Karena hidup adalah persinggahan.
Maka harus diisi dengan sebaik-baiknya amal, amal yang bisa dipertanggung jawabkan di hadapan pencpita kita kelak
Riawani Elyta..
Dia adalah perempuan inspiratif menurut versi saya, karena saya perempuan yang sedang belajar menulis tentu saja terinspirasinya dari penulis yang senior.
Saya mengenalnya hanya di sosial media, semenjak ibu 3 anak ini mulai menapakkan jemari di dunia menulis, dulu pernah bareng-bareng ikut audisi antologi dan lomba-lomba di facebook. Namun karena komitmen, disiplin waktu, kecerdasan dan ketepatannya dalam menerawang selera pasar plus selera editor penerbit menjadikan perempuan yang konon wajahnya agak mirip artis Nia Ramadhani itu melesat lebih cepat dari teman-teman seperjuangannya, lebih sering memenangkan lomba bergengsi dan tulisannya diterbitkan oleh penerbit ternama plus beberapa kali cetak ulang.
Mirip kaaan.. sama menantunya Bapak Abu Rizal Bakrie itu ^^.. |
Penulis yang banyak melahirkan buku bergenre novel romance ini mempunyai rasa khas tersendiri dalam setiap tulisannya. Meskipun genre yang diusung adalah romance, eksplorasi cinta-cintaan ala remaja dan manusia pra dewasa, namun tulisannya cenderung santun tapi tetap memikat dan nikmat dicerna indera pengecap kata oleh pembacanya. Pesan moral yang dapat saya garis bawahi setiap menuntaskan novel mbak Ria ini adalah sefaham dengan idealisme saya tentang menolak segala bentuk pelegalan hubungan seks pranikah. Beliau menggambarkannya tidak saklek seperti khutbah namun bisa melebur bersama karya sehingga pembaca tak merasakan kalau ia sedang 'dirasuki' nasehat yang mencerahkan. (maaf kalau belepotan saya mengistilahkannya).
Dalam sebuah note tentang tips menulis di Facebook mbak Ria, saya pernah membaca sebuah quote yang menarik. "Marilah kita mengambil inspirasi yang jernih dan membuang yang keruh dan kotor ke selokan". Mbak Ria menyukai novel-novel Linda Howard yang katanya agak banyak scene eksplorasi adegan seksualnya. Beliau mengambil pelajaran tentang cara mengolah suspensenya dalam sebuah novel namun tidak mengambil eksplorasi adegan seks-nya untuk diaplikasikan dalam tulisannya sendiri.
Dan dalam beberapa kali postingan behind the scene terbitnya karya, Perempuan asal kota Batam dan penyuka kopi ini juga menceritakan proses editingnya yang tidak main-main. Tak hanya EYD dan kelogisan cerita yang harus dipastikan prefect namun juga edit lapis terakhir dengan membayangkan imajinasi pembaca saat membaca tulisan adegan dua tokoh memainkan chemistrynya. Beliau berusaha meminimalisir imajinasi fantasi ke arah yang kurang baik. Saya sangat salut dan kagum sekali, saya menilai beliau pasti juga orang yang memikirkan benar efek dari sebuah tulisan merupakan tanggung jawab seorang penulis hingga nanti ke mahkamah akhirat. Seperti deskripsi blog mbak Ria yang diberi nama HALTE Riawani Elyta, Karena hidup ini adalah persinggahan, maka harus diisi dengan sebaik-baiknya amal, amal yang bisa dipertanggung jawabkan di hadapan pencita kita kelak. Subhanalllah...
Riawany Elyta berhasil membuktikan bahwa selera pasar masih banyak yang menyukai dan memilih tulisan dan buku-buku santun dan inspiratif. Ketika banyak kalangan menilai bahwa kalau tunduk pada selera pasar maka tidak bisa lagi memasukkan idealismenya dalam karya. terbukti bahwa novel-novel yang dijuluki pembacanya sebagai 'novel santun' itu bisa mengalami beberapa kali cetak ulang.
