming Ponari) mengatakan kesembuhan dari 'obat' dukun Ponari hanya dikarenakan sugesti, kemudian para ulama atau Kyai ada beberapa yang mengatakan syirik dan orang-orang yang menuntut pengobatan itu ditutup, saya tak berani berkomentar banyak. Toh bagaimanapun jalannya kesembuhan datangnya dari Allah SWT. Jadi niat para pencari kesembuhan (orang-orang yang diuji penyakit tak kunjung sembuh setelah berobat kemana-mana) asalkan tidak mengharapkan kesembuhan dari 'batu sakti' punya Ponari, saya rasa boleh saja itu dinamakan ikhtiyar dengan menggantungkan kesembuhan semata-mata kepada Allah SWT. Lah mengganggap kesembuhan pada tablet, kapsul atau suntik dokter itu juga sudah mendekati syirik loh, padahal semua itu kan cuma media perantara yang diikhtiyarkan manusia. 


Dan selama saya memantau beritanya tak sekalipun si Ponari ini menganggap dirinya sebagai Tuhan. Dia cuman pengen membantu, orang tua dan Ponari sendiri jika ditanya oleh pasiennya juga cuma menjawab 'InsyaAllah' hanya Allah yang bisa meneymbuhkan. Kelihatannya hanya pasien-pasien yang putus asa saja yang menjadi kalap sehingga menganggap segala yang berhubungan dengan ponari itu bertuah dan menyembuhkan, sampai- sampai air got di belakang rumahnya yang kotor tetep mau diminum dan mengaku sembuh.. miris... saya tak tahu harus bangga atau mengelus dada saat fenomena itu juga mengangkat nama Jombang menjadi terkenal. Menurut anda saya emang harus bagaimana ya? bingung juga kan jawabnya hehe..

Yang terakhir. Yang sedang jadi rumpi nasional juga.. alhamdulillah sih tidak menyebutkan nama Jombang dengan 'huruf yang besar' (Tidak sebooming Ryan dan Ponari). Itu loh kasusnya artis Adi bing Slamet dengan Eyang Subur yang katanya sesat. Huft.. asalnya saya tidak begitu menggubris rumpi nasional itu kalau saja secara tak sengaja mendengar bahwa Eyang Subur itu dikabarkan sebagai 'laki-laki asal Jombang'. Saya pun tak ingin sok berkomentar membela Eyang Subur atau membela Adi bing Slamet. Yang tahu kronologis dan fakta sesat atau tidaknya hanya Allah deh.. namun jika benar itu Eyang istrinya sembilan. Catat! sembilan yaaah jelas lah dia gak mencontoh ajaran Rasullah Muhammad SAW bahwa batasan poligami kan cuman 4 orang. Namun menghukumi dan menuduh sesat pada seseorang haruslah hati-hati, jika ternyata tidak benar tuduhannya maka penuduh sendiri yang dihukumi kafir dan sesat.. ih ngeri bukan, jadi saya No komen deh tentang Eyang Subur. Paling tidak saya merasa bersyukur berita kontroversial itu sudah mulai surut dari sorotan dan rumpian nasional.  


Nah zaman informasi serba cepat sekarang ini belakangan memunculkan sosok-sosok yang membuat terkenal kota Jombang namun dalam image kontroversi seperti 3 tokoh yang saya ceritakan di atas. Sehingga saya ingin membuat postingan ini agar kawan-kawan blogger tidak berpikir bahwa di Jombang hanya berisi semacam orang-orang kontroversial yang diboomingkan media massa. Jombang juga punya sisi lain yang menurut saya positif. Jombang juga merupakan salah satu dari beberapa daerah yang mendapat julukan KOTA SANTRI, dikarenakan banyaknya pesantren di dalamnya. Sebagai warga asli Jombang saya ketahui bahwa ada 4 pesantren besar bercokol disini. Yaitu Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Pesantren Denanyar, Pesantren darul Ulum Rejoso Peterongan (lokasi dekat banget dengan tempat tinggal Mertua saya). Dan Pesantren TebuIreng (lokasinya dekaaat banget dengan tempat tinggal saya sekarang, di kecamatan Diwek).


