Sabtu, 27 Oktober 2012

Penthol daging bikin sendiri.

Hari ini sepertinya pedagang penthol pada libur deh. Pasalnya Idul adha di kampung saya tahun ini ada yang menyembelih sapi. Dan ndilalah tanpa janjian,.. saya dan beberapa tetangga kok ya kompakan sama bikin penthol. Ada yang belum tahu apa itu penthol? penthol itu makanan lho, bukannya nama gedget wkwkwk.. jauh banget Bu.

Orang kebanyakan menamakannya baso, bulat bulat yang terbuat dari tepung dan daging atau ikan. Kalau di kampung saya lazim orang berjualan pentol basonya saja tanpa kuah sebagai jajanan cemilan anak-anak di sekolah atau bermain di rumah. Kemudian dikasih bumbu kacang kecap atau saus. Nah, karena sedang banyak yang punya daging gratisan, maka pada kesempatan tersebut banyak yang membuat penthol sendiri di rumah. Kalau para tetangga sama menggilingkan dagingnya di pasar (biasanya sekalian dibumbui sama abang penggiling, komposisi dan rasanya mirip dengan penthol-penthol yang dijual bebas, standar rasanya menurut saya itu seringkali banyak banget rasa vetsinnya.. hmm). Makanya saya berusaha membuat sendiri penthol ala saya, dari beberapa kali hunting resep dari kerabat, sodara, tetangga dll.. saya memilih yang paling mudah, murah dan agak berbeda.

Ini dia resep hasil utak atik saya, yang alhamdulillah hasil akhir rasanya enak. Anak-anak suka, sampai sampai dari sejak matang dan masih panas sudah keluar masuk dapur, maemmm terusss. Ayahnya yang belum pulang kerja sepertinya tidak akan kebagian kalau saya tidak cepat-cepat menyisihkan.

-Tepung kanji (tapioka) dan tepung terigu. Perbandingannya 3:2 yaitu jika kanjinya 3ons maka terigunya 2ons.
-Telur kocok yang fungsinya untuk perekat. Jadi dikira-kira sendiri dengan perbandingan tepungnya ya :)
-Bumbu : bawang merah, bawang putih perbandingannya 5:1. Lebih banyak komposisi bawang merahnya. Goreng sebentar kemudian ulek dengan merica sejumput saja, atau lebih enak menggunakan merica bubuk.
-Sledri dirajang halus. Kalau saya tadi 3ons kanji memakai seikat sledri yang harganya 1000an (ini yang bikin rasa pentol jadi istimewa)
-Daging, komposisinya sesuai selera, makin banyak makin enak. Dicincang kecil-kecil kemudian di blender sudah bisa halus seperti gilingan. Kalau saya lebih suka yang masih bertekstur daging jadi tidak semua daging saya blender. Sebagiannya saya sisihkan masih berbentuk cincangan kecil.
-Campur daging, tepung, kocokan telur dan bumbu dalam satu wadah, uleni dengan air dingin (air es). Tambahkah penyedap sedikit saja.
-Bentuk bulat-bulat dengan memakai 2 sendok dan langsung masukkan ke dalam rebusan air mendidih. Atau jika adonannya lebih lembek bisa dengan tekhnik yang pakai tangan. Kalau saya sih lebih suka yang pakai sendok. Tangan lebih bersih dan gak perlu cuci-cuci jika mendadak perlu melakukan hal lain.


-Jika penthol sudah naik mengambang ke permukaan air, tandanya ia sudah matang dan bisa diangkat kemudian ditiriskan. 

Jumat, 26 Oktober 2012

Kisah guru, dulu dan kini.

Guru adalah profesi yang amat mulia. Layak sekali mendapat gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Jika orang tua biologis adalah yang memberikan mereka makanan agar fisiknya tumbuh berkembang dengan baik,   maka sosok guru juga merupakan orang tua yang memberi makanan bagi rohani seorang anak, bagi otak dan pemikirannya.

Guru juga mempunyai peluang pahala yang berlipat kali lebih benyak dari pada pekerjaan lain. Jika didasarkan hadits Rasul yang menyatakan bahwa amal manusia akan terputus ketika dia meninggal kecuali 3 perkara : Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendo'akan orang tuanya. Semua orang bisa beramal jariyah[1], berilmu yang manfaat dan mempunyai anak yang soleh[2] namun hanya guru lah yang paling banyak bisa mengambil pahala ilmu yang manfaat. Karena setiap hari pekerjaannya adalah membagi ilmu kepada anak didiknya. Coba saja dikalikan berapa pahala mengajarkan seorang anak membaca Alfatihah atau mengajarkan do'a-do'a pendek sehari-hari, kemudian suatu saat salah satu anak didiknya itu dewasa kemudian juga menjadi guru dan mengajarkannya lagi pada anak-anak didiknya, kepada anaknya sendiri. Sudah berlipat-lipat kali bukan?

Senin, 22 Oktober 2012

Menjeng Tempe

Ini resep orang kampung sejak jaman dulu.
Orang-orang yang masih taraf ekonomi seadanya lebih sering ketemu lauk tahu dan tempe. Dan lauk menjeng tempe ini termasuk kreasi resep mengolah tempe agar tidak melulu digoreng dan direbus saja.

