Selasa, 16 Oktober 2012

Korban korupsi.. apa dan siapa saja?


Sejenak saya ingin membagi anekdot yang pernah saya dengar di radio kesayangan saya Gita FM pada acara inspirasi pagi.

Dikisahkan pada suatu hari terlihat banyak orang yang antri di depan sebuah pintu. Ternyata mereka adalah penduduk surga yang menunggu giliran untuk masuk. Namun malaikat penjaga pintunya terlihat kebingungan karena tanpa diduga pintu tersbut mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dibuka.
Malaikat tersebut segera memanggil calon penduduk surga.

“Hai para calon penduduk surga, adakah diantara kalian yang insinyur dan bisa memperbaiki pintu ini?” tanya malaikat. Kemudian tampillah 3 orang calon penduduk surga yang ternyata insinyur. 1 orang berasal dari Jepang, 1 orang lagi dari Amerika dan sisanya adalah insnyur Indonesia. Malaikat itu pun memberi kesempatan satu persatu dari ketiga insinyur tersebut untuk memeriksa pintu dan memperhitungkan uang jasa yang diminta sebagai imbalan.


Gambar berasal dari SINI.


Insinyur dari Amerika segera memeriksa keadaan pintu kemudian segera menyebutkan biaya 700 dollar. Dia menyebutkan perinciannya adalah 300 untuk biaya bahan-bahan dan alat, 200 untuk biaya memeriksa dan menemukan titik yang harus dibenahi, dan 200 untuk upah kerja.
Malaikat merasa masih terlalu mahal.

Giliran insinyur Jepang selesai memeriksa dia langsung menyebutkan bahwa biayanya 500 dollar saja. 200 untuk bahan dan alat, 200 untuk biaya memeriksa, dan 100 untuk upah kerja.
“Lebih murah bukan?” ucap si Jepang sambil senyum manis.

“Masih mahal.. ayo ganti kamu Insinyur Indonesia, negeri kamu kan sedang banyak musibah dan butuh biaya untuk kembali bangkit, pasti kamu bisa menawarkan harga lebih murah untuk mendapatkan tender ini.” ujar malaikat. Si Indonesia ini tanpa beranjak dari tempatnya berdiri, tanpa memeriksa langsung menyebutkan angka 2500 dollar.

Kontan sang malaikat melotot kaget. “Kenapa sangat amat muahal?”
Si Indonesia menjawab sambil berbisik “Iya.. 1000 buat malaikat, 1000 buat saya.. dan yang 500 itu kasihkan sama si Jepang tadi. Pas banget bukan??”
????###$$$%%% :D :D :D

Anda boleh tertawa, boleh malu, tersedak, menggerutu atau membanting pintu sambil bilang WOW saat membaca epilog dari cerita imajinasi tersebut.
Saya yakin yang mengarang cerita tersebut hanya bermaksud menyemangati kita sebagai anak-anak negeri tercinta agar jangan sampai membawa bangsa ini terpuruk dalam kebobrokan moral lebih dalam dan mengerikan. Ketika kita kebanyakan terfokus pada angka-angka ketika ditanyakan tentang kerugian akibat tindakan korupsi. Jutaan, puluhan juta, ratusan juta hingga mencapai milyaran dan tak jarang juga triliyunan rupiah seringkali disebut-sebut sebagai angka-angka yang diambil oleh koruptor dan merupakan kerugian yang harus diderita negara, sebuah instansi atau masyarakat yang sejatinya lebih berhak.

Padahal sebenarnya banyak sekali yang telah menjadi korban ketika terjadi korupsi. Siapa sajakah? Saya  akan menyebutkan 3 saja dengan jabaran paling sederhana. Silahkan direnungkan : 


1. Negara, tentu saja beserta semua penduduknya.
Jika yang kosupsi adalah pejabat yang bertugas membawa dan mengolah uang rakyat. Kemudian menyalah gunakannya demi kepentingan pribadi atau golongannya, maka sudah pasti negara akan rugi. Karena seyogyanya aset dan segala harta yang dimiliki negara itu harusnya untuk mensejahterakan rakyatnya secara merata. Menjadikan negara untuk selangkah lebih maju dalam hal apa saja.
Ketika aset dan harta dikorupsi dan digerogoti disana sini tanpa ampun. Dari mana jalannya negeri bisa menjadi makin maju?
Dan yang paling mengerikan adalah ketika Allah SWT sudah mencerabut berkah atau bahkan menimpakan adzab kepada bangsa yang hidup dalam kedzaliman, pengkhianatan terhadap amanah, janji dan sumpah. Maka tidak hanya para pelaku korupsi saja yang akan merasakan adzab tersebut. Namun orang-orang baik juga akan kena akibatnya, penduduk dalam satu negeri itu seperti serombongan orang yang sedang naik kapal besar di tengah lautan, jadi meskipun hanya 3 atau empat orang yang melubangi kapal tapi bisa berakibat seluruh penumpang akan tenggelam dan binasa.

