Sekotak kue-kue itu kenapa tak lagi menarik perhatian anak-anakku?
Ada kue mendut, nogosari, apem, ketan salak, tetel (yang di beberapa daerah lain dinamakan jadah), ada juga jenang (biasanya disebut dodol).
Sekotak kue yang lazim diberikan oleh tetangga-tetangga yang mengadakan selamatan itu sama sekali tak menerbitkan selera anak-anak zaman sekarang? pertanyaan miris yang seringkali kulontarkan. Mereka lebih suka jajanan ringan dengan kemasan berwarna-warni yang dijual di toko-toko. Padahal saat aku kecil dulu, membuka
berkat[1] bawaan Bapak yang baru pulang menghadiri acara selamatan, syukuran atau hajatan lain-lain, yang biasanya dibagikan makanan dan beragam kue tradisional, aku selalu rebutan dengan saudara-saudara yang lain.
Gambar berasal dari sini.
Anak-anak sekarang terkadang lebih tertarik dengan jajanan yang sering diiklankan di layar kaca,
snack yang tidak mengenyangkan, minim gizi dan harganya juga relatif mahal. Biasanya juga menawarkan ikon-ikon rasa tertentu yang 'luar negeri' banget. Seperti rasa barbekyu, rasa pizza dan lain-lain. Juga makanan-makanan cepat saji yang iklannya sungguh sangat sangat sangat gencar (saya menyebutkan tiga kali karena memang kenyataannya sangat sering melebihi iklan makanan lainnya) juga selalu mencuri perhatian anak-anak ketika melihat televisi. Mereka selalu merajuk meminta dibelikan makanan-makanan tersebut dengan wajah sangat antusias, beda sekali rautnya saat disodori kue mendut atau apem. Duuh..
Dan menurut analisaku adalah,