Bulan Ramadhan bagi
kebanyakan orang identik dengan bulan belanja, bulan yang dipastikan biaya
untuk keperluan belanja menjadi naik dua kali lipat atau bahkan berkali lipat.
Pakar perencanaan keuangan biasanya menganggap buruk kebiasaan tersebut dan
memberikan teori untuk membatasi pengeluaran dan menekan biaya.
Padahal belanja
Ramadhan itu ada kalanya bukanlah karena konsumtif dan lapar mata. Namun untuk
melengkapi kebahagiaan yang adanya hanya pada momen bulan puasa dan lebaran.
Seperti belanja membelikan anak-anak baju dan sandal baru, atau belanja makanan
untuk dibagi-bagikan kepada sanak kerabat jelang hari raya atau saat mudik.
Jika sebelumnya sudah menabung untuk keperluan tersebut maka tak ada salahnya
belanja.