Minggu, 28 April 2013

Cinderella Syndrome, Karena hidup memang bukan dongeng.



Judul buku : Cinderella Syndrome.
Penulis : Leyla Hana (Leyla Imtichanah).
Penerbit : Salsabila, Pustaka Al-Kautsar
Jumlah halaman : 240
ISBN : 978-602-98544-2-8

Karena hidup memang bukan dongeng. Penulis novel ini menyajikan cerita yang berbeda dengan kebanyakan cerita novel, bisa diistilahkan dengan novel yang 'melawan' arus trend novel-novel romance yang selalu digambarkan dengan mudahnya mempertemukan sosok srupa pangeran dan sosok putri yang terkadang penggambaran keduanya lebih banyak yang mendekati sempurna. Perempuan idaman bertemu dengan laki-laki pujaan, selalu pas dan membuat yang membaca jadi berkelana ke alam hayal seusai menghabiskan halaman demi halaman novelnya.

Cinderella Syndrome adalah novel yang mengisahkan tiga perempuan metropolis dengan segala pernik kehidupan mereka yang digambarkan secara natural dan tidak bertele-tele (maksud saya minim deskripsi yang kadang membuat saya ngantuk hehe..). Erika, Violet dan Annisa, yang sama-sama dalam pergulatan batin sebuah pemikiran 'apa tujuan menikah?'.

Masing-masing karakter meskipun dijelaskan bahwa mereka muslimah berjilbab dan taat namun tetap digambarkan sisi-sisi manusiawinya, sifat-sifat dan pemikiran dalam menyikapi kehidupan sekeliling berdasar contoh-contoh yang terlihat, pengalaman-pengalaman yang pernah melekat.

Saya tidak akan menceritakan sinopsis alur cerita. Enggak seru doong.. Yang pasti saya hanya ingin menceritakan rasa hati saat membacanya. Seruuu.. karena setiap bab kita akan diajak beralih cerita dan tema, dari Erika ke Violet dan dari Violet ke Annisa. Jadi ketegangan saat membaca sebuah konflik bisa mengendor dan santai sebentar, yaaa seperti diaduk-aduk begitu deh.

Sampai jelang epilog ada rasa manis ketika salah satu tokoh menutup kisahnya dengan realisasi analogi sepatu kaca yang 'pas' dengan kakinya, ada juga rasa mengambang saat tokohnya mengalami kegagalan namun bisa memetik  hikmah dan introspeksi diri, dan ada juga rasa getir saat ada yang pada akhirnya tersakiti namun membuatnya semakin tegar berdiri.

Ya, menutup buku bersampul warna pink dengan gambar gaun pengantin itu membuat saya mendesah pelan.."Benar sekali.. hidup ini realita, bukan sebuah dongeng belaka'.

Rekomended buat para lajang ataupun yang sudah berumah tangga untuk kembali merenungi apa sebenarnya tujuan kita mengambil langkah untuk menikah, membina keluarga? diatas semua tujuan dan niat apapun yang paling penting adalah untuk menyempurnakan separuh agama. Bukankah begitu..?

***


4 komentar:

  1. saya setuju...hidup adalah realita. Bukan hari kemarin yang harus disesali atau esok yang tak pasti. Kita hadapi apapun realita hari ini...

    BalasHapus
  2. mbak, Itu penulisnya mbak Lelya Hana dengan Lelya Imtichanah sama ya?

    BalasHapus
  3. mbak anita : iya bener mbak :).. makasih sdh mampir
    ivon : iya leyla hana sama dengan leyla imtichanah :D

    BalasHapus
  4. aku sering baca karya2 mbak ella, tapi yang ini belum. kayaknya menarik nih :)

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...