Sabtu, 06 November 2010

rumpi hati, sepenggal warta tentang dolly


Suguhan layar kaca.
Saat bertubi-tubi warta tentang bencana. Ada satu berita mengusik indraku.

....demonstrasi para penghuni wisma dan masyarakat gang dolly. Mereka menuntut rencana pemerintah surabaya untuk menutup gang dolly. Karena akan membunuh perekonomian mereka...

Gang dolly. Siapa yang gak kenal ?
Sebenarnya hanya sebuah gang kecil ditengah perkampungan kota surabaya. Mengapa menjadi sangat fenomenal ? tak lain adalah sebuah bisnis prostitusi yang sudah mendapatkan lebel ‘terbesar se-asia tenggara’ haduuh *ngelap kringet nulisnya*
Puluhan wisma ‘siap saji’ berjajar dengan pekerja-pekerja profesional. Banyak pelanggan berdatangan. Masyarakat sekitar kecipratan rejeki dengan menjual rokok, minuman, makanan dan lain-lain.
Terlahir semacam simbiosis mutualisma antara pekerja non formal ini dengan masyarakat sekitar sehingga menjadi seperti pagar besi yang memebrikan sekat perlindungan untuk mereka. Membiarkan tetap ada atas nama perekonomian.
Pemerintah mengupayakan berantas kemungkaran ?
Hohoho gak semudah itu lah Gus Ipul.
Bisa saja Dolly di tutup menjadi malah jadi bumerang seperti pribahasa ‘mati satu tumbuh sepuluh’ 
Berikut petikan beberapa wawancara :
Wawancara dengan PSK dengan wajah dan nama disamarkan. **sayang ya. padahal biasanya orang masuk TV jadi narsis banget tingkahnya hehe**
“Kalau Dolly ditutup kami bisa jatuh melarat. Malah keliaran di pinggir jalan. Kalo dikasih kerjaan lain yang layak pasti mau ganti kerjaan. Lah pemerintah bisa kasih nggak... janji janji saja gak pernah ada kenyataannya..” **nah tuh.. **
Wawancara dengan pemilik wisma.
“Kalau dolly ditutup bakal ada banyak pengangguran yang pasti bedampak buruk bagi kampung kami...”
Wawancara dengan ketua RT.
“Sebenanarnya saya juga setuju dengan rencana ditutupnya bisnis prostitusi ini tapi kan ya kasiyan orang-orang. pasti akan kacau kalau tidak dibarengai jalan keluar yang benar-benar tepat..” **hmmm...**
Wawancara dengan Gus Ipul (wagup jatim, tangan kanan pakde karwo tentunya)
“ Kami sudah siapkan program pelatihan ketrampilan dan menyebar yang nantinya akan dicarikan lapangan kerja di kota-kota wilayah jatim. InsyaAllah “

Kenapa..? ini adalah tanyaku. Tak bisa menyumbang jalan keluar apa-apa. Karena mungkin aku bukan penduduk Dolly yang bisa merasakan beratnya bayangan masa depan mereka tanpa bisnis ‘esek-esek’ itu. Jika aku meneriakkan idealisme menurut opiniku. Rasanya tak mampu.
Kenapa..? ini tetap menjadi tanyaku...
Padahal Allah itu ada. Beserta para malaikatnya yang tak pernah mengantuk apalagi tidur tetap membagi rizki pada semua hambanya. Maaf jika aku sok tau, menyatakan betapa piciknya pemikiran dengan meninggalkan dolly dan segala ekosistem saling keterkaitan ekonomi beregam profesi penduduknya dari bisnis haram. Akan membuat mereka putus dari rizki. Bukankan hidup adalah berjuang ? berjuang bertahan hidup adalah kamus pasti semua orang.
Yang mungkin terlupa dicarikan jalan keluar adalah. Kemana nanti para hidung belang berkantong tebal jika mau ‘pipis sembarangan’ hehehe..
Maaf temans, ini sekedar rumpi hati...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...