Kamis, 21 Maret 2013

Menjadi istrinya orang baiiik, harusnya bagaimana?

Personal branding, sebuah istilah yang saya fahami padan katanya sebagai ciri khas yang membuat seseorang dikenali. Sebagaimana Kak Seto terkenal dalam bidang kepedulian terhadap anak-anak, kemudian Dokter Boyke terkenal dalam bidang kesehatan seks, ada lagi Roy Suryo yang sering diwawancarai wartawan mengenai telematika (eh ternyata kok malah diangkat jadi menteri olah raga dan ngurusin PSSI yang bikin pusing itu ya? ops..^^).

Yup masing-masing orang kayaknya memang punya personal branding sendiri. Di dunia onlen mapun offlen, jadi rumus patennya adalah.. ketika orang mempunyai ciri khas maka ia menjadi gampang diingat. 

Nah yang akan saya bahas di postingan ini adalah tentang seseorang yang personal brandingnya itu adalah 'ringan tangan'. Bukan berarti ringan tangan itu suka memukul atau gampang menendang. Namun perumpamaan dari baik hati dan suka menolong. 

Dia adalah seorang laki-laki yang telah menjadi suami saya, ayah anak-anak saya, menantu dari orang tua saya, cucu dari kakek saya plus juga menjadi keponakan dari budhe dan bulek saya... hmmm. Dia orang baru yang hadir di keluarga kami namun begitu memikat keluarga saya sedemikian rupa. Senang dan agak gemas rasanya.

Apa pasal?
Laki-laki yang menjadi suami saya itu tipikal orang yang suka menolong dan kreatif, selalu bisa mengatasi apa saja masalah pertukangan untuk memperlancar keadaan rumah seperti membetulkan pintu yang seret, memperbaiki listrik, pompa air, pipa dan apa saja. Apalagi kerjaannya yang wiraswasta, bisa meliburkan diri kapan saja dia mau. Saat dibutuhkan kerabat yang hajatan begitu dia rela tidak berangkat kerja.

Bude Jum, bude saudaranya bapak sampai berkata "Saya selalu keingetan sampeyan kalau ada barang yang rusak.." walah-walah, padahal itu bude Jum itu juga punya banyak anak laki-laki yang harusnya bisa dong disuruh benerin pipa dari pompa air yang macet.

Ada juga Bude Nis, bude saudaranya ibu saya juga selalu ingatnya suami saya kalau ada repot-repot hajatan. Mau nyuruh benerin pisau saja ingatnya ponakan ganteng suami saya itu hehe.. owalaaah. 

Itu baru bude... belum lagi bapak ibu saya yang selalu membunyikan hape nyuruh ini itu, beliin ini itu... sama suami saya sih asalkan dia sedang sehat selalu siap sedia berangkat nggak perduli hujan atau siang panas capek waktunya istirahat siang huhu..

Gemas deh lama-lama, karna kadang-kadang saya jadi kena imbasnya. Bagaimana nggak gemas ketika sudah siap akan berangkat jalan-jalan, saya dan anak sudah siap semua, sudah mandi bersih dan harum, sudah dandan jilbaban rapih tapi tiba-tiba si ayah harus ke rumah bude dulu memperbaiki pompa air yang rusak. Huaaah 5 menit, 10 menit sampai lebih dari satu jaaaam nunggunya.

Sebal.. jujur saja sebal. Namun saya lekas-lekas mikir kenapa harus sebal sih karena jadi istrinya orang baik, jadi istrinya orang yang brand imagenya di mata kebanyakan orang sebagai orang baik hati, gampang dimintain tolong tanpa pamrih apa-apa? heuheu saya jadi malu sendiri sih.. karena suami saya bukan hanya baik dan ringan membantu orang lain saja (tetangga, teman, kerabatnya dan juga kerabat saya) namun ia juga ringan hati membantu saya di rumah, membantu plus membetulkan segala peralatan rumah tangga kami yang terasa tak nyaman dipakai selalu tak menunggu waktu lama untuk langsung memperbaiki. Dan banyak pula alat-alat unik di dapur kami hasil bikinannya yang membuatku betah berlama-lama di dapur.

Owalahhh.. ya, harusnya saya bangga dan bersyukur bukan?
Postingan ini hanya sebatas tumpahan hati saya karena sebuah konflik kecil yang membuat saya kesal. Jadi saya menghibur diri saya sendiri dengan cara menapak tilas mencari kebaikan-kebaikan yang ada dalam diri pasangan saya ini, suami saya. Dan ternyata kejadian (imbas menjadi orang baik pada orang lain yang kemudian merugikan saya  dan membuat saya sebal) itu nggak sering. Ternyata kalau dipikir-pikir sayalah yang mendramatisir suasana menjadi terasa sangat menyebalkan hehe..

Jadi pada akhirnya saya beringsut kembali kepada zona perasaan lama yang selalu tersimpan.. hmmm agak malu sih bilangnya.. kalau saya mencintai suami saya.. heuheu kalau saja ini saya baca di depan anak-anak pasti mereka langsung berdehem-dehem sambil bilang 'cie cieee..' dan kemudian tertawa nggak jelas. Apanya yang lucu sih anak-anak kalau lihat ayah ibunya dekat-dekatan saling senyum gitu kok selalu disorakin? ah namanya juga anak-anak. penghiburan kami selalu, sorak sorak dehem-dehem mereka selalu berhasil membuat kami malu-malu. Cie cieee...

Tetaplah menjadi orang baik kangmasku sayang... toh saya cemberut, ngedumel dan ngomel juga nggak pernah lama^^. Semoga seterusnya di dunia hingga akhirat suami saya tercatat sebagai orang baik dan istrinya pun turut menjadi baik. Amiiiin..
(*)






Sambil menyelam minum air, jadi sambil curhat juga sambil ikut lomba menjelang detlen ^^ (karena baru tahu infonya dari setelah BW ke blognya mbak Leyla Hana)
Jadi... Tulisan ini juga diikut sertakan dalam Lomba “Ungkapkanlah Cintamu” pada blog senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan Senyum dan Syukur” 


2 komentar:

  1. aku baru tahu nih ada lomba ini... ikutan ah.. makasih ya infonya binta..(aku jadi rajin datang ke blogmu karena kamu selalu update dengan lomba)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak ade.. ini udah detlen.. kmrn pas nulis sehari sebelum detlen hehe.. mbak leyla lbh update mbak, sy ngekor intip dr blognya mbak leyla :)

      Hapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...