Liburan bagi emak-emak seperti aku bukanlah hal yang istimewa. Toh tiap hari juga bukan bernama hari kerja meskipun selalu full dengan kerjaan ini itu yang tak ada habisnya.
Tak ada bedanya liburan atau tidak kecuali melihat anak-anak yang biasanya pagi di sekolah menjadi lebih sering terlihat dirumah.
Bukan ingin mengeluh atau atau curhat nggak jelas.
Ini tentang liburan kami. Fahri yang sebelum liburan sudah diajak tamasya ke waterboom kertosono oleh sekolahnya. Tentu saja ibu sama adeknya ikut sih, plus Mbah utinya juga hehe..
Walhasil selama 2 minggu hari libur, kami tidak kemana-mana. Karena itulah kakek neneknya Fahri yang cuma tinggal berdua itu sering mengajak Fahri dan adeknya ke rumah mereka, dijemput pagi dan diantar sore hari. Fahri Zahra hanya mau ikut pergi ke rumah orang lain bersama-sama (meskipun kakek dan neneknya sendiri).
Maka jadilah diri ini diterpa sunyi setiap pagi. Saat ditinggal suami pergi kerja, biasanya ditemani si kecil Zahra. Memasak, mencuci, bersih-bersih rumah, setrika dan kerjaan yang itu-itu juga bisa dikerjakan sambil momong. Sesekali berteriak-teriak melarang ini itu, menyuruh begini begitu. Setelah jam setengah sebelas Si Fahri pulang sekolah melengkapi keramaian dengan segala polahnya yang sudah pasti menambah volume suaraku ketika melarang ini itu dan menyuruh begini begitu hehe.. tau sendiri lah, anak-anak tak pernah bisa diam. Adaaa saja kreativitasnya berbuat ulah yang memancing ibunya ber'suara'. Hmmmm... Setelah mereka tidak ada dan aku benar-benar sendiri harusnya bisa merasa plong. Bisa menyelesaikan kerjaan rumah lebih cepat tanpa gangguan? bisa internetan, menulis, fesbukan sepuasnya? huaaaah.. ternyata tidak. Sendiri malah membuatku tambah pusing, sebal dan uring-uringan. Merindukan polah anak-anak. Merindukan keramaian juga keribetan saat bersama mereka... halah padahal nggak sampe bertahun-tahun, berbulan-bulan atau berhari-hari.. hanya beberapa jam saja dari pagi hingga sore hari. Karena anak-anak tak pernah mau menginap di rumah lain kecuali bersama ibunya.
Iseng menulis status di facebook :
Berapapun jumlah anak, ketika liburan dijemput mbah utinya tetap saja merasa kurang.
Suami istri yang punya anak puluhan bahkan belasan ketika masa tua juga hanya tinggal berdua. karena ditinggal anak-anaknya membangun rumah sendiri...
Kurang lebih seperti itu bunyi statusku. Tak berselang lama beragam komen bermunculan. Namun ada satu yang membuatku tersentak dan berpikir mendalam.
Toh nanti di akhirat kita juga akan sendiri mbak.. suami, anak, atau siapapun nggak akan mau ikut. (komen dari Bunda savitri, tetangga jombang)
MasyaAllah. Buener banget kan ya.. huhu, begitu takutnya aku akan kesendirian sehingga terkadang merasa uring-uringan dan super kesal dengan keadaan. Malah terkadang suka meloncat hayal pada keadaan sesudah menjadi kakek nenek dengan anak-anak yang pergi satu persatu... hiks, namun loncatan hayalku belum pernah mengulik tentang kesendirian saat sesudah maut, alam kubur, alam akhirat.. sungguh semua akan kita hadapi sendiri. Tak ada yang mau menemani kecuali amal-amal selama hidup di dunia. Tak ada suami, anak-anak, adik, kakak, mertua, apalagi tetangga dan teman facebook.
Agaknya mulai sekarang aku harus mengurangi phobia tentang kesendirian dan kesepian. Keadaan itu bisa saja menyapa dalam waktu tak terduga. Semua mungkin terjadi bahkan diluar terkaan hayal yang suka melintas dalam kepalaku.
Berjuang menabung amal sebagai satu-satunya cara agar kelak tak menjadi sendirian ketika dipertanyakan seluruh pertanggung jawaban. Hmm...
Kini liburan Fahri hampir berakhir. Kembali pada jadwal harian bagi yang sekolah dan kerja. Bismillah,.. akupun kembali pada dunia yang itu-itu juga. Setidaknya sentilan komen teman fesbuk kemarin akan menjadi catatan yang tergenggam untuk perjalanan ke depan. InsyaAllah...
Nah, itulah mba.. jadi, anak banyak/ sedikit, sama aja. Nanti juga sendirian, hehe
BalasHapusiya mbak..tapi tetep aja pengen punya anak banyak, biar rame saat masih ngumpul n nanti ketika tua bisa gantian yang ngunjungi hihi
BalasHapus