EMPAT MUSIM DI BELANTARA HATI
Kadang,..
Jiwaku pongah menantang embun dan semilir.
Hangatnya pagi sepenuhnya adalah karena selimutku sendiri.
Benderangnya siang...
Karena janji matahari dan cinta manisnya padaku.
Pelosok-pelosok nadi menjadi lintasan aura jejaring nafas.
Sebagai teori pasti
.......
Tersandung perih goresan pahit.
Aku mencatat semua protes...
Dalam sajak yang serak..
Dalam linang yang basah.
Menggugat pada semesta yang menjadi tak ramah.
Mencerca diri serupa raga yang payah...
Huft,...
........
Mendapati alur berliku dalam bingkai taqdir.
Memandang jatah yang sudah ditentukan.
Mamatut wajah dalam sebuah perenungan.
Ternyata udara adalah universitas kehidupan.
Petik segala bintang untuk genggaman pengajaran.
.........
Inilah teratai dalam telaga...
Syurga harus kubangun sendiri,
Dengan rakitan syukur dan ikhlas.
Redam segala api....
Dan rantai kesombongan diri.
Ingin menggapai meski dengan tertatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)