Ketika itu...
Perempuan yang kukenal selalu ceria dan lebih banyak tegar dalam segala vonis-vonis yang jika saja dijatuhkan padaku, aku ragu bisa menghadapinya. Namun saat itu kulihat wajahnya tampak kuyu dan terhimpit meski berusaha untuk tetap tersenyum.
Bagaimana tidak? setelah berbilang waktu yang tidak sedikit dia merawat suami yang sering kali keluar masuk RS karena beragam komplikasi di tubuhnya. Kini harus menghadapi kenyataan lagi bahwa kreati ginjal suaminya sudah mencapai angka 14. Dan dokter sudah mewajibkan untuk cuci darah. Ya.. cuci darah seumur hidup jika ingin menyambung nyawa.
Siapa yang tidak shock dan bingung. Semua orang pasti tahu berapa biaya cuci darah yang tak semurah obat batuk dan flu, ditambah lagi mereka bukan PNS yang punya ASKES. Pasti akan sangat berat
"Ada yang bilang daun sukun bisa dijadikan obat untuk ginjal... aku minta ya!" perempuan itu mengutarakan maksud kedatangannya pada kami. Ah, daun sukun di belakang rumah sangat banyak. Tentu saja tanpa ragu aku memberinya.
Aku mengiringi kepulangannya dengan hati miris dan berdo'a, smoga daun sukun itu dijadikan sebagai jodoh penyakitnya.
***
Setelah beberapa minggu, aku bertemu lagi dengan perempuan itu. Senyumnya sudah kembali secerah dulu, dia bersemangat cerita bahwa kreati ginjal suaminya sudah berkurang. setelah rutin meminum rebusan daun sukun yang sudah dikeringkan, tes kreati ginjal yang asalnya 14 menjadi 12. kemudian 10 hingga terakhir di cek menjadi 7. berkali dia ucap Subhanallah dan alhamdulillah, karena bayangan mengerikan tentang cuci darah tak jadi menyapa dan singgah pada mereka. *masih menurut keterangan perempuan itu* kreati ginjal normal manusia itu 1.5 dan jika sudah mencapai 10 maka sudah harus cuci darah.
Ikut lega sekali mendengarnya. Sungguh..
Perempuan itu adalah kerabatku. Dulu pernah menjadi ketua pondok putri di ponpes Tarbiyatun Nasyi'in Pacul gowang. yang diasuh KH Aziz Manshur. Setelah menikah mendampingi suami yang profesinya sebagai tukang las sembari aktif dalam berbagai kegiatan pengajian dan kumpulan ibu-ibu. mereka dikarunaii 4orang anak. Seiring waktu beberapa tetangga (daerah perkotaan) banyak yang memanggilnya untuk memberi privat ngaji al-qur'an dan ilmu agama.
Setelah suaminya mulai sakit (komplikasi kencing manis dan ginjal) dia mulai menggantikan pekerjaan suaminya. Meski memanggil beberapa tukang lain dengan menggunakan peralatan las yang sudah lumayan lengkap dipunyai mereka namun perempuan itu juga turun tangan jadi tukang las juga. Belanja besi dan memenuhi pesanan pelanggan untuk melanjutkan hidup.
Saat mulai dicoba dengan rentetan urusan dengan obat dan rumah sakit yang biayanya seolah seperti lintah yang menghisap berapa saja yang ada. Sungguh seolah tangan-tangan Allah berada di mana saja untuk menolongnya. Kerabat-kerabat yang tak bosan menolong, Teman, Tetangga seringkali memberi bantuan tanpa diminta. Ibarat pepatah, ketika Tuhan menutup sebuah pintu maka Dia secara bersamaan akan membuka satu jendela.
***
Dan, aku selalu terinspirasi dengan kisah perempuan itu. Keteguhannya menghadapi cobaan dan juga sikap hidup yang luar biasa dalam menjalani keruwetan yang sering di keluhkan orang kebanyakan.
"Mendekati zaman akhir nanti akan tiba saatnya orang kesulitan mencari mustahiq zakat.. artinya semua orang hidupnya mapan, susah ketika ingin menyalurkan sedekah, Maka tak perlu khawatir jadi miskin asal masih mau usaha menggerakkan tangan rezeki pasti sudah dijatahkan" begitu ucapnya yang selalu kuingat.
Ada lagi satu pesannya :
"Ikhtiyar itu tidak hanya mengobati namun juga mencegah dan menghindari penyakit... pliiis jangan sampai keseringan minum minuman *yang katanya berenergi* semacam ekst***sh, M1**, Krat**d**g... karena kebanyakan pasien ginjal yang dijumpainya dan berakhir di mesin hemodialisa kisahnya hampir sama. dulunya hampir tiap hari mengkonsumsi minuman2 tersebut" dia mengatakan itu selalu dengan ekspresi sedih penuh penyesalan. seandainya waktu boleh diputar ulang maka tidak akan melakukan kecerobohan masa dulu yang karena tak mengerti dan minim info, sang suami hampir tiap hari minum minuman tersebut karena dianggap membuat stamina segar dan bisa lebih giat bekerja.
Wallahu a'lam.
***
Tulisan ini pernah diposting dalam note facebook juga :)
Perempuan yang kukenal selalu ceria dan lebih banyak tegar dalam segala vonis-vonis yang jika saja dijatuhkan padaku, aku ragu bisa menghadapinya. Namun saat itu kulihat wajahnya tampak kuyu dan terhimpit meski berusaha untuk tetap tersenyum.
