Awal-awal menikah dulu, suami pernah mengajak saya ke rumah temannya. Seorang tukang pijat langganannya yang katanya berijazah, saking cocok dan seringnya dia pijat disana sampai lumayan akrab dan menganggap tukang pijat itu sebagai teman dekat.
'Pijat urat berijazah'
Begitu tertera pada papan nama di depan rumah mereka. Hmm.. waktu itu saya sama sekali belum mengerti bahwa memijat itu ternyata ada sekolahnya juga, pake ijazah segala hehe..
Suami saya sebelumnya sudah bercerita kalau Pak Hamid (nama tukang pijat, teman suami saya) itu istrinya juga bisa memijat. Jadi mereka itu sepasang tukang pijat, yang sama-sama berijazah dan sama-sama buta. Kalau pak Hamid masih punya 25% pengelihatannya. Jadi yang suaminya itu masih bisa melihat cahaya meskipun samar dan tak sempurna, sedangkan istrinya buta total semenjak lahir.
Pak Hamid memijat khusus pasien laki-laki, sedangkan istrinya khusus pasien perempuan. Masing-masing disediakan kamar khusus di dalam rumah kontrakan mereka yang mungil.
'Pijat urat berijazah'
Begitu tertera pada papan nama di depan rumah mereka. Hmm.. waktu itu saya sama sekali belum mengerti bahwa memijat itu ternyata ada sekolahnya juga, pake ijazah segala hehe..
Suami saya sebelumnya sudah bercerita kalau Pak Hamid (nama tukang pijat, teman suami saya) itu istrinya juga bisa memijat. Jadi mereka itu sepasang tukang pijat, yang sama-sama berijazah dan sama-sama buta. Kalau pak Hamid masih punya 25% pengelihatannya. Jadi yang suaminya itu masih bisa melihat cahaya meskipun samar dan tak sempurna, sedangkan istrinya buta total semenjak lahir.
![]() |
Foto hanya ilustrasi, dulu belum punya hape yang ada kameranya, jadi nggak sempat punya foto pasangan keren itu.. jadi saya mengambil gambar dari SINI. |