Rabu, 30 Mei 2012

Ping, racikan pesan yang manis


 





Sebuah kolaborasi yang manis dari mbak Riawani Elyta dan Shabrina WS. Berawal dari ide yang pastinya terlahir dari nurani seseorang yang benar-benar mencintai binatang.
Ping, adalah nama anak orang utan yang mengalami nasib menyedihkan. Ia harus menghadapi kenyataan pahit saat kehilangan ibunya.
Dan Molly adalah gadis penyayang binatang yang nekat mengikuti teman bulenya yang bernama Nick, untuk meneliti orang utan di hutan kalimantan.
Dua kisah yang dituturkan secara bergantian itu mengalir sendiri-sendiri, dengan bahasa dan gaya racikan kata yang sama-sama menawan. Deskripsi seting dan karakter tokoh terbangun dengan apik dalam kisah Molly. Pun deskripsi tingkah laku Ping selaku orang utan pun terasa sangat hidup. Seolah-olah benar-benar orang utan yang sedang berkisah bagaimana ia membuat sarang, memilih makanan
dan bertahan hidup, bahkan dia juga bisa trauma terhadap tragedi yang beruntun menimpanya.
Petualangan di kalimantan mempertemukan Molly dengan Archi, teman lamanya saat di SMA. Ternyata dia adalah putra tunggal pengusaha sawit yang terkenal. Pertemuan itu menghadirkan konflik khas anak muda, antara Molly, Nick dan Archi. Tentang aroma kecemburuan dan tentang perbedaan pendapat dalam memandang kelestarian orang utan.
Selanjutnya, cerita petualangan itu berakhir dengan memikat. Pada satu titik pertemuan antara tokoh utama orang utan dan Molly. Dan sungguh menggoreskan pesan yang mau tak mau akan tertangkap oleh pembaca, yaitu mengajak untuk lebih mencintai satwa demi keseimbangan ekosistem dan semesta.
Maka, jika ingin tahu cerita lengkapnya, ya beli sendiri bukunya yaaaaa! (alasan karena nggak bisa meresensi dengan ciamik dan bener nih, hehe). Sebagai pemenang lomba menulis yang diadakan oleh penerbit bentang belia, karya duet ini adalah jaminan bahwa isinya memang keren.
Dan sungguh karya ini membuatku salut, kagum dan terharu saat kali pertama salah satu penulisnya mengabarkan berita kemenangannya melalui sms padaku. Kabar yang membuatku tersenyum senang saat membacanya (meski campur ngiriii dikit, hihi). Padahal saat itu aku sedang dalam puncak payah dan resah karena menunggui anak yang sedang opname sebab DBD. Berita itu membuat ku sejenak terhibur karena seolah merasa ikut larut dalam euforia kemenangan yang indah.
Setelah berproses terbit menjadi sebuah buku berkaver biru yang nyentrik, karya itu tetap membuatku terharu akan kisah proses kreatif kedua penulisnya. Yang mana keduanya adalah teman facebookku. Dan keduanya sama-sama belum pernah bertatap muka di dunia nyata. pastinya karya keren itu bisa rampung dikarenakan sentuhan persahabatan. Persahabatan yang manis merupakan kisah menakjubkan yang tak pernah lekang oleh zaman.
Akhirnya...
Buku itu kini sudah berjajar manis diantara deretan buku koleksi berhargaku. Yang akan kujaga dan kuwarisakn untuk anak-anakku kelak.
Luv it :)

2 komentar:

  1. pengen baca buku ini, mudah2an blm kehabisan di gramed makassar :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih sdh mampir mbak :)
      insyaallah masih ada. msh baru terbit kok :)

      Hapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...