Resep murah meriah ini masih sering saya buat, yah karena memang saya masih tinggal di kampung dan juga anak-anak saya lumayan doyan :)

Ini dia resepnya :

Untuk 2 papan tempe yang 1 papannya biasa saya beli seharga 1000 rupiah, bumbunya adalah  : Bawang merah dan putih, cabe, ketumbar, daun jeruk purut, garam dan gula (ini bumbu minimalis.. kalau resep orang tua malahan harus komplit seperti bikin bumbu sayur lodeh, nah terserah anda mau coba resep orang tua atau orang muda semacam saya he he..)

Ulek semua bumbu, tambahin penyedap bila suka (kalau saya kadang2 pake merek M*s*ko dikiit aja..)
Tempe dikukus sampai matang kemudian diulek campur bumbu, taburin sedikit tepung kanji sebagai perekat kemudian kepal-kepal berbentuk bulat lonjong atau sesuai selera. (Hmm.. boleh ditambahkan parutan kelapa muda atau gorengan teri yang diremukkan.. sebagai selingan kreasi). Kemudian goreng sampai kuning kecoklatan.. golden brown kalau juri master chef bilang...

Dan inilah penampakannya :

Menjeng tempe ala saya, cocok berjodoh sama sayur asem dan dimaem ketika cuaca panazz.. seger deh :)

Minggu, 21 Oktober 2012

Cerita kecil di studio foto

Ceritanya tadi habis dari studio foto... hmm ya jelas acaranya mau bikin foto lah untuk keperluan membuat KTP.

Nah di studio foto tersebut si Zahra ketemu adek kecil anaknya orang cina. Pipinya cubby, pitih beniiing kulitnya, imut dan lucuu banget. Namanya Michelle, kelihatannya sedang sama mbak pengasuhnya deh (soalnya enggak mirip hehe..) dan dia dipanggil Memey mirip seperti tokoh dalam Upin Ipin.
Ya bisa dipastikan Zahra sueneng banget main sambil nunggu fotonya jadi.

Iseng foto deh :

Fahri, seperti biasa enggak mau difoto. Dia hanya memberikan tangannya buat kamera :D..  duuuh sizahra kalau bersanding sama Adik Memey kelihatan jadi item, padahal kalau di rumah dia paling putih bening hehehe...

LOMBA BLOG : ANDAI AKU MENJADI KETUA KPK



Persyaratan : 
  • Peserta : Blogger, Mahasiswa, Masyarakat umum WNI, tinggal di Indonesia
  • Peserta harus memiliki blog pribadi
  • Konten Blog yang dikirimkan harus berbahasa Indonesia maksimal 1500 karakter, dan terlebih dahulu di publikasikan di blog pribadi peserta
  • Tidak boleh mengandung pornografi, SARA, adu domba, serta yang tidak berhubungan dengan tema "Andai Aku menjadi Ketu KPK"
  • Mengandung ide baru yang orisinal, tanpa ada copy-paste content dari web/blog lain

Sabtu, 20 Oktober 2012

Saya harus bilang WOW dengan kreatifitas iklan-iklan sekarang.

Sebuah kata-kata yang agak menyebalkan namun menjadi sangat populer ditirukan masyarakat seindonesia.
Iya, bagaimana tidak menyebalkan? orang asyik cerita dengan antusias, merasa apa yang diceritakan itu akan sangat mengejutkan dan mengesankan tapi ternyata cuman ditanggapi  dengan "Trus guweh harus bilang WOW gituh?"

Tak hanya remaja saja yang menirukannya. Bahkan orang-orang tua (yang agaknya masa remaja kurang bahagia, ikut saja fenomena alay geboy binti lebhay ^^V) mereka juga ikut-ikutan menirukan kata-kata jargon iklan provider telepon seluler tersebut dalam sesekali candaan mereka.

Dulu, sebelum benar-benar melihat versi iklannya setiap hari saya sudah mendengar dimana-mana, di dunia nyata maupun maya. Sedikit sedikit "trus guwe harus bilang WOW gituh?". Ndilalah ternyata itu kalimat berasal dari iklan tho.. Hmm,

Jumat, 19 Oktober 2012

Alasan saya setuju dengan dihapuskannya materi bahasa inggris di SD.

Belakangan beberapa teman sama membicarakan tentang rencana dihapuskannya materi bahasa ingrris dari pelajaran SD. Beberapa teman ada yang menyayangkan hal tersebut dikarenakan berpikir tentang masa depan anak-anak mereka kelak, zaman persaingan global yang makin terbuka dan bahasa internasional adalah bahasa inggris. Jadi Bahasa inggris diajarkan sejak dini itu sangat membantu dalam perjalanan belajar dan kemampuan yang dimiliki anak-anak kelak. Hmm...

Dan, ini adalah pendapat saya tentang fenomena tersebut :
Saya setuju sekali jikalau benar materi Bahasa inggris tersebut dihapus. Sebab, saya lihat sendiri bahwa anak-anak tersebut merasa berat. Tak jauh-jauh saya mengambil contoh. Anak sulung saya sekarang kelas I MI (setara SD). Dia dan mayoritas teman sekelasnya itu baru tertatih-tatih dalam membaca. Sudah bisa membaca namun belum lancar dan cepat. Dan bahkan minoritas dari teman sekelas Fahri itu ada juga yang masih susah membaca. Dan mereka juga diharuskan mempelajari bahasa inggris yang tulisan dan cara membacanya sangat berbeda dengan bahasa indonesia.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...