Suatu senja, saatnya berbuka puasa..
Ayahnya Fahri yang tadinya berangkat ke musholla tiba-tiba balik pulang dengan membawa seekor marmut kecil dan menunjukkannya kepada Zahra.
"Digigit kucing, dibawa lari-lari terus kuambil.. kasiyan.." certa suami saya.
Wew.. jadi kami kontan memeliharanya meskipun tak punya kandang. Suami saya menaruh marmut kecil itu di dalam kardus, dan saya memberi makanan apa adanya, mengambilkan sayuran yang tersedia di kulkas, waktu itu adanya cuma sawi putih.
Sembari tanya-tanya ke tetangga, cari info siapa yang punya piaraan marmut, hewan kecil itu tetap berada di rumah kami. Lucu sekali ya ternyata dia.. kalau dilihat dan ditungguin dia diem saja.. entah malu entah takut. Tapi kalau ditinggal pergi diam-diam dia mau maem dan bergerak-gerak.. "Krauks.. krauks" gitu suaranya. Mirip seperti novel anak-anak -Petualangan Ciki Kelinci- punya mbak Shabrina WS.