Prestasi-prestasi yang sudah diraih oleh Riawani Elyta yang patut dijadikan inspirasi sekaligus motivasi penulis lain adalah sebagai berikut :
Novel-novelnya yang sudah terbit :
1. Tarapuccino (2009)
2. Hati Memilih (2011)
3. Izmi & Lila (2011)
4. Persona Non Grata (2011)
5. Yang Kedua (2012)
6. Ping! (2012)
7. The Coffee Memory (2013)
Beberapa penghargaan lomba menulis :
1. Pemenang I Resensi Indiva (2008)
2. Pemenang II Sayembara Cerber Femina (2008)
3. Pemenang Harapan Sayembara Cerber Femina (2009)
4. Pemenang Hiburan Feature Ufuk Dalam Majalah Ummi (2009)
5. Pemenang II Lomba Novel Inspiratif Indiva (2010)
6. Pemenang I Lomba Novel Remaja Bentang Belia (2011).
Dan kesemua perjalanan menulis Riawani Elyta itu tidak dimulai semnjak kecil, namun setelah beliau bekerja, berumah tangga, mengasuh anak-anak. Artinya tak ada kata terlambat untuk belajar dan berjuang meraih mimpi.
Saya tidak ingin sekedar sok kenal sok dekat. Namun meski hanya mengikuti kabar dan perjalanan kehidupan mbak Riawani Elyta melalui dunia maya saya mantap menjadikan beliau perempuan isnpiratif. Yang pantas untuk ditiru oleh saya dan pembelajar menulis lain agar menulis dengan penuh tanggung jawab.
Novel-novel mbak Riawani Elyta. Gambar berasal dari HALTE Riawani Elyta |
Jasmine dan The Coffe Memory adalah 2 novel terbaru Riawani Elyta. Masih ada beberapa lagi yang masih proses terbit di beberapa penerbit. Gambar juga berasal dari HALTE Riawani Elyta. |
***
Tulisan ini diikutkan dalam Blog Competition "Wanita Terinspiratif" yang diadakan oleh ZALORA Indonesia dan Blog ZALORA.
Pesanan novel - novel mba Riawani Elyta masih otw dari batam ke rumah eike mbak. Langsung original ttd beliau. IIih udah ga sabar. Inspiratif mbak!
BalasHapussy jg nunggu hadiah GA dr mbak ria :)
Hapusperempuan inspiratif ini, suatu saat pengen deh ketemuan :D kapan yah, hehe
BalasHapusaku juga pengeeen :)
HapusCantiik ABnget yaa..
BalasHapusInspiratif pula MAk..
#oiyaa miriip ko :D
klo mak nchi hanie ini mirip berliana febriyanti.. tai lalatnya.. ciyus :D
Hapussuka dengan kata-kata ini : Karena hidup adalah persinggahan.
BalasHapusMaka harus diisi dengan sebaik-baiknya amal, amal yang bisa dipertanggung jawabkan di hadapan pencpita kita kelak. sangat bijak
iya.. itu deskripsi dr blog mba ria yg saya tambahin versi saya :)
HapusAku udah ketemu perempuan inspiratif ini... Orangnya low profile dan santun serta kalem...setuju kalo dia memberi inspirasi
BalasHapusaku belum dan pengeen ketemu.. ciyus :)
HapusWah, inspiratif ya Mak, jadi pingin baca karya2nya, jujur saya baru tahu tentang Mbak Riawani Elyta ini justru dari sini. Trims postingannya memberi informasi baru untuk saya :)
BalasHapuskarya2nya bagus2 mbak.. :)
Hapusmakasih sdh mampir
aku belum mebaca buku2 mba lyta kecuali Ping, tp dr interaksi di grup memang apa yang ditulis selalu menginspirasi. Dan mba binta menuliskannya dengan pas sekali, enak dibaca, mengalir dan membuat ikut penasaran pengen kenal lebih dekat sama si perempuan inspiratif ini. Ajak-ajak dong kalau ketemuan ;)
BalasHapusayok2 ketemuan dimana mbak wind? sebrang samudra dulu yak :D
Hapusudah pernah ketemu ama mbak cantik yang satu ini. waktu launching buku "Love Journey: Ada cinta di tiap perjalanan" bbrp waktu yg lalu di Batam.
BalasHapuswah senangnya yg sdh pernah ketemu :)
Hapusmakasih sdh mampir di blog saya ya mbak