Bagaimana tidak? setelah berbilang waktu yang tidak sedikit dia merawat suami yang sering kali keluar masuk RS karena beragam komplikasi di tubuhnya. Kini harus menghadapi kenyataan lagi bahwa kreati ginjal suaminya sudah mencapai angka 14. Dan dokter sudah mewajibkan untuk cuci darah. Ya.. cuci darah seumur hidup jika ingin menyambung nyawa.
Siapa yang tidak shock dan bingung. Semua orang pasti tahu berapa biaya cuci darah yang tak semurah obat batuk dan flu, ditambah lagi mereka bukan PNS yang punya ASKES. Pasti akan sangat berat
"Ada yang bilang daun sukun bisa dijadikan obat untuk ginjal... aku minta ya!" perempuan itu mengutarakan maksud kedatangannya pada kami. Ah, daun sukun di belakang rumah sangat banyak. Tentu saja tanpa ragu aku memberinya.
Aku mengiringi kepulangannya dengan hati miris dan berdo'a, smoga daun sukun itu dijadikan sebagai jodoh penyakitnya.
***
Setelah beberapa minggu, aku bertemu lagi dengan perempuan itu. Senyumnya sudah kembali secerah dulu, dia bersemangat cerita bahwa kreati ginjal suaminya sudah berkurang. setelah rutin meminum rebusan daun sukun yang sudah dikeringkan, tes kreati ginjal yang asalnya 14 menjadi 12. kemudian 10 hingga terakhir di cek menjadi 7. berkali dia ucap Subhanallah dan alhamdulillah, karena bayangan mengerikan tentang cuci darah tak jadi menyapa dan singgah pada mereka. *masih menurut keterangan perempuan itu* kreati ginjal normal manusia itu 1.5 dan jika sudah mencapai 10 maka sudah harus cuci darah.
Ikut lega sekali mendengarnya. Sungguh..
Perempuan itu adalah kerabatku. Dulu pernah menjadi ketua pondok putri di ponpes Tarbiyatun Nasyi'in Pacul gowang. yang diasuh KH Aziz Manshur. Setelah menikah mendampingi suami yang profesinya sebagai tukang las sembari aktif dalam berbagai kegiatan pengajian dan kumpulan ibu-ibu. mereka dikarunaii 4orang anak. Seiring waktu beberapa tetangga (daerah perkotaan) banyak yang memanggilnya untuk memberi privat ngaji al-qur'an dan ilmu agama.
Setelah suaminya mulai sakit (komplikasi kencing manis dan ginjal) dia mulai menggantikan pekerjaan suaminya. Meski memanggil beberapa tukang lain dengan menggunakan peralatan las yang sudah lumayan lengkap dipunyai mereka namun perempuan itu juga turun tangan jadi tukang las juga. Belanja besi dan memenuhi pesanan pelanggan untuk melanjutkan hidup.
Saat mulai dicoba dengan rentetan urusan dengan obat dan rumah sakit yang biayanya seolah seperti lintah yang menghisap berapa saja yang ada. Sungguh seolah tangan-tangan Allah berada di mana saja untuk menolongnya. Kerabat-kerabat yang tak bosan menolong, Teman, Tetangga seringkali memberi bantuan tanpa diminta. Ibarat pepatah, ketika Tuhan menutup sebuah pintu maka Dia secara bersamaan akan membuka satu jendela.
***
Dan, aku selalu terinspirasi dengan kisah perempuan itu. Keteguhannya menghadapi cobaan dan juga sikap hidup yang luar biasa dalam menjalani keruwetan yang sering di keluhkan orang kebanyakan.
"Mendekati zaman akhir nanti akan tiba saatnya orang kesulitan mencari mustahiq zakat.. artinya semua orang hidupnya mapan, susah ketika ingin menyalurkan sedekah, Maka tak perlu khawatir jadi miskin asal masih mau usaha menggerakkan tangan rezeki pasti sudah dijatahkan" begitu ucapnya yang selalu kuingat.
Ada lagi satu pesannya :
"Ikhtiyar itu tidak hanya mengobati namun juga mencegah dan menghindari penyakit... pliiis jangan sampai keseringan minum minuman *yang katanya berenergi* semacam ekst***sh, M1**, Krat**d**g... karena kebanyakan pasien ginjal yang dijumpainya dan berakhir di mesin hemodialisa kisahnya hampir sama. dulunya hampir tiap hari mengkonsumsi minuman2 tersebut" dia mengatakan itu selalu dengan ekspresi sedih penuh penyesalan. seandainya waktu boleh diputar ulang maka tidak akan melakukan kecerobohan masa dulu yang karena tak mengerti dan minim info, sang suami hampir tiap hari minum minuman tersebut karena dianggap membuat stamina segar dan bisa lebih giat bekerja.
Wallahu a'lam.
***
Tulisan ini pernah diposting dalam note facebook juga :)
Liat judulnya kirain ada yang mencuri daun sukun dan divonis penjara lebih lama dari koruptor :p hahaha
BalasHapusAlhamdulillah semoga suami kerabat mbak diberikan kesembuhan dan umur yang panjang :)
Wah satu lagi kisah wonder woman :D
hehe salah tebak ya..
Hapusmaksih sdh mampir ya :)