Buku bersampul biru dengan tulisan judul seolah bercermin kebawah telaga nan sejuk. MOM WOW, dulu saat masih anget baru keluar dari penerbit, sempat membuat saya jatuh naksir karena unik dan bisa ditebak isinya pasti seputar kehidupan mama alias ibu, profesi dan predikat yang sama sedang saya sandang jadi ada rasa keterikatan yang membuat saya ingin menyelam ke dalam isinya.
Namun sayang ternyata daftar keinginan ke-naksir-an saya terhadap sebuah buku yang terpajang di beranda Facebook saya (karena frenslist kebanyakan adalah penulis dan pembelajar menulis yang dari waktu ke waktu adaaa saja yang sukses menunjukkan 'gigi' berhasil menerbitkan buku nan keren dan menggoda) itu tak tak berbanding lurus dengan budget yang mencukupi untuk bisa memuaskan hati membeli semuanya huhu.. (ops, ingat bu, sedang mau nulis review bukan curhat^^..). Intinya saya belum berjodoh dengan buku itu meskipun penulisnya sudah mencolek-colek mengajak barter, heuuu girang banget dapat tawaran tapi melenguh sedih saat sadar ternyata nggak ada stok satu pun buku antologi-antologi saya tersedia di rumah, mau pesen beli lagi ya kudu pake duit yang budgetnya (lagi-lagi) enggak cukup.. (hayyah getok kepala mengingatkan lagi bahwa ini review bukan curhat hehe.. maap).
Namun alhamdulillah setelah beberapa waktu saya masih ditakdirkan berjodoh dengan buku yang sempat mencuri hati saya itu. Bertemu kembali dengan sang penulis dan masih tetap dengan tawarannya buat barter, alhamdulillah kali itu saya sambut dengan sumringah karena saya sudah punya buku KISS dan selalu mengusahakan untuk punya stok di rumah.
Cukup deh prolognya (udah kepanjangaaan kalii, bu!.. ), sekarang saya akan mengulas tentang isi buku MOM WOW...
MOM WOW adalah sebuah Rehat (Reflesi hati) dari penulisnya atas segala hal yang ia lalui sehari-hari. Sungguh memang benar bahwa tak ada kejadian yang terlalu remeh untuk ditulis dan diceritakan. Karena ternyata Mbak Murti berhasil mengemasnya menjadi menarik dan tetap ada rasa 'gizi' di dalamnya. Bagi saya inspirasi setelah membaca sebuah tulisan saya ibaratkan gizi dalam makanan. Tak hanya makanan 'berat' saja yang bergizi namun banyak juga cemilan renyah, gurih dan manis yang juga bergizi tinggi. Tulisan MOM WOW ini salah satunya.
Dalam mayoritas halaman mama Murti ini banyak menyebut 2 krucilnya Rangga dan Anggita, duuh saya jadi serasa ikut melihat dan senyum-senyum karena membandingkannya dengan Fahri dan Zahra.
Seperti sebuah puzle ringan yang menampilkan kilasan-kilasan kejadian kecil yang kemudian menjadi perenungan oleh penulisnya. Sebagai pembaca yang statusnya sama dengan penulisnya, tentu saja saya selalu membanding-bandingkan dengan keadaan saya, bagaimana sikap saya dan penyelesaian saya atas problema-problema yang dibahas. Ah serasa seperti sedang ngerumpi, ngobrol santai bersama penulisnya di tukang sayur hehe.. kapan ya bisa ketemu? (ngayal sebentar.. ^^)
Banyak sekali yang mirip dengan hidup saya. Tentang bosan dan ruwetnya menjadi Ibu rumah tangga, yang sebutannya full time mom. Menurut mbak Murti sendiri (Eks wanita karier) : menjadi ibu rumah tangga itu tidak seenak yang dikira, justru butuh stamina dan konsentrasi lebih dibanding ibu bekerja. Rasa tak berdaya dan frustasi bisa menimbulkan 'tegangan tinggi' yang berbahaya. Mbak Murti tak hanya menuliskan tentang curhatnya namun juga perenungan dan beberapa solusi yang indah. Saya sebagai wanita yang tak sekalipun pernah merasakan karier yang dikatakan orang sebagai lambang kemandirian dan 'berdaya', dan setelah berumah tangga pun tak pernah memakai jasa asisten rumah tangga (jadi agak berbeda dengan pengalaman penulis) namun apa yang dituliskan mbak Murti lumayan membuat saya mendapat inspirasi kesemangatan untuk menjalaninya dengan lebih berbahagia.
Sebuah motto yang mantap : Jalani hidup, dan tuliskan! rasanya perlu saya tiru. Sebab memang sangat benar, tak ada yang terlalu remeh untuk dicatat dan di bagikan, selama didalamnya kita menemukan hikmah dan pembelajaran.
Setelah membaca buku itu semangat saya sebagai penulis jadi ter'bakar' kepengen juga mempunyai sebuah buku yang pada halaman awal atau entah di mana letak lampirannya saya bisa memperuntukkan buah pikir dalam tari jemari saya untuk anak-anak, warisan kata-kata cinta yang bisa difahami mereka kelak. Dan semangat saya sebagai pembaca dan sesama ibu menjadi bersemangat untuk mengubah warna hari menjadi bahagia.
***
Matur suwun ya Mbak Murti, sudah terkirimkan bukunya plus dikasih tambahan pula.. semoga suatu saat saya bisa membalas kebaikannya.. amiiin.
Alhamdulillah udah nyampe. M' Binta, makasih ya...berkenan baca dan menulis review ini. Iya kapan ya kita ketemu dan ngerumpi bareng di tukang sayur :)
BalasHapussmoga bisa ketemuan ya mbaaak.. makasiiih aku suka banget bukunya :)
HapusSelamat ya mbak.. senang lihat hadiahnya :)
BalasHapusSalam blogger Jombang
salam kenal.. makasih sdh mampir :)
Hapusdengan buku pun, kita berjodoh..
BalasHapusikutan proyekmenulis wb yuk :)
http://vanisadesfriani.blogspot.com/p/blog-page_19.html
yup.. insyaallah mbak :)
Hapussemoga suatu saat Dija bisa nulis buku jugaa
BalasHapusamiiin.. semangat ya dija :)
Hapus