Rabu, 30 Maret 2011

PERI NEGERI MATAHARI....

Pertama kalinya lolos menembus media, luar biasa rasanya...



Inilah karya itu...



          Alkisah di sebuah negri peri. Penduduknya dinamakan para peri negri matahari. Mereka adalah para peri yang selalu bersemangat menyambut pagi. Mereka juga selalu tersenyum ceria mengisi hari untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan. Maka tak heran jika seluruh penduduk dari negri matahari terkenal pintar dan selalu punya kelebihan yang mengagumkan

         Tetapi hari itu ada seorang peri kecil yang sedang menangis di tepi danau biru. Dia terlihat sangat sedih. Dan karena tidak ada seorang pun di sekelilingnya, maka dia menceritakan keluh kesahnya pada air danau dan ikan-ikan yang sedang berenang di dalamnya.


         “Hay ikan... kenapa aku tidak bisa seperti orang tuaku. Padahal setiap hari aku selalu belajar dengan giat...” peri kecil itu diam. Menyadari bahwa dia sedang berbicara sendiri. Namun kemudian dia melanjutkan berkeluh kesah. Paling tidak dia akan merasa lega dan tidak merasa malu karena tidak seorang pun yang melihat.

          “Ayahku seorang pemain biola yang hebat, dan ibuku penari yang juga sangat hebat.. mereka berdua sering diundang ke istana peri untuk menggelar pertunjukan.. tapi kenapa aku tidak bisa seperti mereka. Belajar biola sungguh rumit, begitu juga menari... aku memang sangat bodoh... hiks.. hiks...” peri kecil itu kembali menangis.

           “Oryza...? kenapa kamu bersedih.. jangan menyerah untuk terus belajar. Suatu saat pasti kamu juga akan hebat seperti orang tuamu..” tiba-tiba ada seseorang yang berdiri disamping peri kecil itu.

         “Radix.. sejak kapan kamu disini..?” tanya peri Oryza agak malu.
         “Hehe... ya sejak kamu berbicara pada ikan tadi...” jawab Radix sambil senyum. Dia adalah teman bermain Oryza sejak kecil. dia ingin sekali menghibur temannya yang sedang sedih itu.

          “Tapi aku sudah berusaha dan tetap saja tidak bisa... hiks hiks... aku tidak bisa seperti kamu yang bisa mewarisi bakat orang tuamu menjadi tabib yang hebat..” Oryza kembali menangis.

           “Hmm.. begini saja... bagaimana kalau setiap kamu sedih kamu bernyanyi saja. ceritakan kesedihanmu sambil menyanyi di danau ini. Pasti sedihmu berkurang dan kamu akan semangat belajar lagi..” saran Radix.

          “Maaf aku pergi dulu ya... aku harus mengantar obat ke rumah kakek Rimo..” pamit Radix. Oryza mengangguk sambil melihat kepergian sahabatnya si Radix, anak dari tabib pembuat obat yang sekarang sudah mulai pintar juga meracik obat. Oryza kembali sedih melihat dirinya yang tidak bisa seperti Radix. Yang berhasil mempelajari keahlian orang tuanya.

              “Oh iya.. kenapa aku tidak menyanyi saja seperti saran Radix...” ucap Oryza.
Dan mulailah peri kecil itu menyanyi. Dengan nada yang terlintas di hatinya. Dengan kata-kata keluh kesah yang selalu membuat dia sedih. Dan ajaib.. sedihnya agak berkurang. Sehingga dia bisa pulang ke rumah dengan tersenyum.
Keesokan harinya Oryza kembali ke danau. Kembali menyanyi di hadapan danau biru dan ikan-ikan. Terkadang Radix sahabatnya menemani sebentar sebelum mengantar obat pada penduduk negri matahari yang sakit.

             “Lihat Oryza..! pasti burung-burung di dahan sana itu suka nyanyianmu. Mereka ikut berkicau dengan merdu..” kata Radix sembari menunjuk pada batang pohon.

         “Benarkah..?”
            “Benar atau tidak, anggap saja seperti itu untuk menambah semangatmu ya... jangan menyerah untuk selalu belajar. Pasti ada kehebatan yang lain dalam dirimu yang tak pernah kamu sadari... ” ucap Radix. Oryza tersenyum senang mendengar kata-kata Radix yang selalu membantunya menghilangkan kesedihan
Tanpa terasa setiap hari Oryza selalu menyanyi. Dan tanpa diketahuinya ternyata banyak orang lewat dan mengagumi suara nyanyiannya.

            “Peri kecil... bolehkan kami mengundangmu untuk menyanyi di istana..” ucap pegawai kerajaan yang sering melintas di jalan dekat danau. Oryza tak percaya dengan apa yang baru didengarnya..
         “Menyanyi di istana..?”
            “Iya.. suaramu bagus... kamu hebat...” jawab pegawai kerajaan dengan mantap.
          “Baru kali ini ada orang yang bilang begitu.. selama ini Ayah dan Ibu selalu bilang aku tidak bisa apa-apa.. “

         “Kamu memang hebat Oryza.. tidak bisa menari dan main biola tapi ternyata pintar dalam menyanyi.... nah sekarang jangan sedih lagi ya..” ucap Radix yang sudah hadir di sampingnya.

           “Nah... kamu mau kan datang dan menyanyi di istana, raja dan ratu ingin mendengar suara baru yang lain dari biasanya.. “ tanya pegawai kerajaaan lagi. Oryza menganguk dan tersenyum gembira.

               “Tapi saya harus menyampaikan hal ini pada Ayah dan Ibu.. siapa tau kami bisa membuat pertunjukan keluarga. Ayah yang main biola, Ibu yang menari dan saya yang menyanyi... “


              “Iya rasanya begitu juga makin baik.. baiklah peri kecil... kutunggu kedatanganmu” pegawai kerajaan itu pergi meninggalkan Oryza dan Radix. Dua peri kecil itu tertawa gembira. Kali ini Oryza bernyanyi bukan tentang cerita sedih.
*** *** ***
24 januari 2011.
Bint@ alMamBa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah penyambung silaturrahmi kita, maka jangan ragu meninggalkan jejak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...