Harusnya ini saya posting kemarin pada akhir-akhir Ramadhan. Tentang celoteh hati saya tentang para Hafidz cilik di acara #HafidzIndonesia. Namun ternyata saya harus tenggelam dalam kesibukan jelang lebaran, silaturrahmi dua keluarga (saya dan suami sama-sama dari dua keluarga buesaaar jadi acara anjangsana kunjung sana kunjung sini pada kerabat-kerabat -prioritas ke yang lebih sepuh- rasanya 7 hari pun enggak selesai deh hehe. Jadi ya terpaksa enggak bisa posting deh tentang kata hati yang ngendon di kepala dan pengen banget nulis di blog.
Kembali ke topik semula...
Semua pasti juga pada ngerti kalau yang menang adalah Hilya Qanita, si kalem dan selalu tenang meskipun kadang suaranya serak-serak kurang nyampai nafasnya saat ngaji, namun tetap tepa caranya memotong penggalan ayat.
Semua juga pada ngerti kalau yang masuk wisuda akbar adalah Farid (yang tartilnya indah, tajwidnya bagus, makhrajnya cuakep), kemudian Rifa (yang ternyata anak muridnya Papahnya Hilya, sama bagusnya saat ngaji, meski ya emang kelihat juga kalau Hilya lebih 'terasah') kemudian Raihan (yang polahnya nggak bisa diem namun saat ngaji bisa tenang seolah tersihir.. Subhanallah, trus badannya gede namun ternyata umurnya baru 5 tahun).
Sungguh saya hanya ingin mengenang, untuk kemudian meneruskan motivasi dan menyemangati diri sendiri, mengistiqomahkan juga menelatenkan diri untuk merealisasikan harapan menjadikan anak-anak saya bisa mencintai Qur'an seperti mereka.