Yang saya bilang pesantren besar adalah santrinya mencapai angka lebih dari seribuan orang. Belum lagi pesantren-pesantren sedang dan kecil yang bertebaran di berbagai sudutnya. Di kecamatan Diwek saja banyaaak sekali pesantrennya, diantaranya yang saya sangat familiar adalah : Pesantren Al-Anwar Pacul gowang (tempat saya bersekolah MTs hingga MA), Pesantren Tarbiyatun Nasyi'in Pacul Gowang, Pesantren Sumbermulyo, Pesantren kedungRejo dll


Jadi kadang bisa dikatakan bahwa tipikal orang jombang itu ada kePe-dean tersendiri ketika mengatakan "saya santri", "Calon suami/calon istri, calon menantu saya santri". 


Dan saya pribadi juga mempunyai kePe-Dean tersendiri saat mencoba menerbitkan buku yang isinya kumpulan serita semasa menjadi santri. Sebagai wujud kecintaan saya terhadap kota santri, kota kecil yang tetap saya cintai meski kadang orang luar merumpikan hanya seputar berita kontroversi yang ditayangkan di televisi. Hmmm... hehehe maaf ya sekalian promosi :D





Zahra, putri kecil saya bersama buku saya yang berjudul KISS (Kisah Indah Seputar Santri), diterbitkan oleh penerbit Dzikrul, InsyaAllah sudah tersedia di Gramedia dan tobuk lain :)




Dan, bagaimanapun keadaan kota kelahiran kita, baik buruknya, positif negatifnya sungguh pastinya tetap menjadi tempat yang dirindukan untuk pulang dan bersua kembali dengan sepenuh kenangan yang telah kita ukir semenjak kecil. 


Saya berharap juga agar diberikan kesempatan untuk singgah dan berkunjung di sudut-sudut nusantara tempat teman-teman blogger tinggal. Paling tidak, jika finansial belum mungkin keliling indonesia dalam artian sesungguhnya maka saya akan berkeliling ke 'rumah-rumah' maya kalian. Maka, bagaimana cerita kota kalian? mau doong dibagi link-nya supaya saya lebih mudah berkunjung ^^.


***


Footnote :

[1] Dukun tiban : istilah dari orang-orang untuk orang yang tiba-tiba dianugerahi kelebihan bisa mengobati penyakit tanpa belajar teorinya terlebih dahulu.


**



Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri


*

16 komentar:

  1. salam kenal mba, jombang terknal kota santri sejak dulu saya sudah tau, banyak temen2 yg blajar agama di jombang ..wah rumahnya asri tenan yo mba..aku pngn jalan2 ke sana, insyaallah suatu hari..salam hangat dari aceh

    BalasHapus
  2. wahhhhh,persoalan masa lalu yang membuat jombang menjadi terkenal walau terkenalnya karena kasus ryan dan kehebatan ponari (ehh pa kabar yah nih anak?) ditambah lg si eyang yg lg booming. tp kan nggak selamanya jombang gitu krn mmg pernah sih jg denger klo kota santri tuh di jombang juga hehehe #salamucok :D

    BalasHapus
  3. hidup kota santri. Begitulah kita2 ini yang ada di daerah mbak. Kayak orang Makassar, imagenya sebagai orang yang suka tawuran gak ilang2 :(
    Moga menang ya :)

    BalasHapus
  4. Suasana di kota santriii
    Subhanalloh. Sampeyan ini sehari nulis berapa kali di blog mbake?
    Mana banyak semua tulisannya. Moga - moga menang ya ^^

    BalasHapus
  5. Rupanya Jombang lebih gampang diingat dari beberapa orangnya yang heboh di jadi issu di TV

