Sebuah
kolaborasi yang manis dari mbak Riawani Elyta dan Shabrina WS. Berawal dari ide yang pastinya terlahir dari nurani
seseorang yang benar-benar mencintai binatang.
Ping,
adalah nama anak orang utan yang mengalami nasib menyedihkan. Ia harus
menghadapi kenyataan pahit saat kehilangan ibunya.
Dan
Molly adalah gadis penyayang binatang yang nekat mengikuti teman bulenya yang
bernama Nick, untuk meneliti orang utan di hutan kalimantan.
Dua
kisah yang dituturkan secara bergantian itu mengalir sendiri-sendiri, dengan
bahasa dan gaya racikan kata yang sama-sama menawan. Deskripsi seting dan
karakter tokoh terbangun dengan apik dalam kisah Molly. Pun deskripsi tingkah
laku Ping selaku orang utan pun terasa sangat hidup. Seolah-olah benar-benar
orang utan yang sedang berkisah bagaimana ia membuat sarang, memilih makanan
dan bertahan hidup, bahkan dia juga bisa trauma terhadap tragedi yang beruntun menimpanya.
dan bertahan hidup, bahkan dia juga bisa trauma terhadap tragedi yang beruntun menimpanya.
Petualangan
di kalimantan mempertemukan Molly dengan Archi, teman lamanya saat di SMA.
Ternyata dia adalah putra tunggal pengusaha sawit yang terkenal. Pertemuan itu
menghadirkan konflik khas anak muda, antara Molly, Nick dan Archi. Tentang
aroma kecemburuan dan tentang perbedaan pendapat dalam memandang kelestarian
orang utan.
Selanjutnya,
cerita petualangan itu berakhir dengan memikat. Pada satu titik pertemuan
antara tokoh utama orang utan dan Molly. Dan sungguh menggoreskan pesan yang
mau tak mau akan tertangkap oleh pembaca, yaitu mengajak untuk lebih mencintai
satwa demi keseimbangan ekosistem dan semesta.
Maka,
jika ingin tahu cerita lengkapnya, ya beli sendiri bukunya yaaaaa! (alasan
karena nggak bisa meresensi dengan ciamik dan bener nih, hehe). Sebagai
pemenang lomba menulis yang diadakan oleh penerbit bentang belia, karya duet
ini adalah jaminan bahwa isinya memang keren.
Dan
sungguh karya ini membuatku salut, kagum dan terharu saat kali pertama salah
satu penulisnya mengabarkan berita kemenangannya melalui sms padaku. Kabar
yang membuatku tersenyum senang saat membacanya (meski campur ngiriii dikit,
hihi). Padahal saat itu aku sedang dalam puncak payah dan resah karena
menunggui anak yang sedang opname sebab DBD. Berita itu membuat ku sejenak
terhibur karena seolah merasa ikut larut dalam euforia kemenangan yang indah.
Setelah
berproses terbit menjadi sebuah buku berkaver biru yang nyentrik, karya itu
tetap membuatku terharu akan kisah proses kreatif kedua penulisnya. Yang mana
keduanya adalah teman facebookku. Dan keduanya sama-sama belum pernah bertatap
muka di dunia nyata. pastinya karya keren itu bisa rampung dikarenakan sentuhan
persahabatan. Persahabatan yang manis merupakan kisah menakjubkan yang tak
pernah lekang oleh zaman.
Akhirnya...
Buku
itu kini sudah berjajar manis diantara deretan buku koleksi berhargaku. Yang
akan kujaga dan kuwarisakn untuk anak-anakku kelak.
Luv
it :)
pengen baca buku ini, mudah2an blm kehabisan di gramed makassar :)
BalasHapusmakasih sdh mampir mbak :)
Hapusinsyaallah masih ada. msh baru terbit kok :)