2.   Anak-anak generasi penerus kita.
Nutrisi yang diberikan pada anak-anak, pada keluarga yang menjadi tanggungan nafkah seorang ayah yang korupsi niscaya akan menjadikan produk anak-anak yang bebal, susah menerima nasehat kebaikan. Meskipun sukses dalam pendidikan dengan banyak mengumpulkan titel di depan dan di belakang namanya namun bisa dipastikan mereka tidak sukses dalam pembentukan moral.


3. Sistem.
Sudah rahasia umum bahwa budaya korupsi ternyata sudah akut di negeri ini. Seolah sudah menggurita dan mengakar kemana saja. Dari instansi yang besar hingga yang paling kecil.
Beberapa kali saya mendapati kisah yang dituturkan secara samar maupun terang-terangan bahwa orang jujur dan bersih ketika menempati posisi tertentu -meskipun ia menduduki bagian tertinggi- terkadang tidak bisa berkutik menghadapi sistem yang terlanjur lekat dengan budaya KKN. Dia akhirnya harus ikut ‘basah’ meskipun kekeuh tidak mau ikut menceburkan diri.


Gambar diambil dari SINI.


Saya miris, kesal, sebal, geram dan campur aduk warnanya saat mendengar ucapan Wakapolri Komjen Nana Sukarna ketika mengisi Seminar Nasional Komisi Kejaksaan di Hotel Atlet Century, Jakarta Selatan, Kamis 11 Oktober 2012.

Seseorang yang termasuk di deretan orang ngetop di bidang pemberantasan korupsi malah mengatakan bahwa penghasilan kecil merupakan salah satu sumber korupsi, korupsi memang sulit dihindari karena berbagai faktor, termasuk pengaruh dari lingkungan.

Bahkan ada lagi perkataan yang cukup kontroversi, yaitu ketika beliau bertanya kepada audien seminar tersebut. "Angkat tangan yang merasa sudah bersih? Yang hanya hidup dari gaji pekerjaan. Kita enggak usah menjadi orang munafik, saya juga mengakui kalau hanya dari gaji enggak cukup untuk hidup".

Oh, tidak!! Wa-ka-pol-ri berpenghasilan kecil? dan tidak cukup untuk biaya hidup?
Bisa jadi bukan tidak cukup untuk ‘biaya hidup’. Namun tidak cukup untuk ‘gaya hidup’. Dua kata yang saya pakaikan tanda petik itu sungguh jauh bedanya. Anda semua pasti sudah pintar untuk menerjemahkannya.

***

Refrensi :



Tulisan ini diikutkan dalam even lomba menulis nasional "peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi" 
Infonya ada di : http://www.indonesiamenulis.co/?tampil=umumx&id=3





8 komentar:

  1. terima kasih mbak binta, tulisan saya dijadikan referensi

    saya jadi terharu mbak T.T

    korupsi memang harus dibinasakan mbak ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. saya nyulik sdkit info dr postingan pean.. gpp ya :)

      Hapus
  2. Salam Takzim
    btw malaikat setuju ngga dengan tawaran penghuni surga asal indonesia kalau setuju berarti dia bukan malaikat dong
    cukup cantik dalam memberi warna anekdot pengantar tulisan kurban korupsi dan nepotisme. semoga saya dan yang membaca tulisan ini tidak lagi menjadi kurban korupsi
    Salam Takzim Batavusqu

    BalasHapus
    Balasan
    1. namanya jg crt anekdot.. gak mgkn jg orang doyan korup jd calon penduduk surga.. he he
      makasih sdh mampir :)

      Hapus
  3. "KORUPTOR....."

    Digantung aja biar cepat kering... hehehehe :)

    BalasHapus
  4. Catatan tentang korupsi yang tegas... Aura ketegasannya amat terasa

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...