Kamis, 31 Maret 2011

CAPUNG PETUALANG BERNAMA SI UNUL


Ladang gandum Opa Henry sangat luas. Disana banyak dihuni macam-macam binantang seperti serangga, tikus, burung-burung dan aneka capung. Diantara capung yang paling banyak terlihat adalah jenis capung berekor merah.

Salah satu capung itu bernama si Unul, dia yang paling terkenal diantara teman-temannya. Apa yang membuatnya banyak dikenal? Ternyata si Unul ini gemar berpetualang. Tak hanya di sekitar lahan gandum Opa Henry, tapi juga ke tempat-tempat yang lain seperti peternakan Opa Henry atau ke taman bunga yang dirawat Melinda, anak bungsu Opa Henry.

Setiap pulang dari petualangannya si Unul selalu dinantikan oleh kawan-kawanya. Dia selalu disuruh bercerita tentang pengalamannya, tentang apa saja yang sudah dilihatnya. Namun kali ini si Unul sudah beberapa hari tidak pulang ke tempat berkumpul kawan-kawannya.

“Si Unul kemana ya..? beberapa hari ini jarang kelihatan.” tanya Anci, si capung ekor merah yang agak kecil.

“Nggak tau ya, biasanya dia pergi tak lebih dari satu dua hari.” Jawab Ninoy, si capung ekor abu-abu.

“Iya aku kangen nih sama cerita-cerita si Unul...” lanjut seekor capung lagi.
Beberapa saat kemudian si Unul yang sedang dibicarakan terlihat sedang terbang datang menghampiri mereka.

“Hay teman-teman, aku baru saja berpetualang jauuuuuuh sekali.” Cerita Unul semangat. Teman-teman yang sejak tadi menunggu tak sabar mendengar cerita selanjutnya.

“Aku baru saja dari kota, sebuah tempat belajar Melinda putrinya Opa Henry.. hmm apa ya tadi namanya?” Unul terdiam sejenak. “Kampus.. iya namanya kampus.” lanjut Unul.

“Disana aku mendengar Melinda berbincang-bincang dengan temannya, katanya dia mendapat tugas untuk mencari tau tentang tekhnologi canggih manusia yang mencontoh pada alam...”

“Terus..?” tanya Anci tak sabar.

“Temannya Melinda berkata bahwa pembuat helikopter terhebat di dunia telah berhasil membuat Sikorsky, helikopter itu digunakan untuk mengangkut tentara dan persenjataan militer teman-teman...”

“Selanjutnya..?” ganti Ninoy yang tak sabar ingin tau kelanjutannya.

“Ternyata helikopter Sikorsky itu dirancang dengan menggunakan contoh model seekor capung lho, berarti mereka meniru kita dong.... bahkan tak hanya bentuknya saja tapi juga gerakan jungkir balik saat terbang di udara yang mereka namakan manuver itu juga meniru dari gerakan terbang kita..” sambung Unul semakin semangat.

“Wah hebat ya Kita!” seru Anci

“Jangan lupa yang lebih hebat adalah Allah yang menciptakan kita...” sahut Unul mengingatkan. Teman-temannya mengangguk dan tersenyum. Petualangan Unul kali ini sungguh membawa cerita menakjubkan bagi mereka.

“Lain kali kami ikut berpetualang bersamamu ya Unul!” ucap Anci disambut teman-teman lain yang mengiyakan.

“Okke.” Jawab Unul mantap. Mereka kembali bermain di ladang gandum Opa Henry yang baru saja di penen. Terbang kesana kemari dengan gembira.
****

Bint@ almamba
31maret2011

Rabu, 30 Maret 2011

PERI NEGERI MATAHARI....

Pertama kalinya lolos menembus media, luar biasa rasanya...



Inilah karya itu...



          Alkisah di sebuah negri peri. Penduduknya dinamakan para peri negri matahari. Mereka adalah para peri yang selalu bersemangat menyambut pagi. Mereka juga selalu tersenyum ceria mengisi hari untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan. Maka tak heran jika seluruh penduduk dari negri matahari terkenal pintar dan selalu punya kelebihan yang mengagumkan

         Tetapi hari itu ada seorang peri kecil yang sedang menangis di tepi danau biru. Dia terlihat sangat sedih. Dan karena tidak ada seorang pun di sekelilingnya, maka dia menceritakan keluh kesahnya pada air danau dan ikan-ikan yang sedang berenang di dalamnya.

