Repost dari MP, dibuang sayang ah...
Kali kedua diundang menjadi pembicara sebuah workshop kepenulisan. Kali ini beda dengan yang pertama, kalau dulu berada di pesantren tempatku dulu nuntut ilmu. Makan tidur pernah disana jadi berasa dirumah sendiri dan di hadapan adik-adik sendiri, tapi sekarang di tempat lain yang benarbenar baru buatku. SMK YPM kecamatan Sumobito jombang (tetangga kecamatan). Disamping itu ada yang paling membuatku grogi.... karena pertama kalinya harus tampil ditonton mantan pacarku huhuhu... diantar dan ditungguin suami gitu lho *dalam hati berharap smoga dia disibukkan sama anak-anak dan gak sempat lihat performaku selain didapur :D. Asli deh ini lebih mendebarkan dibanding prosesi nadhor 6 tahun yang lalu di beranda ruang tamu :D (nulis ini sudah 2 tahun lalu ternyata. Waktu sekarang kami sudah 8 tahun menikah,.. ini kan kopas sari MP ^^)
Di sebuah masjid yang arsitekturnya penuh ukiran kayu. Suasana teduh namun ramai oleh para Abege yang antusias. Acara tersebut diadakan oleh anak-anak mahasiswa UIN malang yang sedang PKL disana...
Setelah sound sistem dan proyektor siap. Maka segara didaulat untuk maju... konsekwensi untuk menghadapi barpasang tatap mata meraka. Demam panggungku mulai kumat heuksss, makalah yang terpegang mulai basah oleh keringat dingin. Aku benar-benar takut apa yang kusampaikan akan garing dan nggak ada yang antusias. Terus audiens pada ngomong sendiri tak memperhatikan cuap-cuapku di depan...
Maka jadilah aku tereak-tereak apa saja yang sudah kurangkai dalam pikiran. Meski kadang tersendat karena tidak lihai berimprovisasi alhamdulillah nggak sampai terjadi ada peserta yang tertidur karena bosen :D atau lari karena mual :D bener-bener nggak ada. Alhamdulillah juga banyak pertanyaan-pertanyaan seputar kepenulisan yang menjadi unek-uneg mereka kujawab dengan semampunya.
Bahkan ada yang bertanya begini..
"Mbak bagaimana sih mengawali kebingungan dalam menulis.. karena belum menulis sudah bingung... menulis profil diri sendiri saja bingung saya ini apa, maunya gimana..?" :D
*Tuh kan menyusun pertanyaan saja juga bingung..*
Memulai menulis itu jangan membayangkan yang susah dan yang bikin bingung. Untuk memulainya harus menumbuhkan rasa 'suka' dan menumbuhkannya tak lain hanya dengan menulis, apa saja, tentang apa saja tanpa takut jelek, tidak layak, atau tentang kaidah tata bahasa...
Sesudah menulis setiap hari insyaAllah kita akan sampai pada tahap 'butuh'. sehari nggak nulis rasanya nggak enak banget. Barulah saat itu kita mulai membenahi tentang kaidah-kaidah dalam menulis juga meluaskan jendela dalam pencarian ide.
Uraian di atas adalah secuplik materi yang aku sampaikan meskipun dengan belepotan disana-sini... (dalam hati berdoa, smoga penjelasanku yang agak mbulet bisa ditangkap intisarinya oleh mereka..)
Akhirnya, bincang santai dunia pena yang bertajuk -menjadi remaja kreatif dengan menulis- itu pun usai pada jam 10.30.
Legaaaaa rasanya...
Kami segara mohon diri dan kemudian meluncur mampir ke rumah mertua yang tempatnya dekat dengan TKP. Nyelonjorin kaki sama punggung...
Puji syukur untuk rejeki hari itu. Kesempatan untuk belajar berani.. hasilnya tetap saja, aku harus terus banyak belajar... lagi :)
***
Sayang seribu sayang enggak ada dokumentasi potonya, karena acara dadakan, nggak punya kamera, nggak inisiatip jeprat jepret by hape, dan lupa nggak minta sama panitia huhu...
Biar ga kaku dan bisa lemes, kurangi makan saja sebelum "manggung" mbak :)
BalasHapusSeru ya (paragraf pertama terutama ^_^). Ini jadinya bukan "Bincang santai" ya mbak? Tapi "Bincang tegang" :D
BalasHapusBtw, pengalaman berharga. Sy juga suka membayangkan yang jelek2 sebelum bicara sama orang, apalagi kalo bicaranya di depan lebih 2 orang. Lebih parah ya? hihihi
Aku juga lagi persiapan diri untuk bedah buku kumcerku neh mbak, antara senang dan deg-degan :D
BalasHapus