    BalasHapus
  6. Salam kenal mbak,seneng ada khas dari Jawa Timur. Semua ada plus minusnya,di balik kejinya Ryan dan sugesti ala Ponari,kota santri rasanya terasa pas di hati..:

    BalasHapus
  7. Senangnya bisa nyantri di kota santri, terlepas dari fenomena 3 tokoh "antagonis"nya, kota santri tentu lebih banyak mencetak pribadi-pribadi yang baikkan? seperti yang punya blog ini, hehehe iyakan Mba Binta? Salam kenal dari Kaltim.
    silakan berkunjuk ke desa saya di http://aisyah0107.wordpress.com/2013/04/17/75/
    mohon kritik sarannya...

    BalasHapus
  8. mbak mutia : wah makasih sudah mampir.. smoga suatu saat bs jalan2 ke aceh ya.. buminya delisa :)
    ucokeren : salam juga ya ucok :)
    mbak niar : iya sy klo liat tivi jg jadi nyangka makasar orangnya suka tawuran pdahal kanmasih banyak yg baik n ga sombong kayak mbak niar ini qiqiqi.. :D
    Mbak najma : amiiin.. ini nls td malam mbak :)
    bunga : begitulah.. smoga setelah saya nulis ini enggak lagi hehe
    enny : salam kenal jg. makasih sdh mampir :)
    Aisyah : salam kenal.. wow kaltim.. insyaAllah bakal maen ke 'rumah'nya :)

    BalasHapus
  9. ada sedikit rasa menyesal, ketika sdh emak2 tapi belum mencicipi indahnya pesantren sejak kecil.. Ingin rasany merasakan apa yg mbk Binta rasakan, plus mendapatkan bnyk ilmu agama. Kelak anak&cucuku akan memperbaiki pendidikan yg emaknya blm rasakan, masuk di pesantren. InsyaAllah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin amiin mbak Imma.. meski belajar agama tak melulu harus di pesantren tetapi tetap ada kenangan manisnya yang selalu terkenang.
      setelah mondok pun tetep harus terus belajar.. krn sebagian ada yg lupa juga.. belajar dari ayunan sampai liang lahat :)

      Hapus
  10. halah aku malah baru tau mba kalo ketiga org tersebut berasal dr kotamu.satu lagi mba, jombang punyapenulis bernama bintaalmamba yg punya segudang prestasi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. berarti mbak wind emang jarang lihat tivi.. tanks mbak :)

      Hapus
  11. mbak binta, aku gak ingat lagi lho tentang ponari, ryan. yg aku tau dan makin menguat adalah image kota santrinya. apalagi sejak kenal mbak binta.santri writer

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah kalau gitu mbak.. smoga someday dikau bs dolan kesini ya mbak anik.. *sambil bw cake hehe.. :)

      Hapus
  12. salam kenal dari saya arek jombang rantauan,jombang kota kecil penuh makna
    saya bangga jadi orang jombang, dan satu lagi ketika saya dirantauan,ditanya kota asal,orang tersebut pasti langsung bilang tebuireng/pondok tebuireng(padahal rumah saya kawasan denanyar) itu pendapat mereka yg religius, dan ada juga yg langsung bilang tetangganya ryan jagal/ponari dukun, but saya hanya tersenyum karna jombang penuh cerita,

    BalasHapus
  13. salam kenal dari saya arek jombang rantauan,jombang kota kecil penuh makna
    saya bangga jadi orang jombang, dan satu lagi ketika saya dirantauan,ditanya kota asal,orang tersebut pasti langsung bilang tebuireng/pondok tebuireng(padahal rumah saya kawasan denanyar) itu pendapat mereka yg religius, dan ada juga yg langsung bilang tetangganya ryan jagal/ponari dukun, but saya hanya tersenyum karna jombang penuh cerita,

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...