RUMAH BUAT ADI

Seperti biasa, ketika Mama sedang sibuk mengetik di depan laptop Adi selalu ikut bergelayut di punggung Mama. Kadang-kadang juga menunggui disamping Mama dan terus melihat Mama mengetik. Namun yang lebih sering adalah meminta main game ikan frending frenzy.

“Aduh Adi... punggung Mama sakit sayang, duduk disini saja disamping Mama...” ucap Mama, Adi pun menurut karena melihat wajah Mamanya menahan sakit dipunggungnya.

“Adi, mau nggak Mama buatkan rumah disini...?” tanya Mama sambil menunjukkan jarinya ke arah layar laptop. Adi mengerutkan kening tak mengerti.

“Adi sudah bisa menulis kan sayang, kan sudah kelas lima...?” Adi mengangguk mantap.

“Nah, disini bisa membuat rumah untuk Adi. Nanti Adi bisa menulis apa saja disana. Bermain kerumah teman, atau mengundang teman bermain ke rumah Adi..” cerita Mama.

“Disana itu dimana sih Ma?” tanya Adi masih kurang mengerti.

“Dunia maya sayang, disana bisa terhubung dengan banyak teman lewat internet.” Mama terus menjelaskan. Adi mulai faham sedikit demi sedikit.

“Apakah seperti fesbuk yang sering dibicarakan teman-teman itu ya..?”

“Iya hampir seperti itu, tapi rumah maya yang mama maksudkan ini bernama blog atau multiply. Tidak seperti facebook, disana bisa membentuk rumah kita lebih cantik dengan gambar atau animasi yang kita suka,” Adi mengangguk mendengar penjelasan Mama.

“Bagaimana..? Adi mau dibuatkan rumah?” tanya Mama lagi.

“Mauuuu..” jawab Adi riang.

“Tapi nanti Adi menulis apa?” tanya Adi.

“Menulis apa saja... tentang apa yang Adi alami hari ini, pantun-pantun kesukaan Adi, atau hobi Adi tebak-tebakan semua boleh ditulis.” jawab Mama sambil tersenyum.

“Wah... berarti Adi nanti boleh ya menjadi penulis cerita seperti Mama?” tanya Adi lagi.

“Tentu saja boleh sayang, banyaklah membaca dan latihan menulis... pasti Adi bisa.” Ucap mama sembari jari-jarinya terus menari diatas keyboard. Sementara Adi terus menatap pada layar yang berubah-ubah bentuk dan warnanya.
Beberapa waktu kemudian...

“Nah ini rumahnya Adi sudah jadi... Adi boleh masuk dan menulis sekarang!” segera setelah itu Mama dan Adi bertukar tempat.
Adi sangat gembira melihat ‘rumah’ buatan Mamanya. Dengan gambar spiderman yang sedang melompat di bagian atas dan jaring laba-laba di bagian bawah dan pinggirnya.

“Ayo sekarang mama ajarkan cara-cara memasukkan tulisan ya..!” ucap Mama. Setelah itu mereka terlihat asyik mungutak atik keyboard. Jari-jari Adi mulai lincah menari-nari mengikuti gerakan Mama.
Sejak saat itu Adi menjadi lebih sering bermain dan menulis di rumah buatan Mamanya. Sudah jarang bermain game lagi, Mama pun senang melihatnya.
Dan pada suatu sore, saat Mama menengok rumah Adi. Mendapati beberapa baris kata yang ditulis Adi.

Aku melihat matahari
Pada pagi hari,
Siang hari,
Sore hari ketika tidak mendung.
Namun aku melihat Mama
Pada pagi hari,
Siang hari,
Sore hari,
Juga malam hari dengan dongeng indahnya.
Maka aku mencintai Mama
Melebihi matahari...

Mama menangis sambil tersenyum karena terharu membacanya. Dalam hati berdo’a semoga rumah Maya itu bermanfaat buat Adi yang disayanginya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...