Senin, 04 Juli 2011

Rondo teles.. Janda basah?...




Bahasa jawa menurutku adalah bahasa yang paling kaya (tanpa mengecilkan arti bahasa daerah lain lho ya.. smua bahasa daerah punya keunikan masing-masing yang harusnya dilestarikan oleh pemiliknya kan..). Rupa-rupa kosa kata dan juga perbedaan-perbedaan khusus tingakatan kehalusan dan orang yang diajak bicara.

Bagi orang jawa pasti tau dong kalau ngomong sama orang tua itu nggak sama bahasanya dengan ngomong sama teman sebaya atau anak-anak. 
Kamu, kalau untuk bicara pada orang tua, guru, atau orang yang dianggap lebih tinggi derajatnya menggunakan bahasa halus (kromo) yaitu : panjenengan atau njenengan. 
Sementara untuk bicara pada teman sebaya boleh menggunakan bahasa medium yaitu : sampeyan atau peyan..
Dan untuk bicara pada anak yang lebih kecil atau orang yang dianggap lebih rendah derajatnya boleh menggunakan kata : kowe, koen atau awakmu..
Kesemuanya itu memang seakan-akan mengkotak-kotakkan manusia dalam kasta yang berbeda. Namun pada dasarnya perbedaan bahasa dengan melihat orang yang diajak bicara tersebut lebih mengacu pada ilmu sopan santun dan etika ramah tamah yang dijunjung tinggi oleh masyarakat jawa dan bangsa indonesia pada umumnya.

Ada lagi yang menunjukkan kekayaan bahasa jawa.
Yaitu pada contoh kata buah mangga.. yang mana dalam bahasa indonesianya sama saja antara yang masih mentah atau sudah matang. Lain kalau di jawa, buat mangga matang namanya Pelem sementara buat yang masih mentah namanya pencit. Belum lagi perbedaan antar lokasi juga membuat perbedaan baru, hanya karena beda kampung (masih sekecamatan, kabupaten dan provinsi) kadang menyebutkan sesuatu juga beda. Di beberapa kampung lain menyebut buah mangga dengan poh.

Terus..? masih ada lagi lho istilah jawa yang tidak dapat di indonesiakan.. contohnya : kunduran trek.. :D makna aslinya adalah ketabrak truk yang lagi jalan mundur :D coba di bahasa indonesiakan! nggak bisa kan hehe..
Eh ada juga istilah umum pada bahasa jawa yang seperti ungkapan ketika dibahasa indonesiakan itu berarti lain. Seperti judul yang aku semat di atas.. rondo teles arti asalnya adalah janda basah. Ntuh apa maksudnya sih? rondo teles adalah istilah masyarakat jawa untuk menyebut janda yang masih muda dan kaya. Ada lagi istilah Rondo royal.. apalagi itu? arti asalnya kan janda yang suka menghambur-hamburkan harta untuk urusan nggak penting, jangan salah! arti kata rondo royal itu adalah nama jajanan yang terbuat dari tape singkong yang dibalur tepung terigu plus gula kemudian digoreng hehe.. jauh banget kan.

Wah yang pasti menurutku bahasa jawa adalah warisan tradisi. Sayang banget kalau tidak dilestarikan sebagai bahasa Ibu yang dipakai komunikasi dengan anak-anaknya. Miris saja melihat di lingkunganku sendiri *yang termasuk kampung* makin banyak orang tua yang entah apa alasannya lebih menggunakan bahasa indonesia untuk komunikasi sehari-hari dengan anaknya. Dan hasil yang kulihat... anak-anak itu kurang bisa bahasa kromo ketika bicara dengan orang tua. Aku termasuk yang masih menggunakan bahasa jawa saat berbincang dan mengajari anak-anak. Menurutku bahasa indonesia bisa dipelajari sambil jalan, toh kita hidup di Indonesia kan.. bukan di Ceko :D. Dengan kecanggihan tekhnologi informasi bahasa indonesia sangat mudah dipelajari. Anakku Fahri (5 tahun) sudah lancar bahasa indonesia tanpa diajari di rumah.

Dan sekarang... karena mengikut seorang teman penulis, Aku juga sedang belajar menulis dengan bahsa jawa, cerpen dan puisi... bheuuuh ternyata susah lho, asli orang jawa tapi memadukan kata perkata dalam jalinan jawa tak semudah biasanya ketika meracik karya bahasa indonesia.  Tapi aku sungguh masih niat belajar.. satu tujuan yaitu ikut sumbangsih kelestarian tradisi yang semakin ditinggalkan oleh pemiliknya sendiri. hmmm...
Sedikit goresan parikan jawa karyaku :


NYANDINGI EMBUN

Apa sing tak ngerteni,
Dina iki...
Langit soyo biasa,
Koyo rupane wingi lan wingi bengi...

Sapa sing arepe tak kandani,..
Sejaning sekabehe sing duwe ati..
Sajakane wis nggawa tembang'e urip dewe-dewe..

 Mung aku nyawang iki..
Sak njero beninge kali,
Sak banjur ngubek-ngubek,
Tibane...,

 Ra kudu ono lintang..
Sing ndamar gemrombyang
Ra mesthi mawar sing abang mbranang
Tur pepaes sing larang larang..
Cukup sliramu...
Komplit,
Nyandingi embun isuk-ku.
*** 

Jawa, Sunda, Madura, Batak.. sesungguhnya kita kaya.. namun seberapa serius kita menjaganya..?(*)


*Gambar diambil dari sini.





2 komentar:

  1. mbaaak, apik geguritane
    ono=ana

    BalasHapus
  2. hehe.. dah pernah tak share di fb juga.. tapi nggak ada rondo telesnya :D

    BalasHapus

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...